Langsung ke konten utama

Tentang NOKE #84


 Papa, saya masih cengeng pa...

Tadi sepulang dari RS, saya kangen sama papa.

Just random day. Just another day in June and i missing you.


Papa, anak perempuannya kangen....

Biasanya, papa hanya sejauh jarak. Biasanya, papa angkat telponnya.

Biasanya, pelukkan papa menghapus ragunya.

Biasanya, papa bertanya tentang harinya...


Papa, kaka kangen. 

Dan, saya ngga bisa mengontrol emosi saya, pa. Saya tidak bisa mengontrol sakit yang harus saya hadapi, saat saya sadar, papa sudah 3 tahun pergi.

Saya masih sehancur hari itu, pa. Masih. Bahwa semua usaha yang saya buat, kadang berhasil menenangkan saya, namun seperti musim yang berganti, hal ini selalu membuat saya kalah pada musim lainnya.

Saya sok jago menasehati orang lain. Nyatanya, saya sepengecut itu untuk menghadapi rasa sakit saya sendiri. Kehilangan papa, meredupkan semua dunia saya, papa.

Nope pa... tidak ada hal buruk yang terjadi. Hari-hari yang saya jalani biasa saja, pa. 

Saya cuman kangen papa. Kangen ngobrol berdua dengan papa di teras. Biasanya, kalo jauh gini, saya cuman telpon papa, dan ceritain apa aja. Papa dengerin saya, semua keluhan, sumpah serapah, marah-marahnya saya. Semua hal yang saya tau, orang lain mungkin tidak akan mngerti, papa mengerti pa.


Bodoh kan pa?

Saya menangis, ketika saya tau, papa saya tidak disini lagi dan itu sudah berjalan cukup lama. Saya, tolol banget kan pa? 

Karna papa selalu ada untuk saya. Sehebat apapun keras kepala saya untuk papa, papa ngga pernah gagal untuk mengerti saya. Papa selalu memenangkan ego saya.

Seperti perdebatan terakhir kita saat ulang tahun saya,pa. Ulang tahun terakhir saya. Papa ngotot mau makan2nya tanggal 6 Desember. Saya menolak. Saya ngga mau diganggu. Saya mau sendiri, padahal papa udah bilang ke amor dan eset untuk makan bareng. papa udah bilang ke mama, untuk pulang cepet karena mau acara makan-makan dengan anak perempuan. Papa pulang lebih cepet dari kantor gereja. Nyatanya, saya menolak untuk makan-makan. 

Saya seegois itu kan pa? Papa marah-marah hari itu. Saya menutup telponnya dan mematikan HP saya. Bagi saya, tidak ya tidak. Saya tidak suka dipaksa untuk melakukan apapun yang saya tidak mau. 

Saya marah ke papa. Saya mereject semua panggilannya. Besoknya, kebetulan saya libur. Siangnya, papa telpon saya. Terdengar biasa aja, walaupun kemaren beliau marah2. 

"Sayang, papa jemput kah? Udah ngga sibukkan, boleh ya, makan sama papa hari ini?"

Thats why i love him. Papa tau caranya "menghandle" keras kepalanya saya.

Trus ya udah... kita berlima makan-makan. 


Sebenernya kalo mau diceritain, ngga akan ada habisnya. Karna, papa saya adalah ayah yang hadir untuk kami, anak-anaknya. Sesibuk apapun dia. Papa selalu menyempatkan dirinya bersama kami. Sekalipun, beliau harus membawa kami ikut ke tempat pelayanannya supaya tidak kehilangan waktunya bersama kami.

Dulu, selesai SMA, mama masih di Sorong. Saya berdua dengan papa. Saat itu papa masih di Penerbitan. Saat itu saya masih menunggu masuk kuliah. Kemana-mana saya jadi asistennya papa. Kala itu, penerbitan sering ngadain pembinaan ke puncak, entah itu acaranya penerbitan atau tim teologi atau sinode sih ya. Intinya, dulu... papa selalu meminta ditemani untuk acara-acara seperti itu. Seingat saya, dulu penerbitan pemasukkannya banyak banget, pada masa papa menjabat. Nope, saya ngga sedang megalomen. Saya hanya mengatakan fakta yang saya tau saat itu. 

Jadi, villa yang disewa di puncak tuh bukan yang "biasa aja" tapi bener-bener keren punya. Pendeta-pendeta yang datang pun, ya yang sekarang menjadi pembina topnya gpib. Papa ngapain? Papa membina, memberikan materi atau apalah itu. Saya? Makan, tidur dan menikmati hidup.

Sampe ya, ada satu pendeta yang ngomong gini "Kita ngga bakalan kayak gini, kalo bukan gara-gara papamu. Banyak idenya dia, pinter papamu itu. Pusing saya ngeliat papamu, banyak bener idenya untuk gereja" Saya tertawa mendengarnya.

Setiap kali saya nemenin papa, "hidup saya " terjamin hahahhaahhhahaaa....

Ya iyalah, dapet kamar sendiri, fasilitas lengkap. Ya kan dulu, bossnya penerbitan kan papa saya. Trus, kalo udah selesai kegiatan atau lagi break. Kita berdua bakalan jalan-jalan ke cipanas buat beli asinan. Papa tau, saya suka banget asinan. 

Atau, naik ke atas makan di rindu alam, resto favorite banget. Sampe hafal waiter2nya. "LAgi ada acara ya pak?" Hahhahahahhahahahahahaaaa....

Thats good old days...


And, i miss US, dad.


Benyada Remals "dyzcabz" 


Saya kangen papa saya dan saya masih menangis secengeng itu.

Bila itu tentang papa saya, saya pikir sampai kapanpun, saya selalu menjadi anak manjanya papa.

Im always be your little benyadanya papa noke. 

Have a goodday papa,

I miss U, so bad.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...