Dear sinsi,
Apapun yang terjadi nanti,
Saya akan selalu bersama mama dan menemani mama.
Bukan hanya untuk menepati janji saya pada Noke,
Tapi karena saya begitu mencintaimu.
Dear Sinsi,
Walau terkadang kita beragumen dalam beberapa hal.
Ketidak sejalanan pemikiran, membuat kita kaya akan wawasan dan matang dalam pengalaman.
Bagaimanapun itu, pendapat mama adalah pembanding utama dalam setiap persimpangan cerita yang membutuhkan sebuah nasihat.
Dear Sinsi,
Waktu tidak bisa ditebak, di duga, ataupun di hentikan sejenak.
Waktu akan membawa kita berlari pada usia yang jauh lebih dewasa,
Lalu menua hingga kaki terasa berat untuk menyangga tubuh.
Dan memory kadang lari, atau lebih banyak tersembunyi diantara ribuan kisah tentang perjalanan kita.
Ma,
Saat itu tiba.
Saya tidak akan menjanjikan hal yang muluk2 atau hebat2,
Saya hanya ingin mama tau,
Saya akan selalu ada memeluk mama.
Membuatkan jus buah seperti biasa.
Menemani mama ke kamar mandi.
Memastikan mama minum air putih dengan cukup.
Mengingatkan mama meminum obat.
Saya akan ada disisimu, mengingatkan setiap kenangan yang luruh dalam ingatan tentang hidup.
Dan, saya akan selalu,
Ada, sebagaimanapun sibuknya,
Sehebat apapun kerepotan saya,
Saya, akan selalu mengusahakan segala yang terbaik untukmu.
Saya akan ada disana, ma. Pada setiap tempat yang mungkin mama pikir, saya akan pergi.
Saya selamanya akan ada untuk mama.
Bukan karena sebuah janji pada papa, saya melakukannya.
Untuk saya,
Bila saya harus menceritakan hidup saya,
Mama adalah hal terbaik yang harus saya sebutkan berulang kali.
I love you, Sinsi.
Sorong, 29 November.
Mendadak melow, setelah melihat ada orang yang begitu cueknya dengan orang tuanya. Mereka melihat namun seprti tidak melihat. Bahkan ketika orang tuanya sakit, mereka memperlakukannya dengan "sakit".
Memang saya tidak punya hak untuk menghakimi. Mungkin saja, mereka sudah berbuat sehebat yang mereka bisa dan saya tidak tahu itu.
Hanya saja, hati saya hancur, saat melihat, cara mereka memperlakukan orang tuanya.
Saya tidak menggurui siapapun. Saya hanya ingin ber-introspeksi pada diri saya sendiri. Bila suati saat nanti, hal itu menimpa saya, akankah saya melakukan hal yang sama?
Bila saja, kejadian itu terjadi pada sinsi, akankah saya memperlakukannya dengan semena-mena? Membiarkannya sakit dan terpasung. Memperlakukannya dengan kasar dan acuh?
Tuhan mungkin memà kai siapa saja untuk melahirkan kita kedalam dunia ini. Namun, Tuhan memilih orang tua kita untuk menghadirkan kita.
Mereka ada lebih dulu dari kita. Mereka merawat, mendidik, menyayangi, melimpahi kita dengan kasih sayang,
Mengapa kelemahan fisik dan pikiran mereka membuat kita mengasingkan mereka?
Berkacalah lebih banyak pada diri sendiri,
Berkhidmatlah dalam setiap tindakan,
Karna setiap tindakan kita, akan di balaskan pada kita.
Bila dulu, mereka bisa begitu sabar merawat kita, mengapa hari ini, kita tidak bisa begitu terhdap mereka?
Kita adalah bagian dari mereka. Selamanya akan seperti itu.
Bukankah suatu hari nanti, mungkin kita akan berada pada tempat mereka?
Apakah kita menginginkan cerita ini akan sama sperti apa yang kita lakukan untuk mereka?
Ada baiknya, kita benar-benar memahami, juga melakukannya, hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang ku janjikan.
Penghormatan tertinggi pada orang tua, bukan hanya ketika kita menjaga nama baiknya, memberikan kemewahan yang berlimpah, menyelesaikan pendidikan, membawa gelar terbaik, melewati berbagai tahapan hidup dengan benar,
Bagi saya, menghormati orang tua yang benar adalah menghargai mereka, memperlakukan mereka dengan kasih, baik...ketika mereka kuat dan perkasa, maupun saat mereka lemah dan tidak berdaya.
Karna lebih baik mereka merasakan "penghormatan" dan kasih sayang, ketika raga masih menyatu bersama jiwa, daripada ketika nisan sudah tertancap pada pusara.
Untuk saya, itu sebuah kesia-siaan.
Suatu senja, ketika mama, saya dan semangkuk mie pangsit di salah satu warung bakso.
Mama : mama berdoa kaka dapet jodoh ya. Biar kaka ngga sendiri. (*Ada jeda yang cukup lama sebelum beliau melanjutkan lagi).... Tapi mama pikir lagi, kalo nanti kaka nikah, mama temennya siapa? Mama sepilah. Mama sendirian, kak.
Saya merangkul mama.
Saya : ada jodoh ataupun tidak, mama tidak akan pernah kehilangaan saya. Saya akan selalu ada sama mama. Itu syarat utama untuk "jodohnya saya" hahahahahahhaaa....
Mama tertawa.
Kamu mau tau, bila ada yang bertanya apa hal yang paling saya syukuri dalam hidup?
Sinsi dan Noke.
Saya dibesarkan pada kedua tangan yang tepat dan benar. Mereka adalah tag team terbaik dalam hidup saya. Sinsi menghidupkan kerohanian saya dan meletakkan dasar hidup yang benar pada Yesus. Noke? Mewaraskan saya dengan semua logika hidup yang benar.
Dan, selamanya saya selalu mensyukuri ini,
Memiliki orang tua, yang menjadi sahabat untuk berbagi apa saja dan bercerita apapun juga.
Terima kasih Yesus,
Untuk kemewahan ini.
Komentar
Posting Komentar