Langsung ke konten utama

Cerita tentang sebuah STETOSKOP!

Bukan MAHALNYA, tapi SIAPA PEMAKAINYA… (*tentang STETOSKOP)
Saturday, October 11, 2014
8:20 AM
 
 
Cerita ini sebenarnya sudah terjadi 1 bulan yang lalu. Hanya saja, saya ingin menuliskannya dan menceritakannya kembali.
 
Pagi itu saat saya sedang jaga UGD, saya melihat salah satu dr. SpA. Beliau datang untuk VISITE. Setelah selesai visit dibangsal, beliau duduk dengan saya. Beliau memainkan stetoskopnya.
 
Dan beliau mulai bertanya.
 
"yed, menurutmu apa yang paling penting dari stetoskop?"
"ear sidenya dok"
"Kamu bisa akalin itu dengan kapas atau tissukan? Atau plester aja ujungnya berlapis-lapis"
 
Okeh, saya menggeleng tidak tahu. Kemudia beliau memakai stetoskop itu dan bertanya kembali "apa yang kamu liat diantara EAR SIDEnya?"
 
Saya tertawa. "ya dokterlah" Dia mengangguk.
 
"Itu INTINYA,yed. Bukan tentang BAGIAN MANA YANG PALING PENTING PADA STETOSKOP INI. Tapi SIAPA YANG MEMAKAINYA! SIAPA yang MENGGUNAKANNYA! Kalo kita suruh misalnya bapak bupati, tukang somay didepan, atau bahkan BILL GATES sekalipun, untuk pake STETOSKOP INI, semahal apapun itu, DIA TIDAK AKAN BERNILAI dan BERNYAWA. Sebab bagi mereka, STETOSKOP ini hanyalah BENDA MATI. Tapi, ketika STETOSKOP ini diletakkan pada TELINGA SEORANG DOKTER. Kita MEMBUATNYA BERFUNGSI dan BERNYAWA,yed. Sebab STETOSKOP adalah TEMAN BAIK SEORANG DOKTER dalam menjalankan tugasnya. Jadi, bukan tentang seberapa mahal STETOSKOP itu. TAPI SIAPA yang MENDENGARKAN dan MENGGUNAKANNYA. Sehingga membuat benda mati ini BERNILAI untuk MENOLONG ORANG LAIN"
 
Saya menggangguk mendengar penjelasannya. Dan beliaupun menaruh stetoskopnya (*FYI, LITMANN CARDIOLOGI III) dan menulis beberapa resep.
 
Dan sayapun tersenyum lalu bergumam dalam hati "ah gokiiiil stetoskop dese seharga 1 tab s**s**g keleeessss"
 
Okeeehhh, makasih loh dok! Buat nasehatnya, memang sih  ga penting seberapa mahalnya atau merek terkenalnya… cuman TETEP AJA, NENTENG dan MAKE STETOSKOP BRANDED (*merek terkenal) tuuuuh BERASA GEMANA GETTOOOOOH!!!! Hahahahahahahahahhaaa….
 
 
Sebuah nasehat yang KEREN menurut saya.
 
Tidak semua orang mengerti benar, apa guna stetoskop. Bahkan sebagian orang awam sering berkata hanya untuk gaya-gayaan atau keren-kerenan.
Padahal FUNGSI STETOSKOP, JAUH DARI ITU…
Untuk mendengarkan dan memastikan SUARA NAFAS dan DETAK JANTUNG dari pasien sudah membaik dan kembali normal adanya.
 
STETOSKOP itu earphonenya dokter.
Banyak KEAJAIBAN yang BISA DIDENGAR DISANA.
Mulai dari suara nafas normal, sampai gesekan pleuranya, ronki-ronki, whezing,
sampe bunyi detakan jantung normal, bising jantung berupa tiupan, gemuruh, split,
Ada banyak hal yang bisa DIDENGARKAN, kalau kita mau benar-benar MENDENGARKAN…
 
Ibaratnya di IPOD lo ada lagu yang STANDART disukai sama ORANG PADA UMUMNYA,
Sampai LAGU ANEH bin AJAIB dengan IRAMA UNIK ditambah LIRIK LUCU,  dan CUMAN LO yang PAHAM ARTINYA.
hahahhahahahahahaaa
 
Cerita tentang sebuah STETOSKOP ini,
Membuat saya BERPIKIR untuk BELAJAR LAGI dan LAGI,
Karena dari BENDA MATI ini,
Ada banyak NYAWA yang BISA DITOLONG,
Ada banyak TINDAKAN EMERGENSI yang HARUS DIPUTUSKAN.
 
Tapi lepas dari semua itu,
STETOSKOP ini, harus DIPAKAI PADA TELINGA yang TEPAT,
Agar DIA BERGUNA dan BERNYAWA…
 
18 September
 
Semoga saya sudah memfungsikan dan menggunakan STETOSKOP saya dengan baik dan benar.
 
Benyada Remals "dyzcabz"
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...