Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

My FOOLED April

Jadi, tidak ada pasien yang mati karena corona itu sendiri, itu karena ada penyakit penyerta. Makanya, mereka itu matinya karena itu. Bukan corona. Coba di cek, ada yang mati karena corona? Pasien datang dengan gejala covid 19, umur 56 thn, penyakit penyerta DM. Sesak nafas ringan. Kontak dengan pasien positif, iya sepupunya yang sudah dinyatakan sembuh. Rapid +, sedang menunggu di swab, gejala penyakit hari ke 10. 18 jam kemudian perburukan. Saturasi menurun drastis, butuh ventilator. Ini karena DM? Pasien plus, hasil swab keluar hari ke 4 tepat sebelum beliau meninggal, positif covid. Apa iya, pasien DM, bisa mengalami perburukan dengan cepat? Desaturasi o2 dengan cepat? Pernah nanganin pasien DM yang datang dengan sesak, tanpa covid 19. Pernah? Tau gimana prosedurnya? Apa semua orang DM akan meninggal mendadak? Hm? Covid ini, menyerang imun tubuh kita, pada orang2 yang memiliki penyakit penyerta, seperti DM, dia jauh lebih agresif menurunkan imunnya. Dia jauh lebi...

I love you

Saya tidak pernah menyadarinya, hingga hari itu. Omanya sakit. Gerald tidak memberitahu saya. Dia justru mendiamkannya. Hingga mamanya yang menelpon. Saya bergegas ke RS. Gerald sedang tidur di sofa menunggu omanya. Saya masuk tanpa membangunkannya. Oma sedang nonton TV. Kami bercerita tenntang banyaak hal. Hingga dia bangun. Dia cukup terkejut menemukan saya disana. Setelah menemani oma makan malam, saya pamit. "Kenapa lo ga kasih tau kali oma sakit?" "Kamu udah cukup sibuk sama kuliah,yed. Saya ngga mau nambahin lagi." "Kita teman kan?" Dia tertawa. "Teman." ucapnya mengulangi apa yang saya ucapkan. "Ngga usah anterin saya. Saya naik taksi aja. Lo sama oma aja." "Udah ada mama kok. Sini saya anterin." "Gerald, temenin... "Saya ngga mau kamu pulang sendirian. Setelah saya ngerepotin kamu." "Kita temen,rald "Kamu tau, kenapa kita bisa temenan sampe hari ini? Karena saya ngga pernah ma...

Sabtu Sunyi

Cerita tentang Sabtu Sunyi. Yesus, kami sama seperti saat itu. Situasi kami, tidak menentu. Penuh tanya.  Ketakutan melanda kami. Kekhawatiran kadang mempertanyakan iman kami. Sabtu sunyi, Di mana semua orang menanti, Sebuah harapan baru. Di mana semua muridmu berjaga, Juga bersedih, akan kepergianmu, Harapan seolah tak terlihat lagi. Kelam.  Bahkan untuk menatap esok saja, Kami benar2 butuh di kuatkan, Ya Allah. Tuhan Yesus, Keadaan hari ini, tidak sedang baik2 saja. Sebagian dari kami, harus menghadapi hiruk pikuk pasien setiap hari, Belum lagi, keputusan PSBB, membuat sebagian dari kami, kehilangan pencaharian. Kami, tidak tau, berapa lama, Ya Tuhan. Sampai kapan, Ya Allah. Bukankah kebangkitanmu mengalahkan apapun? Bahkan maut? Bukankan karena Engkau Hidup, kami berani menatap esok dengan harapan? Sabtu sunyi ini, Begitu berbeda, Tuhan. Bila biasanya, kami mengadakan beragam acara di gereja. Menyongsong fajar paskah. Namun tahun ini, seolah redup. Kami melewatinya di rumah...

ODP (*mengurung elkhesed)🤣😂🤣😂

ODP. Elkhesed. Saya mau bercerita tentang isolasi mandiri di rumah. Adik saya, Elkhesed. Sabtu, 2 minggu lalu, saya, mama dan eset, pergi ke Indomaret di daerah Pasar Baru. Fyi, selama di berlakukan WFH, kita tidak ada yang keluar rumah. Saya melarang dengan keras mereka beraktivitas di luar rumah, kecuali saya. Setelah pulang dari indomaret, itu kepala saya pusing, demam dan hidung saya tersumbat. Tenggorokkan saya "rasanya" ngga enak. Baiklah. Apa yang saya lakukan? Menenangkan kepanikkan saya sebagai dokter. Kemungkinan2 yang muncul dan segalanya. Saya tidak minum obat flu, tapi saya minum obat penurun demam langsung 2 tablet, lalu vitamin2, imboost dan enervonce. Jeruk nipis hangat tiap pagi. Jus siang hari. Dan, air jahe malamnya. Iya sepanik itu saya. Besoknya, saya kembali fit, tanpa keluhan. Sama sekali. Minggu siangnya, giliran eset yang merasa flu, demam. Batuk? Belum. Sama seperti saya, saya tidak memberikan obat flu, hanya obat demam. Ketika hari ke 2...

Semoga yang di'semogakan'

Dari saya, Meyakinkan saya, Bahwa semua akan baik2 saja. Semua akan terlewati dengan baik Semua akan baik2 saja. Menyemangati hati saya, Bahwa Indonesia mampu menghadapi ini. Mampu berdiri dan melawan ini. Meneriakki diri saya, Untuk tidak patah lalu menjadi lemah. Semua akan baik2 saja. Melihat teman sejawat berguguran, Dosen, senior, pergi mendahului kita, Rasanya sebagian semangat saya goyah. Semua akan baik2 saja. Masih ada Tuhan. Masih ada Yesus. 02 April. Yesus akan membuat segalanya baik2 saja. Amin. Menunggu kembali jaga. Melihat sebagian pergi bahkan tanpa penghormatan selayaknya. Sebagian lagi harus menjauh dari lingkungan rumahnya.  Suatu hari nanti, Aku akan menceritakan tentang mereka yang pergi hari ini, Tentang mereka yang kehilangan orang2 terkasihnya, Tentang wabah yang melanda dunia saat ini, Bila hari itu tiba, Aku berharap, dunia kembali pulih.  Kami bisa saling merangkul dan bersalaman, Tidak perlu berjarak, bahkan tidak perlu di halangi masker. Bila hari ...