Langsung ke konten utama

Cerita penghujung MEI, di awal JUNI

Cerita penghujung MEI, di awal JUNI

Ini bukan cerita sedih, seperti 7 tahun lalu. Lama ya, ternyata waktu berlari begitu jauh ya. 

Ini cerita tentang Emeritus mama. Tentang keluarga besar Ihalauw - Hukom. Tentang perjalanan mama sebagai pendeta organik yang memasuki masa emeritus nya. 

Keluarga Hukom, lengkap. Mulai dari Om Nus, Mama ai, Om Lexi, hingga Om Jhon. Kakak beradiknya mama, lengkap. Keluarga Ihalauw juga, Tante Ita datang dari Ambon. Hingga keluarga yang dijakarta. Tante Ida Weno juga ada. 

Saya dan Amor, tiba tgl 28 pagi. Jam 06.30 dan si bungsu sudah siap menyambut kami. Karna itulah tugas elkhesed. Lalu, kami selanjutnya, kami pulang ke pastory dan menunggu latian "keluarga". Karna, mama bilang kita mau isi pujian. Sesuatu yang saya hindari. Percaya deh, tampil didepan umum bukan sesuatu yang menggembirakan untuk saya.

Hingga pagi itu, mama memanggil saya untuk memberikan kata sambutan. Tampil dan memberikan sambutan adalah hal yang selalu saya hindari dalam acara apapun. Saya si pemalas tampil ini, selalu merasa "lelah" bila harus "tampil" didepan banyak orang. Rasanya, semua tenaga saya terkuras banyak. Dan setelah itu saya harus "recharge" sepanjang hari. Hingga siap menghadapi hari lainnya.

Yep, im weirdo. Saya sudah menyiapkan kata sambutan, sudah ada. Namun, saya mau elkhesed yang harus membacakannya. Karna bagi saya, Eset jauh lebih baik. Nyatanya, ketika berbicara dengan mama di Pagi hari itu, mama bilang gini .....kaka, mama maunya kaka. Nanti, setelah sambutan kalian kasih mama bunga. Eset yang akan kasih mama bunga. Tapi mama maunya sambutan itu kaka. Kaka kan anak sulung. Ya?

Sama seperti hal2 sebelum ini, permintaan mama selalu sulit ditolak. Sulit, untuk ditolak. Akhirnya dalam 24 jam pertama saya dijakarta, yang saya lakukan adalah mengambil baju di depok, trus ke rawa belong untuk merangkai bouquet bunga untuk mama. Trus kita ber 4 makan, saya, eset, ekel, dan mizz. Gimana ya, sangking padatnya acaranya saya sampai lupa makan. Ckckckckckck.... Parah ya? 

Saya dan eset sampai di rumah sudah jam 02.00. Cuci muka, dan tidur. Karna besok adalah hari H. Acaranya sampai malam, kata mama. Hahhahahahahahahaha....

Saya bangun jam 07.00. mandi duluan, karna saya adalah si paling lama siapnya. Saya bisa dandan sampe matahari terbenam, walaupun ya biasa aja ya. Hahahahahahahahahaaha.... Eset aja sampai ngomel. Ngomel banget. Hahahahahahahaa...

Sambutan gimana? Pasrah aja. Apa yang terjadi ya sudahlah. Saya yang akan memberikan sambutan sebagai anak sulung. Puas ya. Saya tidak berekspektasi gimana2 sih. Saya hanya membacakan tulisan2 yang biasanya saya tulis aja. Walaupun sedikit emosional sih ya. Karna di tepat di orgel itu, saya melihat papa. Papa tersenyum dan bertepuk tangan. Saya tersenyum menatapnya. My forever hero.

Saya tidak begitu tau, rangkaian acaranya. Saya sedikit saja yang mama ceritakan. Namun, bagi saya, ibadah emeritus mama ini, sangat apik. Sangat apik. Tertata dengan baik. Apalagi ketika mama, membasuh kaki kedua pendeta, anak vikarisnya mama. Airmata saya luruh. Tanpa sadar, saya menundukkan kepala saya. Untuk keangkuhan, kekerasan kepala saya, ketidaksabaran saya, saya begitu naif. Melihat mama melakukan hal itu, rasanya seperti menampar diri sendiri.  

Untuk setiap "keakuan" yang selalu saya pertontonkan, rasanya apa yang saya buat, begitu menyakiti Yesus. Mama, memiliki hati seorang hamba. Hingga dalam semua pergumulan yang terjadi, mama tidak pernah maju sendirian. Ada Yesus, disisi nya. Bersama Yesus, mama melewati setiap hal yang terjadi. 

Maafin saya, bila belum mampu menjadi contoh yang baik. Seperti mama dan papa. Saya jauh dari mereka. Mereka menghidupkan firman Tuhan dalam kegerakkan nya, hingga berkat Tuhan mengalir atas hidup kami. 

Yesus itu baik. Yesus itu ajaib. Yesus memanggil papa pulang dan menempatkan mama menjadi KMJ kembali. Hingga dipenghujung masa organiknya, mama bisa menikmati kembali masa-masa menjadi KMJ bahkan diberikan kesempatan untuk mementori 2 vikaris. Sesuatu yang terjadi diluar dugaan kami. 

Yesus selalu punya cara, iyakan, ma?

Ketika lagu, Api Injil berkumandang lalu satu persatu pendeta menyalakan lilin ke depan. Papa tau? Saya langsung mengingat hari itu, saat mereka memikul peti papa keluar dari gereja. Lalu semua yang ada disitu, mengangkat kidung Api Injil. I miss you, dad. I miss you so bad. 

Sambutannya saya gimana? Berjalan seperti seharusnya. Mereka bilang sambutan saya sangat bagus. Om Nus bahkan mengangkat jempolnya untuk saya. Beberapa yang datang ke rumah memuji isi dari sambutan saya. Saya? Seperti biasa, skeptis. Ya baguslah, ngga mungkin saya menulis sesuatu yang tidak bagus. Iyakan pa? Sekalipun ketika berdiri disana, rasanya saya pengen menyudahinya dengan cepat. 

Setelah acara inti selesai. Dilanjutkan dengan acara ramah tamah hingga malam. Kami, bersuka bersama jemaat GPIB Sion. Hingga malam tiba. 

Karna besok, tgl 30 Mei, kami menganggkat barang keluar dari Sion. Tugas mama sudah selesai. Tempat kami bukan lagi di Sion. Kami harus memasuki rumah sewa sebelum rumah pensiun mama selesai, pa. Papa percaya ngga, barang kita banyak bangeeeeet pa hahahahahahhahaaa....

Akhirnya kita masih sewa 1 truk tentara lagi. Beserta 3 mobil lainnya. Lalu kita beriringan menuju Sentul. Tempat kita tinggal, untuk seterusnya. Tempat kami pulang dan melepas lelah. Rumah kita di sentul, pa. Seperti dulu, yang selalu saya bilang ke papa, saya pengen punya rumah di daerah yang sejuk. Didaerah yang tidak ramai. Udaranya bersih. Tenang. 

Griya Alam Sentul. Pengerjaan rumah kita sudah 60 %. Sebentar lagi selesai. Kemaren, saat memasuki rumah kontrakkan yang berada tidak jauh dari rumah kita, saya mengucap syukur, pa. 

Yesus membuat semua indah pada waktunya. 

Tinggal menunggu waktu, pa. Waktu pulang. Waktu pindah. Waktu acara selanjutnya. Semua ada waktunya. 

Papa harus liat, di sentul ini banyak sekali tempat2 bagus. Tempat nongkrong. Cafe diatas bukit. Pokoknya ada banyak tempat wisata. Kita bisa ke puncak lewat jalur alternatif pa. Keren kan?

Malam pertama kita ada di rumah sentul. Kita ber4, berdoa mengucap syukur. Atas kebaikkan Tuhan Yesus atas kita, pa. Kita tidak meminta rumah mewah besar megah, bukan pa. Kita hanya ingin rumah sederhana tempat kita berkumpul. Tempat kita melepas kangen. Tempat kita tinggal dan berteduh. 

Bukan bangunannya yang harus ditonjolkan, namun ikatan didalamnya yang harus selalu menyamankan. Bagi saya, rumah bukan hanya tentang materialnya, namun pondasi utamanya adalah bersama mereka yang saya cintai. 

Walaupun pulang ke rumah nanti, tidak seperti kembali ke yang dulu. Rumah tetaplah rumah. Karna disana, selamanya ada pelukan hangat mama yang menyambut kami, ada kerinduan tentang "omelan" papa yang senantiasa menemani, dan disana, kami akan merangkai cerita-cerita indah baru, dengan perkenanan Yesus. 

Papa tau, amor sudah lulus vikaris, tinggal penempatan. Eset masih memperbaiki nilai, pa. Saya? sabar, pa. Kejutannya tahun ini atau tahun depan. 

Kalo mau nonton versi lengkapnya Ibadah Emeritus Pdt. Em. Fransien Ihalauw - Hukom, boleh nonton di Youtubenya GPIB Sion Jakarta. (*Ini ngga promosi ya, cuman kalo mau aja. Ngga dipaksa juga) 



Benyada remals "dyzcabz"


Ini saat mama menyalakan lilin diiringi oleh lagu Api Injil. Semua pendeta menyalakan lilin.

Saat mama melakukan pembasuhan kaki, kepada Pdt. Fitri, salah satu anak vikarisnya mama. Dulu, saat diteguhkan menjadi pendeta, mama juga melakukan hal yang sama. Kalo mama bilang ini sebagai simbolik, pelayanan Tuhan harus terus dijalankan. Ini adalah bentuk regenerasi. 


Kita berempat. Kita memang keluarga yang selalu menertawakan segala hal. Bahkan di moment penting. 

Keluarga besar Ihalauw - Hukom. Ada, Poluan - Hukom, Tapilatu - Hukom, Paays - Hukom, Ihalauw - Sihasale, Siwabessy - Hukom, Sumarsono - Hukom. Lengkap. 

Kita makan2 disalah satu resto di sentul. Hahahhahahahahaha....Rame ya. 

Versi lebih jelasnya. 

#candid  lucunya, gayanya kita ber3 bisa samaan gitu. Oh, ya, idung overdose mancung memang identitas. Iyakan pa?😎

Ini sebagai foto penutup, saat mama berjalan keluar gedung gereja, sambil menyanyikan Sepanjang Jalan Kenangan. Diantar oleh PHMJ dan beberapa presbiter. 


Tugas mama sebagai pendeta organik GPIB sudah selesai. 

Namun sebagai seorang Pelayan Tuhan, panggilannya akan tetap berlaku seumur hidup mama. 

Terima kasih semua jemaat2 yang pernah mama layani, semoga semua hal yang sudah mama berikan, bisa menjadi berkat bagi jemaat dan biarlah melalui mama, Nama Yesus dimuliakan. 


Sampai masa tuamu, Aku, Yesus tetap dia,
Dan sampai putih rambutmu, aku menggendong kamu,
Aku telah melakukannya, dan mau menanggung kamu terus.

Lagu ini adalah lagu kesukaan papa. Lagu ini menjadi penguat bagi siapa saja, yang sudah memasuki masa lanjut usia, namun karya Yesus senantiasa ada dalam setiap insan yang pakaiNYA. 

Sinsi, you've done a great job. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...