Langsung ke konten utama

Tentang Noke #80


Saya menemukan ini di IG storynya amor semalam.

Lalu, saya DM begini....

Sebagian orang pasti berpikir, "mereka benci sama papanya", ketika melihat DM diatas. Iyakan?

Tertulis jelas disana, ko bukan ihalauw.

'IHALAUW', maap bila akan terdengar sombong....
Tapi, nama besar papa terlalu berat untuk Amor, pa.

Amor harus bertumbuh dan berkembang, dengan kemampuan dia. Amor bukan pembanding papa. Amor itu penerus papa. 

Dan, sebagai seorang penerus, tugasnya adalah berkembang sesuai dengan pengalaman2nya sendiri. Nasehat, contoh, ajaran, obrolan2 bermakna dengan papa adalah penguat dan pengingat bagi amor. 

Papa adalah role modelnya amor sedari dia kecil. Kenapa dia mau jadi pendeta? Karna dia ingin seperti papa. 

Saya masih ingat doanya anak kecil itu di meja makan di Makassar. "Tuhan Yesus, amor ingin jadi pendeta, seperti papa."

Doanya tidak muluk, sederhana. Jadi pendeta. Seperti papa.

Bila semua orang harus menaruh nama ihalauw di belakang nama amor. Amor tidak akan dilihat sebagai "amor" secara pribadi. Amor akan selalu dilihat sebagai "anaknya Ihalauw". Bagi sebagian orang itu membanggakan. Karna ayah kami memang berkarya dan menyumbangkan banyak hal di GPIB.

Namun, noke tidak pernah mengajar kami bersembunyi dibawah bayang2nya atau nama besarnya, karna itu beliau tidak memberikan nama Ihalauw dibelakang nama kami. 

Kami tidak punya fam. Sekalipun, setiap melihat kami, mereka tau kami anak2nya Bung Noke. Anak2nya Pendeta Ihalauw.

Kami, tidak pernah menggunakan keistimewaan itu untuk harus dihormati. Atau untuk harus menjadi "spotlight". Justru, membawa nama besar papa, adalah hal terberat. Kenapa? Nama besarnya menjadi "momok" menakutkan, pada setiap tindakan kita, kelakukan kita, cara kita bertutur, cara kita berpikir, papa selalu menjadi ukuran standar.

"Jangan sampe papa malu", 'jangan sampe nama papa jelek'....karna saya. Berat kan?

Saya tau apa yang amor rasa. Sekalipun saya tau, amor pintar. Amor akan jauh lebih baik dan lebih hebat dari papa. iyakan pa?

Kami menemukan diri kami, dalam kebersamaan dgn papa. Kami mengenal diri kami dengan ajaran, nasehat, dan setiap obrolan2 bersama papa. Itulah kenapa saya menyebut papa dan mama adalah Rumah. 

Karna didalam rumahmu, seharusnya kamu menemukan dirimu. Dari dalam rumahmu, kamu diajarkan bagaimana menghargai keberadaanmu. Agar diluar rumah, kamu dihargai sebagaimana adamu.

Dear amor,
Sabar. Pelan2 segala sesuatu akan berjalan sesuai dengan waktunya Tuhan Yesus. Yang ko perlu sekarang hanyalah mengasah kemampuanmu, menunjukkan kualitasmu dan mengembangkan talentamu sebaik2nya.

Selamanya nama papa akan melekat dibelakang namamu. Mgkin saja pada beberapa hal, mereka akan membandingkan ko dengan beliau. Nama besarnya papa, tidak boleh membuat ko takut.

Ingat yang papa bilang,
Regenerasi harus terjadi. Yang tua harus pergi agar yg muda naik untuk menggantikan. 

Kau adalah penerus, bukan pengganti. Kau meneruskan apa yang belum papa realisasikan dalam gereja dan persekutuan ini.

Bukan Daud yang membangun Bait Allah, tapi salomo kan?

Saya percaya,
Sama seperti saya hidup untuk menyaksikan perbuatan2 ajaib Tuhan Yesus melalui papa,
Saya pun akan hidup,
Untuk melihat, karya Tuhan Yesus melalui ko. 

Jangan takut, pada setiap kesusahan, kesulitan, Tuhan Yesus pasti menolong kita. 

Dan jangan lupa, 
Kita dibesarkan dengan pengalaman2 iman papa dan mama. Kita melihat penyertaan Tuhan Yesus dalam setiap situasi. Tuhan Yesus tidak mengabaikan dan tidak mempermalukan kita.

Kekuatan terbesar kita adalah iman pada Yesus.

Suatu hari nanti, saya akan mendengar orang berbicara ....amor jauh lebih hebat dari papanya....
Saat saya mendengar itu, saya mengucap syukur karna Yesus meletakkan kami pada tangan Noke dan Sinsi. 

Papa harus tau, suatu hari nanti, saat saya mendengar orang bilang ....bung noke mendidik mereka dengan baik....
 
Saya akan bilang untuk mereka,
Noke yang kamu tau, tidak seutuhnya kamu kenal.

Nokenya saya adalah yang terbaik.
Dalam kelemahannya, beliau selalu menemukan cara untuk memenangkan kami.

Amor, eset, goel, astrid...
Bersyukurlah, karna kita dibentuk dibawah didikannya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...