Langsung ke konten utama

Our little secret


Our little secret. 

This is sinsi's story.

Saya punya rambut tebal, ikal, adalah genetik yang diturunkan dari Sinsi. Noke juga sih. Cuman, rambutnya noke tuh ngga seikal punya sinsi. 

I got that from my moms. Mungkin, enaknya punya anak perempuan itu adalah ada yang diajak diskusi tentang penampilan. Entah itu baju, gaya rambut, atau aksesoris yang lagi trend, sampai warnain rambutpun, mama selalu percaya dan mempercayakannya untuk saya. 

Mama tuh mau dikayak gimanain pun, sama saya, ya udah pasrah aja gitu. Mau dimake up seperti apa, mau diajak ke salon dan disuruh potong rambut segimana, mama percaya aja. Sewaktu papa masih ada, mama selalu nanya ke papa, ....bagus ngga ya, potong gini. Cocok ngga ya, make up ini. Sampai segala sesuatu hal detail, mama selalu minta pendapat papa. Bukan dependent ya, cuman bagi saya, mama menghargai pendapat suaminya. Thats why i adore her. 

Naaaah, beda lagi dengan monet2 kecil ini. Baboon dan lilbabs. Namanya juga anak cowo ya, mereka mau yang "biasa 2 aja", mereka bakalan ngomel kalo saya mendandani ibunya yang aneh-aneh dimata mereka. Seperti saya merubah warna rambut mama, mama di make-up-in dengan gaya yang beda, mama potong rambut dengan style yang berbeda. Mereka berdua pasti melirik ke saya dan bilang.....kak ko stop deh. Ko apain mama sih hahahhaahahhahahahahaah... Padahal, mama tuh fine2 aja, ya karena emang bagus. 

Dasarnya anak cowo itu kan, ngga ngerti fashion ya. Yang mereka tau, kaos, jins, sneaker. Atau pakaian formal waktu mau ke gereja. Di dalam rumah noke, yang selalu concern tentang "pakaian rapi sesuai tempatnya" adalah saya dan papa. Kecuali, ketika kami dalam suasana santai. Saya ngga peduli mereka pake apa. Asalkan ngga norak. Tapi untuk acara formal, saya bakalan "ngomel" kalo pakaian mereka "absurd". Serius. 

Sampe pernah suatu waktu, amor bilang gini ....semoga nanti suamimu tahan dengan semua kelakuanmu ya kaka, dengan aturan pakaianmu hahahahahaahaahhahahaaa....

Saya ngga suka orang jalan dengan saya, lalu berpakaian ngga sopan. Serius. Siapapun itu. Saya pasti akan tegur. Kenapa? Kita harus belajar menempatkan diri dengan benar. Kalian mungkin punya uang untuk membeli segala macam merek baju, tapi style itu tidak hanya datang karna baju yang mahal

Someone said ....kamu bisa menciptakan fashion, tapi style itu ciri khas. 

Mungkin karna papa mengajarkan kita, tentang cara menempatkan diri dengan benar. Gimana kalo kita ada di pesta, gereja, santai, tempat kerja. Gimana caranya berpakaian yang "sopan" sesuaikan dengan tempat kita berada. 

Makanya kalo saya jemput mama di tempat ibadah, lalu saya cuman pake jeans robek, atau celana pendek, atau baju tidur, saya jarang mau turun. Saya tunggu aja di mobil. Karna saya tau, itu ngga sopan. Ya kan? Walaupun kadang di paksa oleh yang punya hajat, atau orang2 sekitarnya, untuk turun dulu. 

Anyway....

Hari ini akhirnya, mama potong rambut. Tau ngga, mama tuh langsung telpon saya untuk laporan. 

"Kaka, mama udah potong rambut kayak gini. Kayak yang kaka suruh itu. Segini. Bagus ngga?"

Saya mengangguk dengan semangat. Bagus banget ma. Mama fresh banget. Mama cantik. 

Wait a minute... Belum denger omelan si monet2 kecil kan? Hahahahahahahahahahaaa....

Cuman ya gitu ya, dirumah kita tuh semua selalu mengeluarkan pendapatnya dengan lugas. Ngomong aja, bebas kok. Kalo jelek ya udah. Bagus ya udah. 

Dan saya, 
Selalu merindukan moment2 itu kembali,
Masa di mana, saya melihat papa menemani mama potong rambut di Salon. 
Masa dimana, mereka berdua pergi belanja baju baru entah dimana, lalu pulangnya mereka akan mencoba dan saling menilai. Bergaya didepan kami, seolah2 model. 
Masa di mana, mama menemani papa membeli anggrek kegemarannya. Selalu. Lalu, mereka pulang dan papa mulai menghias taman kita. Dan saat kami pulang ke rumah, kami menemukan mereka berdua sedang duduk bercerita di teras depan, menunggu kami pulang. 
Masa di mana, papa dan mama muter2 berdua aja keliling Jakarta, tanpa ditemani kami, karna kesibukkan kami. Namun pulangnya, mereka tetap membawakan "jajanan" untuk kami. Mama tuh selalu nemenin papa long drive kemanapun. 
Masa dimana, mereka berdua saling menunggu, siapa yang tiba duluan dirumah. Biasanya sih mama ya, yang nunggu papa pulang. Namun, sesekali, papa menjemput mama ke gereja, yang berakhir dengan diskusi panjang papa dengan majelis2 disana. 

Yesus, jaga mama ya. Tolong kasih mama kesempatan yang panjang untuk melihat dan mendampingi kita bertiga terus. 

Sampai kita bisa, membahagiakan mama dengan semua yang kita perjuangkan. 

Hal yang tidak kita lakukan untuk papa. Walaupun beliau mengusahakan segalanya untuk kita. 

Mama, i love you. 

Saya selalu bilang ini, suatu hari nanti, saya ingin menjadi seperti sinsi, seorang penolong yang sepadan bagi teman hidupnya, ibu beriman yang senantiasa memeluk anak-anaknya dan wanita karier sebagai seorang pelayan Tuhan yang melayani dengan sukacita tanpa kecuali. 

Saya tidak perlu melihat contoh di luar rumah, 
Karna mama saya, adalah teladan terbaik yang ceritanya saya hidupi, hingga detik ini.




Benyada Remals "dyzcabz"


Ive tell you something, silly story about them.

Suatu hari minggu yang cerah. Kalo ngga salah itu awal tahun baru. Mama harus pimpin ibadah pagi, sedangkan malamnya kita berlima begadang sampe subuh. Mama dan papa baru tidur jam 3 pagi lah. 

Mama telat bangun. Mama panik dong. Supir gereja udah tunggu diteras. Mama kalo panik karna telat, seisi rumah bakalan heboh. Pasti. 

Tau ngga apa yang dilakukan oleh suaminya? Hahahahahaahhahaahhahahaa...

Bangun menenangkan istrinya. Lalu, keluar dengan gaya santainya, papa tuh mastermind bangeeeet. Dan dengan gaya meyakinkan papa bilang .....tunggu ya, ibu pendeta kurang enak badan semalam, abis kita begadang, tunggu sebentar. Ibu lagi ganti. 

.....(*masuk ke dalam kamar) Nona, udah tenang aja. Ganti pelan2. Saya udah bilang nona ngga enak badan. 

Kita bertiga diruang tv dengan setengah ngantuk, menahan ketawa. Hahahahahahahahahaaha....

Mama gimana? "Aduh mana ya mama punya ini..... Mana itu ya, aduuuuh dimana ini sih....bla....bla.....bla....."

Ngerti dong sekarang? Kenapa saya bilang, Sinsi dan Noke adalah Tag Team terbaik. Mereka saling melengkapi. Mereka menyempurnakan apa yang kurang dari salah satunya. 

Hingga di hari kami kehilangan Noke, kami tau, Sinsi adalah orang yang paling berduka karnanya. Sebab, mama bukan hanya kehilangan suaminya, namun paket lengkap seorang noke, yang dihadiahkan atas nama sinsi. 

Sampai hari ini, setiap kali Sinsi menceritakan tentang noke pada siapa saja yang bertanya, lihat dengan baik, ada sisi noke yang tertinggal disana, hidup dan membentuk sebagian dari karakter sinsi. 

Saat kamu melihat sinsi, kamu akan menemukan separuh noke pada setiap gerakannya. 


Semoga suatu hari nanti, ketika saya memutuskan untuk menikah, saya bisa menjadi seperti sinsi. Mencintai tanpa kecuali, memahami tanpa ragu, menemani sampai akhir, menguatkan dalam setiap tanya yang singgah, hingga hari dimana Yesus mengambil noke pulang, sinsi memeluknya dengan erat, enggan berpisah, itulah pengabdian terakhir seorang istri untuk suaminya. 

Dalam suka dan duka. Sampai maut memisahkan. Janji ini, bukan hanya diucapkan kepada manusia, namun terikat pada Allah. Setia sampai akhir. 

Berbahagialah, kamu yang setia sampai akhirnya....

My everything. She's my mom. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...