Langsung ke konten utama

Tentang Noke #57


I love you so much.

Papa : kak, ngapain?
Saya : ngga lagi ngapa-ngapain.
Papa : yuk, jalan sama papa cari bunga.
_______________________________________

Saya : pa, ngga kantor?
Papa : sore aja sekalian ada persiapan.
Saya : temenin ke gramed ya?
Papa : ayok, papa mau beli juga
_______________________________________

Papa : ayok, kita creambath? Nona udah lama ngga creambath ya?
Saya : *ngangguk
Papa : abis itu kita jalan liat nona pu jam ya?
Saya : *jingkrak2 (*papa selalu tau, tanpa saya beritahu)
________________________________________

Papa : kemaren, papa liat sepatu hak warna bludru, nona suka?
Saya : berapa centi, pa?
Papa : tinggilah, kayak yang biasa nona pake lah.
Saya : bagus?
Papa : kalo jelek ngga mungkin papa bilang.
Saya : kapan mau beli?
Papa : *tertawa
________________________________________

Saya : papa mau kemana?
Papa : pembinaan di *************, mau ikut?
Saya : oke, tapi jangan kelamaan ya
Papa : loh gimana sih, kalo mereka tanya ya papa harus jelasin.
Saya : mereka pasti bertanyaa terus, paaaaa!
Papa : cepet ganti, papa tunggu.
________________________________________

Saya : ga ada ice cream ya? Coklat abis?
Papa : ayok, kita dua ke indomaret? Beli jajan.
Saya : *berasak masih SD ya?
_______________________________________

Papa : non, itu dikulkas ada mangganya kita, papa udah suruh bibi kupas buat nona.
Saya : mangga yang kemaren itu?
Papa : iya papa beli buat kita dua.
Saya : papa udah makan berapa?
Papa : udaaaah makan aja, cerewet.
Saya : *ketawa geli
________________________________________

Saya : paaa, saya mau buat tato.
Papa : *diam *menyimak
Saya : ditangan kiri, tulisannya In GOD I TRUST tapi pake tulisan india gitu.
Papa : kalo sampe kamu bertato, keluar dari rumah ini, jangan balik lagi ya!
Saya : *ketawa geli
Papa : °`π©°~^%✓©×|]©{¢}[©°£™¢{©×|]©°\~]€° *merepet
________________________________________

Saya pake kebaya ada acara. Keluar nunjukkin ke papa.

Papa : aduh anak papa cantik banget.
Saya : tolong kancingin dulu belakangnya, pa
Papa : *patuh sesuai dengan perintah
Saya : bagus, pa? Ngga kayak mbo2 ya?
Papa : tunggu papa foto.
_______________________________________

Saya : pa, knalpot rasco kayaknya bermasalah loh.
Papa : kenapa?
Saya : ada yang bunyi, pa.
Papa : mana coba.
Saya : papa liat aja. Itu aneh pa.
Papa : ya udah besok kita bawa ya, ke imam.
Saya : trus kalo saya mau jalan?
Papa : pake escudo.
Saya : papa ke kantor?
Papa : bluebird
_________________________________________

Saya siap-siap mau belanja kebutuhan bulanan saya.
Papa siap-siap mau melayani.

Papa : mau kemana?
Saya : margo
Papa : sendiri?
Saya : make up saya udah habis semua
Papa : *keluarin atm *nyodorin
Saya : papa ada uang buat jalan?
Papa : udah sana, jangan lupa tarok lagi ya sebelum mama tau.
Saya : *ketawa licik
_________________________________________

Malam minggu saya jaga. Lalu, mereka makan diluar.

Saya menelpon papa. *Ga mau kalah

Saya : papa di?
Papa : lagi makan berempat.
Saya : dimana?
Papa : olala
Saya : pulangnya bawain saya mcd ya, pa. Saya laper.
Papa : hanya mcd? Roti sobek coklat? Coki-coki?
Saya : iya itu juga.
_______________________________________

Suatu sore yang tenang. Papa pulang dari sinode. Wajahnya terlihat begitu lelah.

Saya : mau pergi lagi?
Papa : nona temani papa ya, papa ada acara di gpib sentul
Saya : sekarang?
Papa : iya, papa mau bicara soal pelembagaan.
Saya : saya ngga usah rapi2 ya?
Papa : iya, pake jeans aja.
________________________________________

Pernah disuatu masa, saya menjadi supirnya papa. Menemaninya, menjadi asistennya, sekaligus pengawas minum obatnya.

_______________________________________

Saya dan papa tinggal berdua dirumah.

Papa : mama manna?
Saya : lagi pelayanan, pa.
Papa : kok lama ya?
Saya : udah deh, papa tidur aja, nanti juga mama pulang.
Papa : orang hanya tanya kok.

15 menit kemudian... Papa keluar dengan baju rapi.

Saya : papa mau ke?
Papa : liat mama di gereja.
Saya : *elus dada
________________________________________

Mama cerita dalam pesawat waktu ke Jayapura, ada ibu2 yang duduk bersebrangan dengan saya, tanya apakah bulu mata saya asli atau palsu.

Papa : bodok, blaa......blaaaa......blaaa..... Tolol, dia kira anak saya suka yang bgitu.
Mama : loh itu kan bentuk kekaguman
Papa : ah, kekaguman apa. Bodok. Saya ndak suka.
Saya : apa sih, paaaa. Ibunya cuman tanya, karna dia pikir saya extension.
Papa : kampungan. Dia belom pernah liat orang cantik kali ya.
Saya : cukup, pa. Itu over.
Kita bertiga tertawa.
________________________________________

Di acara pembinaan, papa seru sekali menjelaskan dan menjawab pertanyaan. Bahkam setelah selesai beberapa orang masih juga mengejar beliau.

Papa lupa kali kalo saya ikut. Papa berjalan keluar gedung, tanpa saya. Saya mengekor agak jauh dari beliau, sambil menenteng laptop, buku dan "alat2 lainnya".

Tiba2 beliau berbalik.

"Loh mana anak saya?"
Saya : *diam aja
Papa : nona? *Teriak
Saya : *diam pura2 tuli
Papa : kaakaaaak.
Saya : *diam dan ngeliatin papa
Papa : yedijah!
Saya : apa paaaaaa.
Papa : ooo papa kira nona kemana.
Saya menggandeng tangan papa dan keluar.
_________________________________________

Papa dan saya di Pematang Siantar

Tante A : pak pendeta mari kita keluar makan.
Papa : ngga usah, terima kasih. Goreng kornet aja, saya dan anak saya, cukup makan itu.
Saya menoleh "malas" ke arah papa.

Pulang ke hotel.

Papa : ayok, kita dua, cari makan lagi.
Saya : katanya cukup sama kornet.
Papa : jangaan, gereja ini lagi membangun, jangam karena kita harus dilayani, uangnya jadi kebuang.
Saya : hm. Always.
_________________________________________

Papa : non, cariin papa tiket dolo.
Saya : pergi lagi? Bukannya baru pulang?
Papa : iya ada acara rakerdal.

Papa sebut nama kotanya. Lalu lanjut "tapi ini tulis nama ini" *nyodorin hp.

Saya : siapa ini? Santa clauss lagi?
Papa : pendeta junior, kak. Kasian tempatnya susah bla....bla....bla....
Saya : berapa banyak nih yang kayak gini?
Papa : jangan, kasian....
Saya : kapan sih papa ngga "kasian"?
_________________________________________

Papa : non, temani papa dulu, liat jemaat yang sakit.
Saya : *muka males
Papa : mereka orang susah. Liat dulu.
Saya : kenapa ngga ke puskesmas aja sih?
Papa : tolong papa dulu.

Ganti baju. Naik mobil. Papa nyetir.

Sampe dirumah jemaat itu. Saya shock.

Papa : gimana?
Saya : harus ke rumah sakit, pa. Ini efusi pleura suspt KP.
Papa : mari bawa naik ke mobil.

Saya menatap takjub ke papa. Saya dan papa mengantatnya ke RS terdekat.

Setelah beliau sudah masuk ruang perawatan, saya dan papa makan malam.

Saya : dia siapa sampe harus papa tolong?
Papa : dia, Yesus yang harus papa layani. Memberitakan firman yang paling benar adalah dengan melakukannya.
Saya : as always, santa clauss!
Papa : dari doa mereka, Yesus memberkati papa untuk mimpi kalian.
Saya *speechless.
________________________________________

Saya dan papa mau pulang dari kantor sinode. Pas didepan gedung serba guna imanuel tiba2 ada rekan sejawat papa. Rekan yang yudas banget, muka belakang beda!

Papa memelankan mobil,
Saya : mau ngapain?
Papa : kasian antua pu rumah jauh.
Saya : ya, lalu?
Papa : biar kita antar.
Saya : ngapain sih, sok sibuk ah papa!

20 menit kemudian, kita bertiga mampir makan dulu di Kramat V.
_______________________________________

Kangen.

Saya begitu merindukan percakapan-percakapan sederhana ini, pa.

Saya selalu berharap, suatu hari nanti, saya terbangun dan menemukan papa ada kembali. Disini.

Ketidak-beradaan papa, adalah kenyataan paling menyakitkan. Keterbiasaan dengan papa menjadi ilusi menyejukkan, diantara sekian banyak cara untuk mengembalikan saya, pa.

Ternyata mengembalikan yang hilang sama sulitnya, seperti menemukan yang telah perrgi.

Karna yang telah pergi, adalah yang selalu ada, disaat yang lain menyerah tentang saya.

Terima kasih, karena menjadi papanya saya.

Benyada Remals "dyzcabz"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...