Langsung ke konten utama

#nyedthought #1

Beberapa minggu kebelakang, sudah 3 kali mendengar pasien2 kehilangan orang2 terdekatnya.

Mungkin, kalo itu di IGD terasa biasa ya. Karna, pasien2 yang datang memang dalam kondisi gawat.

Namun, entah kenapa, mendengar cerita dari sisi mereka yang kehilangan, sebagian saya ikut sedih. Rasanya kok nelangsa ya, nyed.

Mereka kehilangan, namun tidak bisa mendoakan untuk yang terakhir kali. Menatappun tidak bisa. Hanya doa yang dilantunkan dalam penyesalan2 dibalut keikhlasan agar kekuatan diberikan.

As i say, menjadi kuat bukan berarti tidak boleh bersedih. Menjadi kuat, bagi saya, artinya mampu menghadapi juga menghidupi.

Kekuatan harus iringi dengan keikhlasan untuk menerima, bahwa kehilangan ini adalah rencana dari Tuhan semesta alam.

Untuk kamu, yang sedang berduka, di manapun kamu berada, semoga Tuhan selalu menguatkan kalian untuk tetap hidup sekalipun berat untuk mensyukuri sebuah kehilangan.

Setiap masa ada orangnya, seperti setiap orang ada masanya.

Saya mampu memahami, bukan karena saya tau banyak, namun saya lebih banyak mengalami.

Pelajaran hidup terbaik, tidak diambil dari hal2 yang menyenangkan, tapi hal2 yang meruntuhkan hati namun menguatkan mental.

Esensi hidup, emang gitu ya?
Belajar berkuat, ikhlas menjalani, tabah menghadapi, sisanya tugasnya YANG MEMILIKI HIDUP.

Benyada Remals "dyzcabz"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...