Langsung ke konten utama

always



.....you miss him?

Aku hanya tertawa dan berlalu dari hadapnya. Jawabannya menggantung. Aku tidak berani bersikap dan mengambil keputusan tentang rindu. 

Aku berjalan menyusuri lorong ini. Terasa dingin dan sepi. Semua orang sudah selesai dengan tugasnya. Senja telah menjemput matahari untuk kembali. Aku, masih disini, menjalani tugasku. 

.....boleh rindu, tapi ingat, jangan mengganggunya. 
.....hanya sebatas rindu.

Aku memaki diriku. Meluruskan pandangku. Membuang jauh cerita yang tiba-tiba memusingkan kepalaku. Cerita tak bertuan. Semua kemungkinan-kemungkinan yang ku sangkal. Bermain apik dalam hipocampus, rasanya girusku bertambah 2 kelokan. Bukan karena pasien STEMI Extensive anterior yang perburukan tadi. Namun, karena....

"Dok, belum pulang juga? Mau pindah tidur disini, apa gimana? Kan udah selesai jam jaganya?"

Aku mengangguk seadanya. Menyunggingkan sebuah senyum yang tertutup masker. Mencoba meramahkan nada bicaraku. 

"Tugasnya masih nanggung. Bentar lagi pulang"

"Jaga kesehatan dok. Inget, jangan sampe sakit. Udah makan belum?"

Aku mengangguk lagi. Kali ini, aku berhenti dan menemukan diriku sedang menatapnya. Menatap penuh kearahnya. Terima kasih sudah diingatin ya.

Kami berpisah di ujung lorong. Aku masih berjalan lurus kedepan. Hari ini, harus kusudahi dengan benar. Tugasku. Pikiranku. Rinduku. Tanyaku. 

Semua hal yang berkecamuk dikepala. 

......you miss him?

Pertanyaan itu masih menganggtung di kepalaku. Aku mencari cara yang masuk akal untuk menjawabnya. Karna aku paham, apapun jawabanku. Akan terdengar sumbang.

Jangan mengingini milik sesamamu. Aturan baku. Aturan main yang sederhana. 

"Dok, verifnya aman ya?"

Suara seseorang menghentakku. Aku menoleh ke asal suara. Mencoba mengenali siempunya suara. Ah, ingatanku memang kacau jika tentang nama seseorang. Aku mengacungkan jempol dan mengangguk ke arahnya. 

Setelah berganti baju dan bersiap untuk pulang. Aku berjalan kembali menyusuri lorong ke arah halaman depan. Buah srikaya yang kemaren kulihat ada 6, kini tinggal 2. Giawas juga, cuman tinggal 3. Oh ya, itu memang bukan informasi yang penting sebenarnya. 

......jangan nyed. Stop. You can handle it. You can. Dont bother him. Dont. Dont miss him. Dont. He's not yours. 

.....not mine

Aku menertawakan diriku, sepanjang perjalanan pulang. Lebih ke menyadarkan diri. 

Sesampainya dirumah. Mandi. Makan. Duduk dalam diam. Mempersiapkan edukasi besok. Membaca beberapa textbook tentang hal yang absurd hari ini. 

23.45

.... After all this time?

.....you still miss him.


Aku tau, ini sebuah ketololan yang teramat sangat. Aku sedang berusaha memperbaiki apa yang kuhancurkan. Aku sedang membuat perhitungan yang matang, tentang apa yang harus kulakukan. Dan apa yang sebaiknya kulakukan setelah ini....

Merindukanmu. Adalah hal paling tolol yang harus kuakui. Kegoblokan yang teramat dan harus kuhadapi. 

Untungnya, kewarasanku mengalahkan rasa ingin tauku tentang kamu. Logikaku bermain 1000x lebih benar, agar aku tidak meladeni penasaran ku. 

Merindukanmu adalah kesalahan. 

Dan kesalahan itu aku buat dengan sadar. Sudah selayaknya, dengan kesadaran yang sama, aku sudahi kesalahan itu.


Bila aku bisa melewati hari-hari sedihku sendiri. Harusnya, kamu tidak lagi berarti untukku. 
Bila aku bisa mengatasi kekalutanku sendiri. Harusnya, keberadaanmu tidak lagi kebutuhkan.


Seharusnya, aku baik-baik saja tanpamu....


Benyada Remals "dyzcabz"

.....you still miss him?

dengan pelan, aku menjawab lirih.... Always!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...