Pernah ga, kamu merasa benar2 "love at first sight".
I dont believe it, until... Couple days ago, i found someone at airport.
Adistjipto airport. Boarding room. I saw him at the book store.
Thats it.
Then, ternyata oh ternyata... Saya satu pesawat dengan dia. Cuman beda beberapa bangku ke depan (*3 bangku) pada lajur yang sama (*D).
Ga tau ya, kenapa saya bisa kepikiran sama dia terus ya? Waktu landing, dia turun duluan, dan saya pikir. Oh okey, ga bakalan liat lagi ya (*agak sedih loh)
Nungguin bagasipun, dia ga ada. Serius banget loh saya nyarinya.
Sampe pas mau ke arah Shuttle Bus. I saw him, standing right infront of me. And guess what, He "looks" at me, and smile. Me? Ngeloyor pergi ke tempat halte shuttle bus. Idiot ya? HHahahahahahahhahahahaa
Dan lalu, sampe hari ini, sudah lewat 6 hari, senyumnya ndak bisa ilang dari kepala saya. Dari alam bawah sadar saya. Dari pikiran saya. Dari setiap hal yang saya buat. Thats backup me. He got me, rite?
Saya baahkan ndak tau, siapa dia. Tinggal dimana. Orang apa. Taken or not? Serius banget, ini hal terabsurd pertama dalam hidup gue. Yang bener2 mendebarkan.
2 hari yang lalu, saya akhirnya cerita ke Rasta & Gembul. And they said "nyed, lo jatuh cinta sama cowo yang ga lo kenal? Cuman lo liat?", "Ajaib tu laki, mesti kenalan gue, ada petunjuk apa?" Saya cuman menggeleng geli mendengar pertanyaannya. Ya karna saya ndak tau apapun tentang dia. Orang cuman liat di boarding room. Dalam pesawat. And shuttle bus. Thats it.
"Gimana sih, kok bisa manusia sekampret lo bisa suka sama orang yang bahkan ngga lo ajak ngemeng?"
"Gue juga bingung,ras. Mungkin kalo dia ga senyum waktu itu, dan dia ga ngeliat gue balik. Mgkin gue ga bakalan sebaper ini,nyong"
Kami tertawa. Menertawakan ketololan saya tentang LOVE AT FIRST SIGHT. Okeh, saya bukan manusia instan. Saya tidak percaya love at first sight. Saya tidak percaya bahwa pada detik itu juga lo bisa ngerasain yang namanya "chemistry", atau bahkan "deg2 ser" gimana gitu. Saya percaya cinta adalah proses. Cinta butuh waktu. Cinta adalah logika yang runtuh oleh rasa, namun dibangun oleh pilar2 rasio yang harus berimbang.
"Jadi, udah lo stalk?" Tanya gembul cenge-ngesan.
"Gue ga kenal dia. Ga tau dia sapa. Namanya. Bahkan nama panggilannya deh. I have nothing,bul. But hes still on my mind. Until now. Tololkan gue?"
"Kalo lo nebaak orang apa dia?"
"Ga tau, mgkin ambon kali."
Mereka berdua melotot. Saya rasa mereka sangat tau, bahwa saya ndak suka cowo ambon. No offsense. Mungkin ini karma kan?
"Ambon? Ngehe yang bener lo, ambon? Ah sumpah, aselik ini mah lo kena batunya, nyed. Lo jatuh cinta denngan somebody yang lo ga mau-in. Suku lo. Mampus ga?" Ledek Rasta sambil mengangkat kaleng rootbeernya.
Dalem ya? Jatuh cinta pada kesempatan terbodoh, terabsurd, lalu pada orang yang kira2 ga masuk daftar pilih.
Damn, jedijah... Are u okay?
I hate my self, when i did somthing wrong. This is wrong nyed? Hm.
Obrolan tolol ini tetap berlanjut, sampe dapet telepon dari mama. Bahwa sudah jamnya pulang. Trust me, rasta dan gembul menikmati obrolan bodoh malam ini, obrolan dimana saya menjadi terdakwanya. Dimana saya "ditelanjangi" oleh pendapat2, ledekan, celotehan bodoh, dan saya cuman bisa mesam mesem. Karna i cant hide this feeling. Damn! I got so wrong and i cant ask why. I just fell it. Suspicious about him. Someone, who i think i was knew him for along time. Someone whose got me for his "smile".
Tolong jangan, ditertawakan.
Why i wrote it?
Maybe someday, saya mungkin saja bertemu kembali dengan DIA. Entah pertemuan seperti apa, dan berlanjut bagaimana. Saya tidak berharap banyak.
Sama seperti tadi, ketika gembul bilang "gimana kalo dia udah ada monet nya?"
Itu ga perlu dijawab ya? Ya pasti ngga perlu ditaanggapi semua "feeling" tolol ini. Anggap aja, saya pernah stuck sama some1 yang saya pikir itu lebih dari suka.
Cinta mungkin buta, tapi cinta ga bodoh.
Setidaknya, saya tidak akan mengatasnamakan cinta hanya untuk memuaskan ego saya dan menghancurkan cerita orang lain. (*Thats my rule)
"Kalo dia single?" lanjut gembul. Saya lebih ndak tau lagi, mau gimana. Eh ya udahlah ya, inikan cuman "feeling" tolol yang entah kenapa bisa saya seriusi sampe hari ini. Apapun yang terjadi nanti, pelajaran berharganya.... Jangan pernah bilang "saya ga suka sama ...." Atau "aduh untung buka saya yang....", Semesta punya banyak skenario unik, sehingga kata2 itu berbalik pada kita.
See me? Saya ga pernah percaya dengan Love at first sight. But, hari ini harus saya akui i fell it. Dan, dia mungkin orang ambon. Salah satu suku, yang paling saya hindari untuk jadi calon suami. (*Sok bangke banget ya? Padahal saya ambon aseli.) Cckckckckckckckck... Itulah kan.
Dan, sampai tadi pagi, sebelum saya pulang dari jaga, I still felt it. Penasaran tentang dia. Dan rasa ini, belum pernah saya alami sebelumnya, bahkan ketika saya jaatuh cinta pertama kali dulu.
Ini beda. Walaupun, agak absurd. Absurd bangeeeet,nyed. Hahaahhahahaaaa....
I dont even know, his name. I just saw him. But i miss him. His smile.
Insane rite? Hm.
Dear, semesta yang baik,
Terima kasih, untuk pelajaran berharganya kali ini. Saya tidak tau, saya akan merasakan ini sampai kapan.
Tapi, tolong... kalo boleh diulangin lagi, boleh ya pemeran utamanya diganti aja. Jangan yang ini.
Wakakakakakakaka... (*Yakale lo boleh request kayak gini)
8 maret
Ketika, saya berdiri bersebrangan dengan dia, lalu dia tersenyum. Lalu saya merasa senyum itu hanya milik saya. Lalu, rasa itu menetap, sampai hari ini. Bahkan senyum itu menghidupkan saya diantara rutinitas saya.
Untukmu, cowo botak berkacamata, dengan ransel coklat,
Yang saya lihat dan temui di bandara,
Saya tidak berharap, kamu mengingat saya. Mungkin juga senyum itu bukan untuk saya. Mungkin untuk seseorang yang berjalan disamping saya, dibelakang saya atau dideekat saya.
Namun, keberadaanmu saat itu, cukup membuat saya mengakui "love at first sight" is exist. I do, and its you.
Semoga harimu menyenangkan dimanapun kamu berada, ditemani siapapun, sedang melakukan apapun.
Benyada Remals "dyzcabz"
Komentar
Posting Komentar