Heartbreak Motel
Karya Ika Natassa
Saya salah satu Pengagum novelnya Kak Ika Natassa. Awalnya saya beli sebagai ada bahan bacaan aja waktu nunggu di airport. Novel pertamanya yang saya baca kala itu A Verry Yuppy Wedding. Saya beli di gramed Jogjakarta beberapa tahun lalu. Iseng aja.
Lalu, berlanjut menjadi candu. Anthology Rasa. Critical Eleven Twitvortiare. The Architecture of Love. trus ada beberapa lagi, namun saya lupa judulnya. Sampai yang terakhir Heartbreak Motel.
Kenapa saya suka? Bahasanya sederhana. Semua ceritanya related dengan relationship dan terkadang -shit yang terjadi. Ngga muluk2. Ngga hiperbol. Sederhana dan jujur.
Bagi saya, cerita yang terakhir itu seperti bercermin pada diri sendiri. Saya tidak lagi membaca, lebih tepatnya saya seperti "menonton" apa yang terjadi pada saya. Apa yang saya takutkan dalam sebuah "hubungan" yang menuntut kejujuran dan keterbukaan.
Perasaan diterima. Bahwa saya dicintai sebagaimana adanya saya. Saya tidak perlu, "menjadi orang lain" hanya untuk menyamankan seseorang yang saya cintai. Saya tidak harus "memakai topeng" hanya supaya egonya terselamatkan.
Saya, menjadi saya, sebagaimana adanya saya. Perasaan diterima oleh orang yang kita cintai itu priceless. Itu kemewahan yang patut disyukuri. Serius. Karna tidak semua orang bisa melakukan itu pada pasangannya. Ada aturan-aturan tidak terlihat yang kadang, menghentikan kita untuk menjadi diri sendiri. Kita, membuat police line bagi kenyamanan kita hanya untuk menyenangkan orang lain.
Heartbreak Motel. Adalah apa yang selama ini saya inginkan. Saya pikirkan. Saya rasakan. Dan pada akhirnya, saya lantunkan dalam hening pada semesta.
Bahwa saya menginginkan orang yang bisa menerima semua hal tentang saya. Baik dan buruknya. Semua keakuan yang saya punya. Semua kekerasan kepala saya. Semua hal yang ada pada saya, tanpa takut, bahwa dia akan berubah karnanya.
My Mr. comfy. Saya ngga butuh cowo yang sempurna. Nope. Hidup saya akan baik-baik saja, tanpa sebuah kesempurnaan yang terlewatkan. Namun, saya menginginkan orang yang bisa menyamankan saya, untuk menjadi saya, tanpa kecuali dihadapannya.
Saya yang manja. Cerewet. Ribet (*kadang). Saya dengan semua ke"anehan" nya. Saya yang berantakan. Saya dengan segala keajaiban nya hahahahahahaaaa... Serius, im weirdo. I do.
Selesai membaca novel ini, saya tersenyum lega. Karna saya merasa normal, bahwa saya menginginkan sebuah kenyamanan, bukan hanya sebuah "status" karna usia matang yang harus menikah.
Selama ini, semua orang disekitar saya, menganggap saya sangat pemilih. Terlalu pemilih. Standar yang tinggi. Hahahahahahahahahaaa... Sampe kemaren waktu acara nya mama, mereka kebanyakan "protes" bahkan tidak sedikit yang merasa harus mengenalkan saya dengan kenalannya.
Saya? Berusaha sopan. Berusaha bersikap baik dan beradab, dengan tersenyum tolol. Seolah-olah saya senang. i know, tidak semua hal itu salah. Mereka cuman ingin, saya menikah, setidaknya saya tidak sendirian.
Masalahnya, dude. Standar saya ngga tinggi, cuman nemuin orang yang bisa "buat saya nyaman" itu susah. Susah banget. Nyaman tuh bagi saya, bukan soal punya rumah, ganteng, uang banyak, kerjaan dengan gaji 2 digit. Bukan, bukan itu. (*Ya itu artinya standar lo tinggiiiii, kukaaaang)
Saya mau orang yang mampu meredam ego saya, tanpa saya merasa dikekang. Orang yang pintar dalam hal apapun, lebih dari apa yang saya tau. Orang yang memiliki self confidence tentang apa yang dia kerjakan, usahakan, mimpinya, visinya. Orang yang bisa diajak diskusi tentang apapun. Orang yang bisa diajak jalan-jalan dan ngemper dimanapun. Orang yang mampu memimpin dirinya menjadi lebih baik. Orang yang apa adanya, ngga usah muluk-muluk, namun dia bekerja keras dengan usahanya. Orang yang walaupun kita berdebat soal sesuatu, dia akan tetap menemukan cara untuk "memeluk" saya dengan caranya. Orang yang cuek? Hahahahahahahahahaaa....
Tapi itu beneran. Ngga ngerti gimana dan kenapaaaa. Saya tuh selalu jatuh hati, sama cowo yang cuek, acuh, ngga romantis. Saya beneran jatuh hati banget kalo ada Cowo yang cool. Dia ngga perlu nanyain keberadaan saya 24 jam dan saya ngga harus nulis laporan BAP tiap jam juga. Hahahahahahahhahahahahahaaa... Tapi, dia tau, bahwa sesekali dia harus memberi kabar dan menanyakan kabar.
Dia, yang baik hatinya. Mungkin sesederhana, menolong orang lain nyebrang? Membantu ibu2 yang kesusahan dengan belanjaannya yang banyak.
Makanya, mbul bilang romantis versi saya tuh murahan banget. Ngga mahal dan ngga yang eksklusif banget juga. Semurah, dijemput tiba2 pas abis jaga. Ditungguin pas lagi sibuk di RS. Dibeliin ketoprak tiba2 pas jaga. Atau hal random aja, naik odong-odong muterin alun2 jogja loh, semurah itu. Hahahahhahaahhahhahahahahaaa....
Karna buat saya, romantis itu momen. Saya bersama siapa. Bukan tempatnya, bukan barangnya. Tapi, "perasaan" yang muncul saat saya bersama dia. Ya kan, mungkin aja, makan di hotel bintang 7 sama siapa aja, tapi ya udah aja. Ngga kenapa2. Ya karna, bukan dia. Bukan dia yang saya mau.
Serandom, dijemput tengah malam, cuman buat minum wedang ronde pinggir jalan. Nikmatin malam, ngobrol, makan gorengan, minum kopi. Atau ke angkringan sambil nikmati suasana sore. Hahahhahahahahahahahaaaa
Percaya deh, kalo mbul, tom2, nita tau, mereka pasti bakalan mencibir "Apa2an loh, romantis atau ngajak kere" hahahahahahahahahaaa.... But, i love it.
Mungkin, karna bagi saya cinta itu sederhana. Yang membuatnya rumit, ya saya, dengan segala pertimbangan, ego, keras kepala dan sebagainya. Tapi, maknanya cinta itu ya sederhana itu aja. Berjuang bersama. Memulai bersama. Menjalani bersama hingga akhirnya saling melengkapi selamanya.
Hal2 sereceh, dikedipin pas dia lagi serius baca sesuatu. Atau diperhatiin dan disenyumin pas saya lagi sibuk nyari sesuatu. Atau, dia yang rela turun hujan2an hanya untuk ngambil pesanan saya (*ini lebih ke ngerepotin sih ya) hahahahahhahahahaha... Atau dia yang ngga bosen dengerin mimpi dan cerita2 konyol saya. Yang menelpon tengah malam, secara random karna tau, saya masih terjaga untuk membuat tugas.
I know. I know. Ini kedengaran seperti khayalan anak ABG kan? Seperti cerpen2 tolol yang saya tulis. Semakin dewasa, khayalan2 ini harusnya dibuat lebih realistis. Karna kita ngga bisa ngatur, gimana cara seseorang mencintai kita. Gitukan? Bener ngga?
I know. Saya cuman menggambarkan aja, bahwa sesederhana itu aja. Yang bagi sebagian orang, "nyed, itu ngga sederhana ya" Kita ngga akan bisa mengubah seseorang, sehebat apapun cinta yang dia punya. Namun, seseorang yang mencintai kita dengan tulus, akan selalu menemukan cara untuk memperbaiki dirinya menjadi versi terbaik untuk saling melengkapi. Iya kan?
Bukankah karna itu cinta selalu menyediakan maaf?
Dulu ya, pas kuliah, salah satu hal tolol yang saya buat adalah membuat daftar hal romantis yang seharusnya cowo buat. Aneh kan? Goblok banget. Iya, tau kok. Itu goblok banget hahahahahhahaa... Dan kertas itu masih disimpan sama si edna. Hahahahahahhahahahaaa....
Trus lo nulis ini, karna lo udah mau nikah?
Ngga juga. Nikah itu pasti, tapi belum sekarang. Saya cuman mau nulis aja. Pas banget kepikiran ini, abis baca novel ini. Ya udah, ngga salah juga kan.
Kadang lucu aja ya, bahwa ternyata saya ngga ribet2 banget soal pasangan. Hanya aja, yang lucu itu, pas udah ada nih, pertimbangan saya banyaaaaak banget. Hahahahahahhahahahaa... Ah bangke lo nyed. Noooppppeeee, maksudnya gini, kalo saya jalan dengan dia, dan saya deg2an banget, nope its not him. I know. Tapi, kalo saat saya jalan dengan dia, saya nyaman, aman dan ngga ngerasa jaim, kaku, dan "ngga saya banget", thats him.
Aelaaaaah, banyak maunya lo, nyed. Bisa ngga, ngga banyak syarat.
Sebenernya ngga ada syaratnya sih. Eh ada ding, jangan dokter, dan kalo boleh jangan ambon hahahhaahhahahahahaahahahahaa... (*Ah gilaaak, geli banget) Ini doang sih ya. Pokoknya jangan ini. Jangan.
Jangan tanya kenapa ya. Pokoknya ngga aja.
Tunggu, lo udah ada calon? (*Ini adalah pertanyaan terbanyak dalam 2 minggu kemaren)
Calon? Hm. Sulit. Hm. Berat. Hahhahahahahahahahhaa... Calon pasti, belum sih. Cuman, calon yang belum pasti, ada #ehgimana hahahahahahahahaaaaa....
Saya, orang yang susah untuk jatuh hati. Bahkan, untuk bisa mengalihkan perhatian saya aja, butuh hal2 yang luar biasa dulu. Serius.
Dulu, setiap kali saya bilang ke papa, saya lagi deket sama siapa. Papa pasti tanyanya gini "apa yang menarik dari dia, sampe nona suka?"
See? Dia pasti punya sesuatu yang menarik. Harus. Sampe saya bisa "teralihkan". Untuk manusia yang setengah anti-sosial seperti saya, bisa dekat dengan orang lain adalah kemewahan. Saya tidak mudah, mempercayai orang lain. Mungkin saya terlihat bisa bersahabat dengan siapapun, atau teman yang asik diajak sharing, namun untuk hal2 yang privacy, nope. Saya tidak seramah yang kamu liat.
Kalo smiley eyes?
I love that. Dari dulu banget, saya suka banget sama cowo yang kalo ketawa, "matanya ikut tertawa". Kayak Loki, Tom Hardy, Vin Diesel. Saya suka aja. Thats sexy. 😌
Makanya sahabat2 saya tau, bahwa saya pasti cari cowo itu yang smiley eyes. Rata2 gitu sih. Aneh ngga sih? Ngga lah ya, kan tiap orang punya seleranya masing-masing. Bagi saya, smiley eyes itu manis aja diliatnya. Apalagi kalo mukanya tuh, muka garang, galak, ngga senyum, trus pas ketawa itu ada "smiley eyes"nya. (*Menurut saya)
Gw ngecap banget ngga sih?s Hahahahahhahhahahahahaa....
Pengen nulis aja. Pengen cerita aja.
Benyada Remals "dyzcabz"
Cinta itu sederhana. Yang rumit itu kamu.
Level tertinggi dalam mencintai adalah menerima pasanganmu sebagaimana adanya. Sebaliknya, hal terbaik dalam dicintai adalah perasaan diterima dengan nyaman. Karna mencintai dan dicintai itu sepaket.
pernah di suatu masa,
ada yang bertanya pada saya,
"Apa yang paling lo takutin nyed?"
.....berhenti dicintai.
Berhenti diinginkan. Tidak lagi diperjuangkan. Diabaikan. Dianggap tidak ada.
Bila mencintai adalah kata kerja. Sepatutnya, 2 manusia yang saling itu, bekerja sama. Karna nyanyian solo dalam sebuah pertunjukkan, hanya untuk menunjukkan ego. Namun, duet yang tercipta dalam sebuah pagelaran selalu memadukan harmonisasi yang indah.
Bila mencintai adalah kata kerja. Selayaknya, sebuah hubungan, tidak hanya berhenti disatu sisi. Mencintai itu berupaya untuk saling mengenal, saling menjaga, saling melengkapi, hingga akhirnya memutuskan bersama seumur hidup. Tanpa kecuali. Tanpa jeda. Tanpa tapi.
Kamu bisa suka sama seseorang karna....
Namun, kamu akan selalu mencintainya, sekalipun....
Beda ya?
Kamu tau apa yang aku benci?
Sehebat apapun aku membencimu, kebahagiaanmu adalah prioritas utamaku.
Dan melihatmu bahagia adalah caraku mencintaimu.
Terima kasih, Kak Ika Natassa untuk setiap tulisannya yang bagus banget. Setiap cerita yang dituangkan, semuanya related. Membuat perenungan panjang.
Semoga Kak Ika dan Keluarga sehat selalu. Ditunggu film selanjutnya The Architecture of Love. (*Mas Sungai dan Bu Raia)
Tulisan ini cuman tulisan tolol aja. Ngga usah diseriusin, karna yang nulis juga serandom dan ngga ada yang beneran diseriusin.
Komentar
Posting Komentar