Langsung ke konten utama

another stories (*untold)


Terima kasih, Citilink.

Saya berterima kasih, karena menunda penerbangan kami untuk melarungkan abu Noke.

Antara senang dan sebal.

Ceritanyaa gini,

Kita sudah memesan tiket dari jauh2 hari, awal akhir oktober, tiket jakarta - ambon, ambon - jakarta, ambon - sorong dan sorong - jakarta, sudah ready.

Noke selalu mengajarkan kita, untuk menyiapkan secara detail setiap perjalanan. Jadi, tiket yang di pesan itu harus Pulang - Pergi, biar ngga ribet lagi harus nyari tiket.

Bukan cuman tiket pesawat, saya juga sudah menghubungi sopir yang biasa membawa kita di Ambon, anak seraninya Opa, Om Dickens.

Rencananya kita berangkat tgl 21 November PK. 21.55.

Tiba2 gempa berkekuatan 7.1 SR mengguncang maluku dan sulut.

16 november, citilink membatalkan perjalann kami. Menyebalkan ya?

Tujuan kita ke Ambon, bukan hanya untuk melarung abunya Noke. Tapi, jalan-jalan juga hahahahahahahhaaa... kita mau liat pantai Ora itu, kebetulan papa punya sodara dekat, anaknya itu camat disana.

Dan, pembatalan itu menghancurkan hati kami. Namun pada sisi lain, menenangkan saya. Papa masih disini.

Ketika pembatalan itu terjadi, mama kecewa. Karna beliau sudah meminta izin pada PHMJ bahwa beliau mau berangkat. Juga pada bebrapa kenalan yang tau rencana kita.

Mama kecewa. Beliau diam aja selama 5 hari itu. Ketika akhirnya saya mengajukan pembatalan untuk tiket yang lainnya, kecuali Sorong - Jakarta.

22 November.

Saya dan mama duduk di meja makan. Sebagian refund kita sudah di kembalikan. Hanya refund dari citilink yang belum.

Saya : "kita ke sorong aja?"
Mama : "iya ya? Kita berdua ya?"
Saya : "saya pesan tiket ya, tanggal 25 aja ya."

Mama tersenyum. Saya tau, perjalanan ke Ambon, adalah perjalanan mama untuk pulang pada tanah kelahirannya. Sorong.

Malamnya, saya bilang ke amor dan eset.

Amor : loh kok cuman ko dan mama.
Saya : ko kuliah kan? Gih kerjain tesis, biar ngga malu2in.
Eset : berapa lama?
Saya : rencananya 3 minggu.
Amor : gilaaaaak. 3 minggu. Yang bener ajalah.
Saya : kenapa sih situ cerewet banget.


25 november.

Kita berdua pergi ke Sorong. Menikmati hidup. Menjalani cuti. Liburan. Jalan-jalan.

Bagi sebagian orang kedatangan kami ke sorong jadi kejutan dan pertanyaan. Ngapain? Ada acara? Ada perlu?

Karna biasanya kami bertemu dalam kedukaan. Walaupun juga kesukaan. Namun, mama sering kali absen pada acara penting keluarga. Natal bukan waktu yang benar bagi seorang pendeta untuk cuti. Apalagi sekarang mama, KMJ.

Pulang ke rumah, tidak butuh alasan, kenapa.

Rindu.

Adalah alasan paling benar untuk memaknai waktu yang diluangkan untuk pulang ke rumah.

Rumah adalah tempat dimana hatimu berlabuh.
______________________________________________

25 november. 14.30

Sorong.

Kembali pada Sorong adalah pulang pada Nostalgia.
Sebuah mimpi yang diukir pada hutan belantara.
Sebuah janji untuk kembali di sini.

Bahwa sehebat apapun saya bermimpi, kota inilah tempat saya kembali.

Suatu hari nanti...

Bagi mama,
Pulang ke kota kelahirannya,
Ke tanah asalnya,
Adalah kembali hidup dalam kenangan bersama opa dan oma.

Memutar kembali semua kepingan yang berserakan dalam sebuah ingatan, tentang mereka yang sudah pergi.

Kembali ke rumah. Pulang ke Sorong.

Esensinya sama, menemukan yang hilang dan memanggil pulang kenangan.


Welcome home, Sinsi.



Lets have fun...

Nb untuk yang selalu bertanya, jadi abunya Pak Pendeta?

Biarin aja sama kita. Sampai ada waktu yang baik untuk melarungnya...

Saya "mungkin papa nih yang ngga mau di larung. Sampe bikin tiket di cancel tiba2."

Mama, amor, eset ketawa.


Suatu sore yang damai, 4 hari setelah tiketnya di cancel. Saya duduk di pinggir guci papa.

"Stay with us, nok. A lil bit longer. Papa masih disini kok. Saya tau, mungkin ini yang papa mau, tetap disini. Iyakan?"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...