beberapa hari belakangan, saya kangen papa.
Suasana disini sangat menyenangkan dan menenangkan. Saya nyaman disini.
Suasana kerjanya pun begitu menyenangkan. Saya "hidup" disini pa.
this is the air that i want to breathe.
THIS IS.
Suatu sore, dipertengah minggu, saya tiba-tiba ingat dengan FB saya yang sudah 3 tahun saya tutup. sejak papa meninggal, saya tidak lagi mengaktifkan FB itu. Saya menutupnya. Benar-benar menutupnya. Hingga 5 hari yang lalu, saya membukanya kembali.
Saya kangen membaca inboxnya papa dan saya. percaya ngga, saya dan papa sering banget inbox2an. sering banget. Apalagi dulu waktu saya masih PTT di Sorong.
Papa selalu menanyakan kabar saya. Saya selalu menumpahkan semua hal untuk papa.
Ketika FB itu dibuka, saya memasukkan kembali tulisan2 saya dan papa. Saya men-tag nama papa. Saya tau, itu sudah lama. Saya tau papa meninggal sudah hampir 3 tahun. Saya tidak bodoh.
yang membuat saya heran, ada aja gitu beberapa orang yang merasa risih dan mempertanyakan saya kenapa harus nge-tag namanya papa. "kenapa harus tag Pak Pendeta?'
Eh, bangsat... gini ya, dia papa saya, mau beliau sudah meninggal 30 tahun yang lalu kek, mau 100 tahun yang lalu kek, saya ngga peduli. YANG SAYA TAG itu PAPA SAYA. PAPA KANDUNG SAYA. Lah kenapa situ repot amat. kecuali bapakmu yang saya tag, baru tuh situ risih. LAh kalo yang saya tag itu papa saya. milik saya. ya kok situ repot! Bangsat. Taik.
Akhirnya saya blok melalui FBnya papa. Sorry pa. But, i cant handle my emotion through kind of shit. That shit is a human! Fuck!
Saya juga ngga mengganggu kalian kan? Kalo memang mampir di feed kalian dan terasa terganggu, UNFRIEND aja. Simpel nyet. Ngga perlu ninggalin komen yang ga penting. LO ga bisa ngukur perasaan sedih seseorang hanya karena mungkin hubunganmu dan orangtuamu memang ngga sedekat saya dan ayah saya! bangke!
Lo marah nyed? IYA, MARAH! KENAPA? Saya aneh aja, ada orang yang bukan siapa2 dan cuman jemaatnya yang merasa berhak untuk menegur saya dan mem'pertanyakan kenapa saya tag ke FBNya papa. Lah, kenapa? Salahnya dimana? Saya minjem tanganmu untuk ngelakuinnya? Taik. Heran loh sama manusia yang otaknya isi tai.
FB papa, saya yang pegang dan semua komen2 yang tidak menyenangkan dan tidak mengenakkan akan saya block dengan senang hati. Saya tidak peduli seberapa dekat kamu dan apa pengalaman pribadimu dengan papa saya. Beliau sudah tidak ada. Kamu tidak akan pernah merasa kehilangan sehebat apa yang saya rasakan untuk beliau! Kamu hanya penonton yang merasa kehilangan karna alasan-alasan pada umumnya. Kami kehilangan beliau karena beliau adalah orang yang kami cintai selamanya.
Jadi kalo mengeluarkan statement tentang seseorang yang sudah tidak ada, otaknya dipakai. Kecuali yang tag nama papa itu orang lain. Saya kan anaknya! Ada aturan darimana yang bisa melarang saya tidak boleh tag atau memasukkan foto apapun di FBNya papa. KAMU SIAPA! KAMU ITU APA!
NYED... stop! STOP.
sebel gw! bangsat.
Saya menelpon eset dan bercerita.
eset : siapa sih. yang mana sih. coba tag namanya, biar saya main ke akunnya. Biar nanti saya tag nama bapaknya sini. Biar seimbang, mungkin selama ini, ngga ada yang tag nama bapaknya.
saya ketawa. ESET TUH SELALU BISA NGEBANYOL. iyakan pa?
AMor : sini, kasih buat saya namanya. Screenshoot buat saya kak. biar saya ajar dia caranya main medsos. Siapa namanya?
saya geli. NGADU ke amor dan eset adalah pekerjaan yang menyenangkan. SANGAT MENYENANGKAN.
aarrrrrrrgggghhhhhhhhhhh!!!!
keselnya saya masih ada, paa!
benyada remals "dyzcabz"
untuk manusia sok tau yang tiba2nya muncul dengan pendapat terbrengky nya...
saya ngga tau, seperti apa hubunganmu dengan orang tuamu.
saya juga tidak tau, seperti gimana hubungan kamu dan ayahmu.
Saya tidak peduli, kamu mengenal ayah saya atau tidak. Jemaatnya atau siapapun.
KAMU TIDAK PUNYA HAK apapun mengomentari hak saya untuk menulis ataupun mentag ayah saya. DIA, AYAH SAYA. Saya mau tag sekarang, besok, 20 taun lagi, 300 tahn lagi, itu hak saya. Bagian manamu yang disakiti, njing?
atau kamu iri, bahwa anak2mu tidak ada yang pernah menulis tentangmu? atau bahkan mereka tidak mensyukuri kamu dalam bentuk sebuah tulisan?
ya ngga heran sih, kelakuan kayak lo gini, emang memalukan juga kalo diakuin sebagai orang tua!
Yed, stop. Lo udah keterlaluan. Iyakan?
satu hal yang perlu kamu tau,
tanpa kamu tau, setiap hari selama 3 tahun ini,
saya menguatkan diri saya untuk tidak selalu larut dalam rindu pada papa saya.
saya berusaha menjadi tidak cengeng hanya karena tiba-tiba merindukannya.
Namun pada saat-saat tertentu dimana saya begitu rapuh,
saya ingin memanggilnya. Walau kosong yang saya dapati.
saya tidak butuh empati, tidak juga nasehat, tidak juga hal2 yang menguatkan,
saya tau betul apa yang harus saya lakukan dan apa yang harus saya hidupi.
saya hanya tidak suka, kamu, siapapun kamu, kamu berlagak seolah-olah kamu mengenal saya begitu dekat dan bisa dengan gampang mengomentari hal2 yang bukan urusanmu.
Bila kamu mau berkomentar dibelakang saya, itu hak mu. Namun bila kamu melakukannya didepan saya, kamu harus siap menerima kesinisan saya.
Saya tidak meminta perhatian apapun dari siapapun. Kesedihan saya, hanya untuk saya, jadi tidak perlu repot untuk sok perhatian dengan saya.
3 tahun tanpa papa dilewati dengan tertatih, namun Yesus memeluk saya, hingga detik ini.
FBnya saya itupun, tidak akan lagi saya buka. FB itu akan saya tutup.
Kapan dibuka?
Nanti, kalo moodnya baik. Kalo ada yang saya mau cari lagi.
Hal yang kamu temukan tentang kami di media sosial adalah hal2 yang kami ijinkan untuk dilihat. Bila kamu menilai sebatas apa yang kamu liat, silahkan saja. Itu hakmu. Tidak akan ada yang melarang. Hanya saja, jangan berlagak sok asik dan sok dekat.
Saya yang kamu baca dan liat lewat media sosial, tidak ramah terhadap siapapun dalam kenyataannya.
Komentar
Posting Komentar