Langsung ke konten utama

Untuk kita, Untuk Indonesia.


Saya mengerti ketika ada sebagian orang, yang sama sekali tidak mungkin untuk diam saja di rumah. Mereka adalah kepala keluarga, yang harus menbawa nafkah, atau bisa jadi mereka petugas2 yang harus siap siaga dalam kondisi seperti ini.

Walaupun, bisa saja, mereka menjadi sumber penularan bagi orang sekitarnya. Ironi memang. Di saat kita meneriakkan, diam dirumah aja, namun kenyataannya tidak segampang itu.

Tuhan menyertai kalian, yang memang bekerja untuk menafkahi keluarga dan tidak mungkin untuk diam di rumah saja.

Tapi, untuk manusia laknat yang tidak ada kepentingan apapun, tapi bebal, dableg, untuk diam di rumah aja. Semoga keluargamu baik2 saja. Ingat, terpaparnya kamu dengan virus ini, membuat keluargamu, seisi rumahmu menjadi orang yang paling rentan terinfeksi.

Jangan lupa, orang tuamu, yang sudah usia lanjut, dengan penyakit penyerta membuat virus ini jauh lebih jahat.

Sebelum keluar rumah, tanyakan pada dirimu, pentingkah saya pergi? Mendesakkah keperluan ini? Jakarta sudah zona merah. Artinya, peluangmu terinfeksi jauh lebih besar.

Saya hanya mengingatkan, semua memang bergantung pada kesadaran diri sendiri.

Ingat, kamu tidak hidup sendiri, masih ada sekitarmu. Kalo kamu menyayangi keluargamu, diam dirumah aja ya?

Terima kasih sudah melakukannya.


Kalian melakukan ini, bukan hanya untuk dirimu,
Namun untuk keluargamu, lingkunganmu, sekitarmu,
Terlebih agar Indonesia kita segera di pulihkan.
🙏🙏🙏🙏🙏

foto ini di ambil dari FBnya ayah saya. Pdt. A.R Ihalauw.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...