Langsung ke konten utama

Sesederhana itu..

Sesederhana itu...
Wednesday, February 20, 2013
7:54 PM
 

Aku hanya INGIN DICINTAI, secara SEDERHANA…
Aku hanya INGIN DICINTAI oleh SESEORANG yang MEMBUATKU merasa BEGITU BERARTI saat aku DIDEKATNYA.
Aku tidak butuh SEORANG PANGERAN KAYA RAYA bak NEGERI DONGENG,
Bukan JUGA PIALANG SAHAM TERKENAL,
Atau mungkin CUCU dan ANAK dari ORANG NOMOR SATU di NEGARA ini,
Atau DOKTER TERKENAL mungkin?
Bukan, aku tidak MENGINGINKAN semua itu,
 
Aku hanya ingin DICINTAI dengan CINTA yang SEDERHANA,
 
Sesederhana, debu yang DITIUP ANGIN!
Sesederhana AWAN yang MELINDUNGI BUMI dari SENGAT MATAHARI,
Sesederhana MATAHARI yang SENANTIASA ADA menemani SIANG,
Sekalipun kadang TIDAK TERLIHAT,
Sesederhana BINTANG yang MENERANGI MALAM,
Walau tidak NAMPAK JELAS,
 
Aku tidak MENGINGINKAN, CINTA yang BEGITU RUMIT,
Dengan EMBEL-EMBEL HARTA dan PROPERTINYA,
Aku tidak butuh KEDUDUKANNYA, STATUS SOSIALNYA,
Aku tidak butuh SEGALA HAL yang MEMBUAT HIDUP terasa NYAMAN!
Mungkin kalian akan BERTERIAK BAHWA AKU BODOH.
 
Ketika kau MENGENANG CINTA, bukan UANG yang TERINGAT!
Namun SAAT KEBERSAMAAN dalam MELEWATI SUKA dan DUKA…
 
Aku hanya ingin MERASAKAN, artinya DIPUJA, DICINTAI, DIHARGAI, DIMILIKI,
Secara SEDERHANA!
 
Aku menghargai SEBUAH KESEDERHAAN dalam MENCINTAI…
Aku tidak menuntut DIA HARUS BEGITU, atau BEGINI,
Aku MENERIMA segala KEKURANGANNYA sebagaimana ADANYA!
Sebab CINTA itu LAHIR dari PROSES yang PANJANG…
 
Aku HANYA INGIN, dicintai…
Sebagai SEORANG WANITA BIASA,
Bukan sebagai SEORANG SOSOK yang KUAT, HEBAT,
Bukan KARENA GELAR dan PENDIDIKAN yang AKU KEJAR,
Bukan KARENA HARTA PAPAKU,
Atau WARISAN NENEK MOYANGKU!
 
Aku hanya INGIN DICINTAI secara SEDERHANA…
Sesederhana EMBUN PAGI yang PERLAHAN JATUH ketanah,
Sesederhana PUTIK yang BERTEMU KEMBANG SARI karena TIUPAN ANGIN,
Sesederhana OMBAK yang MENYENTUH PASIR diPANTAI,
Sesederhana PELANGI yang MUNCUL sehabis HUJAN,
 
Aku hanya INGIN DICINTAI dengan SANGAT SEDERHANA,
Aku tidak butuh TEORI BASI, tentang CINTA,
Karena CINTA itu RASA bukan LOGIKA.
 
CINTA tidak JATUH, saat KAU MENYADARINYA,
Karena itu DALAM HAL CINTA, segala LOGIKA RUNTUH!
CINTA datang dan MENYAPA pada WAKTU yang TIDAK AKAN BISA AKU DUGA…
Bahkan SAAT AKU MEMPERSIAPKAN DIRIKU untuk MENOLAKNYA,
Aku tidak BERDAYA!
 
 
Aku adalah CONTOH WANITA KONSERVATIF dengan SEGALA KEANGKUHAN MASA KINI.
Aku tidak TERCIPTA secara LEMAH, namun AKU DITEMPA oleh WAKTU untuk MENJADI KUAT.
Aku BERJALAN diatas KERAPUHANKU sebagai SEORANG WANITA yang PERASA,
Aku BELAJAR MEMATIKAN SUARA HATIKU,
Aku BEKERJA diatas TUNTUTAN PROFESIONALITAS,
Aku MENGEJAR IMPIANKU, hingga DIBATAS ASAKU,
Aku LUPA KODRATKU untuk DIMILIKI….
 
Hingga SUATU HARI, aku terbangun dari KENYAMANANKU akan KESENDIRIAN,
Dan MENYADARI…AKU BUTUH TANGAN yang MENGUATKANKU!
 
Sampai suatu KETIKA, seorang YANG SANGAT BIASA datang dan MENAWARKAN SEBENTUK HATI untukku!
Aku TERHENYAK!
Mana mungkin PEREMPUAN SEHEBAT AKU, mau MENERIMA PINANGAN dari LAKI-LAKI yang BEGITU BIASA!
Bahkan UNTUK DISETARAKANpun DIA BERADA diLEVEL BAWAH untuk DIPILIH.
Aku memiliki SEGALA HAL yang DITAWARKAN oleh HIDUP untukku!
Dan DIA?
Dia HANYA MEMILIKI HATI yang LEMBUT dan PENUH KASIH.
 
Lama aku TERDIAM melihat LAKI-LAKI yang BERHADAPAN denganKU ini,
Berani SEKALI dia datang dan MELAMARKU!
Dia PIKIR, apa hebatnya dia?
Dia KIRA, SIAPA DIRINYA sampai BERANINYA MELAMAR AKU!
 
Dengan ANGKUH, aku MENOLAKNYA PERGI! Aku mengusirnya dari hidupku. Aku tidak sudih MERENDAHKAN HARGA DIRIKU untuk SESEORANG yang BAHKAN tidak PERNAH TERBAYANGKAN untuk ADA DIDALAM MIMPIKU! Dan ITU SANGAT MEMUAKKAN! Aku BUKAN LAGI PERAWAN INGUSAN yang AKAN TERSENTUH dengan SEGALA HAL TENTANG CINTA. Aku bukan LAGI GADIS DESA yang TERPANA melihat PUISI MURAHAN hasil JIPLAKKAN itu. aku adalah WANITA DEWASA!
 
Dengan SINIS, aku MENAMPAR HARGA DIRINYA. Aku berdiri dengan GAGAH, lalu dengan LANTANG aku MENJATUHKANNYA…
 
"seharusnya KAMU BERPIKIR 2 kali sebelum datang dan MEMPERMALUKAN DIRIMU? Siapa kamu sampai kamu BERMIMPI BISA MENIKAH dengan KU?"
 
Laki-laki sederhana itu hanya TERSENYUM. Dia mengangguk tanpa MEMBANTAH, bahkan MEMPERLIHATKAN KESAN MARAHPUN tidak! Dia hanya MENGANGGUK seolah menyetujui PENDAPATKU tentangnya. Namun, yang PALING MEMBUATKU KESAL, DIA TIDAK BERANJAK dari SANA. Dia seolah DIAM dan MEMATUNG DISANA.
 
"AKU RASA, penjelasanku sudah cukup jelas. Bahwa AKU TIDAK MENYUKAI KAMU. Dan AKU RASA, KAMU BUKAN yang TERBAIK bahkan TERPILIH. Masih TERLALU BANYAK LAKI-LAKI DILUAR SANA yang MENUNGGUKU." tandasku ANGKUH
 
Dia MENATAPKU. Lama sekali.
 
"BANYAK LAKi-LAKI diluar sana yang MENGINGINKANMU, itu BETUL. Tapi TIDAK ADA yang BERANI untuk MEMPERJUANGKANMU. Karna itu, KAMU TETAP BEGINI." ujarnya PELAN dan TENANG. Namun, KALIMAT itu BEGITU MENYAKITIKU. Aku SANGAT TERSINGGUNG oleh KATA-KATANYA. Apa karena DIA MENYENTUH RASA SAKITKU? Apa DIA MENGENAI BAGIAN yang SELAMA INI aku SEMBUNYIKAN secara RAPAT?
 
"AKU PEMILIH karena ITU SEMUA LAKI-LAKI aku TOLAK. Aku berhak untuk MENENTUKAN APA yang TERBAIK UNTUKKU!"
 
Dia tersenyum dan MENGANGGUK lagi.
 
"Tidak SALAH menjadi SEORANG PEMILIH,nona. Tapi KAMU HARUS SADAR, TERKADANG apa yang KITA IMPIKAN tidak SELALU MENJADI APA YANG KITA MILIKI. Menikahlah denganKU, lalu aku akan MENJADIKAN MIMPIMU menjadi KENYATAAN."
 
Aku tersenyum ANGKUH. Bagaimana BISA AKU MENERIMANYA, sedangkan BUKAN DIA yang AKU INGINKAN! Bagaimana CARANYA aku harus MENGHABISKAN HIDUPKU dengan ORANG yang SAMA SEKALI BUKAN IMPIANKU! Orang yang BAHKAN MAMPIR diBENAKKU saja TIDAK! Bagaimana CERITANYA aku HIDUP dengan DIA?
 
Ini KISAH NYATA, bukan CERITA DONGENG. Aku hidup dan TUMBUH untuk MASA DEPAN.
Bukan CERITA MASA LALU yang KEMBALI aku HIDUPKAN!
 
*********************************************************************
 
Aku hanya ingin DICINTAI dengan CARA yang BEGITU SEDERHANA…
Sehingga AKU MERASAKAN artinya DIMILIKI.
Sehingga AKU MENGERTI, mengapa TUHAN MENCIPTAKAN SELA KOSONG diantara RUAS JARIKU!
 
Aku ingin DICINTAI dengan SANGAT SEDERHANA,
Seperti SALING MENGGENGGAM saat MATAHARI TERBENAM,
Berpelukan dibawah LANGIT BERBINTANG,
Berciuman sebelum PERGI KERJA,
MENYAPA saat ADA WAKTU LUANG dikantor,
Sesederhana SEMUT menyukai GULA,
Seperti itulah AKU INGIN DICNTAI!
 
 
EGOKU sebagai WANITA HEBAT menolak. Dia BUKAN IMPIANKU! Namun, KETERBATASANKU sebagai SEORANG WANITA, mempertimbangkan KEMBALI SEMUA NASEHAT dari ORANG SEKELILINGKU. Benar, WANITA memiliki TANGGAL EXPIRED! Ada BATAS dimana, WANITA tidak BISA LAGI MEMENUHI KODRATNYA sebagai IBU. Benar memang, TUHAN yang MENGATUR SEGALA HAL, termasuk memiliki KETURUNAN, namun… ZAMAN BERGERAK MAJU,bukan MUNDUR. Ada banyak RESIKO yang HARUS DIHADAPI saat MEMILIKI ANAK diumur-umur KEPALA 3. dan aku, SUDAH KEPALA 3.
 
Aku sudah DITAPAL BATAS usia UZUR…
Pantaskah AKU BERSIKAP seperti ABG lagi?
Tidak malukah AKU MEMPERTAHANKAN EGOKU, disaat TEMAN-TEMANKU bahkan SUDAH BERCUCU?
Lama aku TERMENUNG dan TENGGELAM dalam SEBUAH PEMIKIRAN PANJANG…
Pernikahan bukanlah sebuah MAINAN!
 
Itu TERLALU SAKRAL untuk DIPERMAINKAN!
Kau tidak bisa SEENAKNYA SAJA PERGI, saat KAU BOSAN…
Atau MENINGGALKANNYA saat KAU MARAH.
Pernikahan adalah WUJUD NYATA dari RASA TANGGUNG JAWAB sepasang KEKASIH yang MENCINTA
Lalu AKU?
Aku TERJEBAK?
Pada WAKTU yang TEPAT dengan ORANG YANG SALAH?
Aku tidak memiliki PILIHAN LAIN, selain yang TEGAK DIDEPANKU!
 
 
DENGAN diiringi LAGU KHAS PERNIKAHAN, aku BERJALAN ke ALTAR KUDUS itu. ingin rasanya MENCOPOT SEMUA BAJU ini dan LARI KELUAR. Ingin rasanya BERTERIAK pada DUNIA, bahwa AKU TIDAK MENGINGINKAN ini. Bahwa SEMUANYA ini hanyalah SEBUAH PAKSAAN BODOH yang WAJIB aku jalani. Hanya KARNA AKU WANITA!
 
Aku ingin DICINTAI secara SEDERHANA, bisikku pelan…
Entah pada siapa aku MEMBISIKKANNYA. Untuk diakah?
Yang kini NAMA BELAKANGNYA melekat pada NAMAKU?
Atau PADA ANGIN?
Ah…MUNGKIN pada TUHAN yang MENGIRIMKAN LELAKI INI untukKU!
 
LOVE has JUST TOOK ME by SURPRISE!!!!
 
Aku tidak akan MENCERITAKAN keindahan SEBUAH PENJARA BODOH bernama PERNIKAHAN ini. Itu sudah TERLALU BASI. Toh aku tidak MENGINGINKANNYA sama sekali! Aku bukan TIPE WANITA di DESA yang BANGUN PAGI untuk MENGURUSI SUAMI! Heloooow! Aku dibesarkan DIKOTA MODERN, dimana SEGALA HALNYA mandiri. Dan INEM PELAYAN SEKSI hanya ada DISINETRON. Bukan MENJADI BABU untuk SUAMI SENDIRI!
 
Jadi, aku YANG MEMBUAT PERATURAN diRUMAH INI!
 
Aku memutuskan UNTUK MEMBUAT PERATURAN yang MENGUNTUNGKAN untukku! Aku tidak harus menyiapkan SARAPAN. Karena itu TUGAS PEMBANTU. Aku tidak harus BANGUN PAGI, karena AKU TIDAK MAU REPOT. Aku tidak mau jadwal KERJAKU DIGANGGU GUGAT untuk acara TIDAK JELAS! Aku adalah AKU sebagaimana DIA MENEMUKANKU dalam RUTINITAS yang SANGAT PADAT. Jangan COBA MENGUBAHKU!
 
Dia hanya MENGANGGUK, mendengar SEJUMLAH PENJELASANKU.
 
"Aku tidak akan mengubah apapun itu, kecuali HATIMU dan NAMAMU. Tidak akan MENYENTUH APAPUN itu, kecuali TANGANMU. Tidak akan MENGGANGGU KENYAMANANMU dalam HAL APAPUN itu, kecuali SAAT AKU BUTUH tempat BERCERITA."
 
We make it DEAL!
 
Kesederhanaan CINTA seperti apa yang AKU MAU?
Jika, aku tidak pernah MENGANGGAPNYA ADA?
KESEDERHANAAN CINTA yang BAGAIMANA, yang AKU IMPIKAN?
Jika AKU selalu SAJA MERENDAHKANNYA,
Lalu MEMBUATNYA seolah TIDAK LAYAK DISISIKU!
 
Aku hanya INGIN DICINTAI dengan BEGITU SEDERHANAAN…
Sesederhana, GEMBOK yang MENEMUKAN KUNCINYA.
Sesederhana, SELIMUT yang MEMBERIKAN KEHANGATAN pada MALAM DINGIN,
Sesederhana, GARPU yang BERDIAM diSAMPING SENDOK, sekalipun TERKADANG DIA TERABAIKAN,
Sesederhana, KUPU-KUPU mencium WANGI BUNGA,
Sekalipun SARINYA habis, dan DIA PERGI, namun DIA PERGI dengan SEBUAH MANFAAT…
Sesederhana, CIUMAN SELAMAT MALAM…
Walaupun KADANG TERASA seperti BASA BASI, namun SENTUHANNYA menggetarkan HATI!
Hanya SESEDERHANA itu saja…
 
************************************************************************************
 
Pernikahan ini berjalan DENGAN TIMPANG! Aku dengan KEMAHA BESARANKU, dengan KEHEBATANKU, dengan KEKUASAANKU, aku merasa MEMILIKI SEGALA HAL! Apa yang TIDAK BISA KUBELI dengan UANG? Lembaran MERAH itu belum pernah MENGECEWAKANKU! Iyakan? BELUM pernah ADA MANUSIA yang BISA MENOLAK, jika aku MENEMPELKAN kertas PERSEGI PANJANG MERAH itu ditanganya.
 
Tapi HARI INI, LAKI-LAKI sederhana itu, menunjukkan…
Bagaimana CARANYA MENCINTAI dengan SEDERHANA!  
Siang itu, aku panik dikantor. IBUKU masuk RUMAH SAKIT. Sementara aku harus BERANGKAT ke RIAU untuk PERTEMUAN dengan SALAH SATU rekan bisnis disana. IBU memang menderita SAKIT GINJAL. Sudah bertahun-tahun yang lalu. Dia hanya hidup dengan CUCI DARAH. Dan sekarang, MESIN-MESIN bodoh itu tidak bisa MEMBANTUNYA untuk BERTAHAN. Dokter menyuruhku mencari DONOR GINJAL! Kemana aku harus MENGEMISNYA? Mereka sudah memesan DONOR GINJAL dari CINA, namun BELUM ADA yang BISA.
 
Aku terkulai lemas didepan PINTU ICU. Bagaimana CARANYA, aku menolong IBU? Hanya dia yang AKU PUNYA! Aku tidak ingin kehilangan dia. Aku terdiam menatap SELANG-SELANG yang TERPASANG disekujur TUBUHNYA. Aku menatap MUKANYA yang PUCAT.
 
Kenapa UANG tidak bisa MENJAWAB semua ini?
Kenapa LEMBARAN itu tidak BISA MENGHADIRKAN SIAPAPUN yang BERSEDIA memberikan GINJALNYA!
Aku akan MEMBAYARNYA berapapun itu
Bahkan APAPUN yang DIA INGINKAN, akan AKU LAKUKAN!
Asalkan dia MAU MEMBERIKAN GINJALNYA!
 
Akhirnya aku BATAL KE RIAU. Aku mengutus ASISTENKU untuk PERGI KESANA. Aku ingin TINGGAL DISISI IBUKU. Menemaninya melewati masa-masa KRITISNYA. Aku sedang termenung, saat DIA MASUK.
 
"Ibu sudah baikkan?"
"Kamu bisa liat sendirikan? Apa ibu telihat seperti sudah baikan? Apa ibu bisa bercerita dengan KITA?" sindirku tajam
"Dokter bilang apa?"
"ibu butuh donor ginjal. Ginjalnya sudah benar-benar tidak bisa bekerja lagi."
"Kamu sudah cari?"
"Sebelum kamu bilang juga, aku sudah cari!"
"Lalu?"
"Kamu tuh bego banget ga sih? Ya belom adalah! Kalo udah ada, ga mungkin juga ibu masih dalam keadaaan seperti ini. Kamu pikir berapa banyak orang yang mau merelakan GINJAL mereka, untuk ORANG yang TIDAK MEREKA KENAL?"
 
 
DIA TERDIAM dan KELUAR.
 
Aku tidak menemukannya lagi sampai KEESOKKAN HARINYA! Bahkan SETELAH 3 hari kemudian, DOKTER membawa BERITA BAIK itu. DIA TIDAK TERLIHAT dimana-mana. Dia seolah menghilang entah kemana. Dan aku terlalu SENANG dan SIBUK untuk PERGI MENCARINYA. Toh, tidak ada UNTUNGNYA JUGA untuk MENEMUINYA! Apa juga yang MEMBUAT dia BEGITU PENTING untuk DICARI! Dia tidak menyumbangkan SEPESER PUN untuk IBU. Dia hanyalah SUAMI diatas KERTAS. Hanya untuk SEBUAH STATUS, agar PREDIKAT PERAWAN TUA itu tidak mampir untukku! Itulah GUNANYA dia.
 
IBU KEMBALI kerumah. DONOR GINJALNYA berhasil. IBU bisa kembali HIDUP. Namun, DOKTER MERAHASIAKAN PEMILIKNYA. Walaupun aku bersikeras untuk MEMBERIKAN SANTUNAN untukNYA. Aku tidak akan MENERIMA DENGAN GRATIS begitu saja. Aku tau, didunia sekarang ini bantuan tidak datang dengan GRATIS. Aku menyerah, saat DOKTER BILANG, PASIENNYA sudah MENINGGAL karena KECELAKAAN. Aku tidak menyerah, aku menyuruh asistenku untuk MENGECEK KE UGD, semua pasien yang MENINGGAL karena KECELAKAAN 3 hari itu. namun hasilnya NIHIL, memang ada BEBERAPA KECELAKAAN, tapi PASIENNYA tidak SAMPAI MENINGGAL.
 
 
Aku ingin DICINTAI dengan SEDERHANA,
Dengan SANGAT SEDERHANA…
Sesederhana, tawa riang anak kecil yang mendapat mainannya,
Sesederhana, BIAS cahaya kemuning MATAHARII yang MENYENTUH AIR LAUT…
Menimbulkan KEMILAU yang MEMPERSONA!
Sesederhana, UDARA PAGI yang MENYEJUKKAN…
Sesederhana, MENEMUKAN ALASAN untuk TETAP TERSENYUM dihari yang BURUK,
Sesederhana, KESEJUKKAN yang DIBERI KIPAS ANGIN, saat KAU KEPANASAN…
Sesederhana itulah, aku INGIN DICINTAI!
 
****************************************************************************
 
Hari ini, LAKI-LAKI sederhana TEGAK dihadapanku. Dia meminta waktuKU sebentar untuk MENDENGARNYA. Dengan ENGGAN, aku menyetujuinya. Walau sebenarnya TERASA BEGITU MALAS untuk bisa BERSAMANYA.
 
"Aku mau kita REFRESHING sebentar."
"AKU SIBUK! Lagipula aku tidak butuh REFRESHING. Tiap menit terlalu BERHARGA untuk DIBUANG secara PERCUMA!"
"Bukan DIBUANG. Aku hanya ingin KAMU belajar untuk MENIKMATI HIDUP. Aku mau kita jalan-jalan."
"LALU BISNISKU? TENDERku? DEADLINEku dengan PERUSAHAAN-PERUSAHAAN besar itu? Kamu aja yang PERGI SENDIRI."
"Aku sudah meminta tolong ASISTENMU untuk mengurusnya. Kita hanya pergi 2 minggu. Aku bisa PERGI SENDIRI. Tapi kali ini, aku ingin MENGAJAK ISTRIKU! Aku sudah menyiapkan segala hal yang KAMU BUTUHKAN. Maukan pergi denganku sebentar saja?"
 
Lama aku terdiam. HARUSKAH AKU MENERIMA INI?
 
"Tapi aku punya satu SYARAT untuk KAMU." ucapnya
Aku mengernyitkan DAHI. Bukankah seharusnya AKU yang MENGATAKAN itu? akulah yang SEHARUSNYA mengajukan SYARAT untuk dia! Kenapa jadi terbalik seperti ini?
 
"TINGGALKAN SEMUA UANG KAMU. Kita jalan, pake uangKU" tegasnya
"KALAU aku membutuhkan SESUATU?" tanyaku
"KAMU bisa MEMINTANYA dari AKU."
"KALAU KAMU tidak bisa memberikannya?" tantangku
"AKU akan MENGUSAHAKAN semua hal YANG TERBAIK untuk kamu."
 
 
MALAM hari sebelum keberangkatan kami, dia mengurus segalanya dengan baik. Dia sibuk untuk mempersiapkan SEGALA HAL yang NANTI AKAN AKU BUTUHKAN disana. Aku sendiri tidak terlalu TERTARIK dengan PERJALANAN ini. Aku MENG-IYA-KANNUYA hanya KARENA DIA, lagipula apa salahnya MENGIKUTI SARANNYA untuk REHAT sejenak.
 
Aku mendengarnya berbicara dengan MANG TATANG, sopir dirumah…
 
"jangan lupa panasin mobil ibu setiap pagi ya. Ganti OLInya juga. Lampu belakangnya mati, tolong diperbaiki. Nanti saya tinggalin uang untuk MANG TATANG. Yang penting urus mobilnya IBU ya."
"Iya, tuan. Tuan tau darimana lampu belakangnya mati. Saya kok ga merhatiin ya?"
"3 hari yang lalu, saya tidak sengaja melihat RATIH keluar. Dan lampu belakangnya mati."
"Beres tuan. Tuan pergi berapa lama?"
"2 mingguan"
"Mau keluar negeri,tuan?"
"Tidak. Hanya jalan-jalan keliling saja. Saya bukan orang kaya, sampai harus keluar negeri."
"Habisnya IBUKAN selalunya keluar negeri."
 
 
Dia juga melakukan HAL yang SAMA untuk BI NIAH, pembantu dirumah. MEMBERIKAN UANG MAKAN, dan mengatur segala hal dirumah.
 
Entah kemana, dia akan MENGAJAKKU…
Entah apa yang AKAN TERJADI selama PERJALANAN itu…
Entah, bagaimana aku harus MENGHADAPINYA.
Aku terbiasa MENGHINDARINYA!
Sekarang, aku HARUS TERBIASA untuk MENEMANINYA…
 
****************************************************************************
 
DESTINATION pertama, GUNUNG BROMO!
 
Damn! Aku benci GUNUNG! Aku benci UDARA DINGIN! Aku alergi dingin, dan ASMAKU BISA KAMBUH. Apa ORANG ini GILA? Kenapa coba dia HARUS MEMBAWAKU untuk PERGI MELIHAT KEANGGUNAN BROMO! Kenapa dia HARUS MEMAKSAKU berjalan SEJAUH 5 kilo untuk MENATAP SUNRISE itu. aku tidak tersentuh sama sekali. Apalagi, DINGINNYA menusuk sampai KETULANGKU!
 
Ketika TIBA diSURABAYA, aku tidak PERNAH BERPIKIR jika AKU HARUS PERGI ke GUNUNG BROMO!
Dia menyuruhku ISTIRAHAT sebentar diRUMAH KELUARGANYA. Dan harus AKU AKUI, bahwa KELUARGANYA begitu RAMAH dan SOPAN untukku. Mereka MELAYANIKU dengan BEGITU BAIK!  Mereka bercerita banyak TENTANG MERTUAKU, namun TIDAK SUAMIKU. Mereka MEMBANGGAKAN saudara-saudara SUAMIKU, namun tidak MENYEBUTKAN sedikitpun, tentang PRESTASI SUAMIKU. Aku hanya diam dan mendengarkan CERITANYA.
 
DIA KEMBALI, dan MEMBAWAKU untuk PERGI. Dalam perjalanan, sesuatu MENGUSIKKU. SESUATU tentang PEMBICARAAN TADI.
 
"tadi aku cerita-cerita sama tante kamu."
"Lalu?"
"Mereka ngebanggain semua sodara-sodara kamu. Tapi MEREKA tidak BILANG APAPUN yang MEMBANGGAKAN tentang KAMU!"
Dia hanya tersenyum dan mengangguk seperti biasa.
 
"Lalu kamu tidak membanggakan aku? Kamu tidak bilang sesuatu yang BISA MEMBUAT MEREKA BANGGA tentang aku?"
GILIRAN AKU yang DIAM! Apa yang MAU AKU KATAKAN. Kalau segala hal tentang DIRINYA saja AKU TIDAK TAHU! Apa yang BISA AKU BILANG, salah-salah nanti malah jadi BOOMERANG. Apa yang BISA AKU BANGGAKAN memangnya?
 
"Aku tidak PEDULI, mereka BANGGAIN AKU atau TIDAK. Buat aku, HAL yang PALING MEMBANGGAKAN adalah PUJIAN yang DARI ISTRIKU untuk SEMUA HAL yang AKU LAKUKAN. Tidak dibanggakan oleh ORANG LAIN, itu bukan MASALAH BESAR. Karena, aku tidak HIDUP dengan MEREKA." ucapnya ringan
 
Aku mengalihkan PANDANGANKU keluar sana.
 
"KITA MAU KEMANA?"
"BROMO"
"AKU ALERGI DINGIN! Aku ASMA! Aku tidak bisa kesana. ASMAKU bisa KAMBUH! Kenapa kamu tidak tanya dulu sih aku bisa atau ngga. Aku ngga bawa inhalerku!" ucapku jengkel
"AKU UDAH BAWAIN semuanya."
 
Aku menatapnya dengan TERKEJUT.
 
"INHALERku ada?" tanyaku lagi
"SEMUANYA sudah ada. Bukannya aku sudah bilang, AKU SUDAH SIAPKAN SEMUA HAL yang KAMU BUTUHIN. BROMO terlalu INDAH untuk KAMU LEWATKAN,ratih. Kadang, KAMU HARUS BELAJAR untuk KELUAR dari ZONA NYAMAN KAMU. Agar kamu tau, bahwa ADA BANYAK HAL MENARIK yang TERJADI diluar sana. Sekalipun ada RASA TAKUT untuk MEMULAINYA. Aku serius."  
Aku diam. Aku lebih memikirkan, ASMAKU yang NANTI KAMBUH! Aku tidak suka DINGIN. Aku benci GUNUNG!  Kenapa sih ngga KE PANTAI saja. Kenapa harus MENDAKI GUNUNG! PERSETAN dengan KEINDAHAN BROMO… ada atau TIDAKNYA aku disana, TOH, BROMO tetap SEPERTI ITU!!!!
 
Kami sampai di BROMO dan PENGINAPAN itu sudah jam 7 malam. Dia segera membawaku kekamar. Aku mulai merasakan DINGIN yang MENYAPAKU. Dan, aku BENCI SEPERTI INI. Aku hanya diam dan MENGAMBIL SELIMUT. Dia kembali dengan JERUK HANGAT. Dia memberikannya untukku. Kemudian, dia mengeluarkan SEBUAH SWEATER TEBAL sekali. Dia meletakkannya untukku.
 
"PAKAI INI. Dengan SWEATER ini, kamu tidak akan kedinginan."
"Aku BAWA KOK."
"PAKAI INI,RATIH. PERCAYA SAMA AKU. Kamu ga akan KEDINGINAN. Aku keluar untuk PESAN MAKAN DULU YA."
"KENAPA ga makan diRESTORANNYA aja?"
"GA AKAN ada MAKANAN yang KAMU SUKA DISINI. Semua makanan KAMPUNG."
"LALU? KAMU mau beli dimana?"
"BUKAN BELI, tapi MASAK."
 
AKU TERHENYAK! DIA MASAK? UNTUK AKU? KARNA DISINI ga ada MAKANAN yang AKU SUKA?
 
"HAR, tidak perlu repot. Aku bisa kok, makan makanan apa saja."
"GAPAPA. BIAR AKU MASAKIN aja."
"HAR! Aku bisa makan makanan disini. Kamu pikir, aku RATU ELIZABETH? Yang harus MENDAPAT LAYANAN KHUSUS?"
"TERSERAH. Kalo gitu, pake SWEATERNYA, kita keluar makan."
 
Aku MEMAKAI SWEATER itu, dan PERCAYA ATAU TIDAK. SWEATER itu begitu HANGAT. Serius! Setidaknya, HANYA TANGAN dan HATIKU yang DINGIN. Namun, RAGAKU terbungkus HANGAT didalam SWEATER itu. aku mengikutinya dari belakang. Dia benar, MAKANAN disini, adalah KHAS ORANG DESA. Lalapan, dan aku tidak menyukainya. SAYUR ASEM, okay….AKU MUNDUR! Untung masih ada, TELUR DADAR dan SAMBAL. Setidaknya aku bisa HIDUPLAH.
 
"INI makanan wajibku, saat dulu aku jadi ABK di KAPAL." ucapnya pelan
Aku mengangguk.
"MASIH KEDINGINAN?"
"NGGA kok. MAKASIH buat SWEATERNYA."
"Itu punya MAMA."
"Oh? MAMA?"
"MAMA suruh kasih ke kamu. Waktu aku bilang, kita mau ke BROMO."
"Makasih"
"sebentar kita berangkat jam 1 subuh. Biar kita bisa liat SUNRISE tepat waktu."
"JAM 1??????" teriakku panik
 
Aku tidak bisa membayangkan sedingin apa itu!!!!!
 
"HAR… Boleh kalo aku tidak ikut?"
"BUAT APA KITA KESINI. Kalau akhirnya KAMU TIDUR DIHOTEL?"
"AKU tidak bisa JALAN JAUH! Aku tidak bisa MENDAKI GUNUNG! Aku tidak bisa."
"AKU akan GENDONG KAMU, kalau terjadi sesuatu."
"sebenernya tujuan ini apa sih? Aku ga melihat ada sesuatu yang BEGITU ISTIMEWA selain SUNRISE BODOH ITU. sunrise dimana-mana sama,HAR!"
"BEDA,ratih. Ketika, kamu mencapai PUNCAK BROMO, kamu akan MENGERTI apa yang AKU MAKSUD!"
 
 
JAM 01.00
 
Akhirnya, aku BANGUN dan IKUT MENUJU PUNCAK BROMO itu. HARRY berjalan didepanku sambil MENGGENGGAM TANGANKU. Dia selalu MENYEMANGATIKU untuk SAMPAI PADA PUNCAK BROMO itu. dia menceritakan APA YANG BISA AKU LIAT. Dia menjelaskan dengan DETAIL tentang EDELWEIS yang TUMBUH dikaki BUKIT itu. bahkan dia MEMETIKnya untukku.
 
Saat itu sudah jam 04.30. aku mulai merasakan NAFASKU SESAK. Dingin yang TADINYA tidak ada, kini SERASA MERAMBAT NAIK. Membuatku GEMETARAN. Aku begitu takut. Sudah lama aku tidak merasa SESAK SEPERTI INI LAGI. Lama sekali aku tidak MENGGUNAKAN OBAT ASMA itu. aku terduduk dibongkahan batu besar. Aku berusaha mengatur NAFASKU. HARRY melihatku.
 
"KAMU tidak butuh obat, RATIH. Atur nafasmu dengan baik. PERCAYALAH, ASMA ini tidak akan MENGHALANGI KAMU sampai pada PUNCAKNYA BROMO."
"AKU SESAAAKKKHHH." ucapku terengah.
Kepanikan menyerangku dengan CEPAT. Sesuatu HAL yang AKU BENCI, saat AKU TIDAK BISA MELAKUKAN APA yang SEHARUSNYA AKU LAKUKAN. HARRY berlutut DIDEPANKU. Rombongan WISATAWAN yang LAIN, berusaha untuk MENOLONGKU. Namun dengan SOPAN HARRY MENOLAKNYA.
 
"AKU percaya KAMU BISA, melawan SESAK itu. toloong, JANGAN MENYERAH untuk KITA."
Aku MENATAP HARRY.
"AKU TAKUT ke atas,HAR."
"KAMU PASTI BISA. KAMU SELALU BISA MENGATASI SEGALA HALNYA,ratih. Kamu PASTI BISA. Kalahkan RASA PANIK dan TAKUTMU."
"HAR…apa yang akan aku LIHAT DIATAS SANA?"
"LEBIH dari SEKEDAR SUNRISE!"
"SESUATU yang BISA aku BAWA PULANG?"
"SESUATU yang AKAN MELEKAT SELAMANYA."
 
Aku menenangkan DIRIKU dari KEPANIKAN ini. Aku berusaha untuk BERNAFAS dengan TENANG. Aku berusaha SEKUAT TENAGA untuk MENGALAHKAN PENYAKIT INI. Aku tidak BOLEH KALAH! Dan aku tidak akan PERNAH KALAH!
 
20 menit kemudian…
 
Dengan SEGALA KEKUATAN yang TERSISA, aku berusaha untuk MENCAPAI PUNCAK BROMO. Ketika aku MENYENTUH PUNCAK BROMO. Aku MELIHAT perpaduan CAHAYA KEEMASAN dan ORANYE yang BEGITU INDAH. Aku melihat MENTARI perlahan MULAI BANGUN. Sejenak LANGIT di UFUK TIMUR begitu MEMUKAU dan INDAH. Aku bahkan TIDAK BISA BERKATA APAPUN untuk MELUKISKANNYA. Bagaimana MUNGKIN, aku BERPIKIR UNTUK MELEWATKAN KEINDAHAN LUKISAN ALAM INI! TUHAN memang AJAIB, dia adalah PELUKIS yang AGUNG!
 
Aku merasakan HARRY MENGGENGGAM TANGANKU dengan ERAT. Dia BERDIRI DISAMPINGKU sambil MENATAP SUNRISE ini…
 
"Untuk MENCIPTAKAN KEINDAHAN, kita HARUS BERJUANG MENCAPAINYA. Tidak ada KEBAHAGIAAN yang DATANG, tanpa PERJUANGAN. Aku mau, KITA BERJUANG untuk MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Sesederhana MENIKMATI SUNRISE diPUNCAK BROMO. Kamu tidak TAHU SEBERAPA INDAHNYA, SUNRISE itu, kalau TADI KAMU MEMUTUSKAN untuk BERHENTI!" ucapnya RINGAN
Aku menatapnya.
 
Aku ingin DICINTAI dengan SEDERHANA…
Sesederhana, MENIKMATI SUNRISE DIPUNCAK BROMO!
 
"Jadi? Apa yang akan melekat selamanya?" tanyaku pelan
"Aku hanya ingin kamu belajar, bahwa KETAKUTAN untuk  MENERIMA sebuah PERUBAHAN BARU yang AKU BAWA dalam HIDUP KAMU, tidak AKAN MEMBUAT KAMU BAHAGIA. Kamu HARUS BELAJAR untuk MENERIMA sebuah PERUBAHAN,ratih. Aku disini, bukan untuk SEBUAH STATUS diatas KERTAS. Lebih dari itu, aku ingin KAMU TAU, bahwa AKU akan SELALU BERDIRI DIDEPANMU untuk MELINDUNGIMU dari SEGALA HAL yang BISA MENYAKITIMU. Dan, MENDAKI PUNCAK BROMO denganMU, adalah TINDAKAN SEDERHANA untuk MEMBUATMU PAHAM. Aku akan BERJUANG untuk TETAP BERSAMAMU, hingga NANTI SALAH SATU dari KITA pulang pada KEABADIANNYA. Aku hanya ingin MEMBAHAGIAKANMU dengan SEDERHANA, sesederhana MATAHARI yang MEMANGGIL MALAM PULANG diPUNCAK BROMO... "
 
Aku tidak bisa BERKATA APAPUN JUGA. Aku hanya terdiam mendengar PIDATONYA yang PANJANG.
 
Sepulang dari BROMO, dan SUJUD SYUKUR bahwa AKU MASIH BERNAFAS dengan SANGAT AMAT BAIK! Aku memperhatikan HARRY menyimpan BAJUKU. Melipatnya. Mengaturnya dalam KOPER! Kemudian, dia keluar dari kamar mandi, dan memberi tahukan bahwa AIR PANASNYA sudah siap, kalau-kalau aku mau mandi. Aku hanya mengangguk saja. Aku tidak pernah DIPERLAKUKAN SEPERTI INI oleh SIAPAPUN. Bahkan OLEH IBU dan AYAH. Mereka terbiasa mengajariku untuk MENJADI MANDIRI. Tidak boleh MANJA apalagi BERGANTUNG degan ORANG LAIN!
 
Tapi DIA, SUAMIKAN?
 
"Habis dari sini kita kemana?"
"LIAT AJA nanti. Masih banyak perjalanan yang akan kita lewatin. Kamu mandi dan istirahat dulu. Aku mau keluar sebentar."
"MAU kemana?"
"KAMU suka STRAWBERRYkan?"
 
Aku suka kalimat SEDERHANA yang HARRY ucapkan ketika diPUNCAK BROMO itu,
Aku hanya ingin MEMBAHAGIAKANMU dengan SEDERHANA, sesederhana MATAHARI yang MEMANGGIL MALAM PULANG diPUNCAK BROMO...
Itu terdengar seperti MENGULANG JANJI PERNIKAHAN kita 2 tahun yang lalu….
 
***************************************************************
 
NEXT DESTINATION is DANAU TIGA WARNA di MAUMERE!
 
Okay…. INI SEPERTY GO VISIT INDONESIA! Dia mengajakku untuk MEMUTARI NUSSANTARA ini. Bukannya TIDAK SUKA. Hanya saja, aku MERASA LUCU. Semua hal yang KAMI KUNJUNGI itu, adalah DAERAH WISATA yang SEDANG DIGALAKKAN untuk MENDATANGKAN DEVISA. Membuatku MERASA MENJADI DUTA PARIWISATA!
 
Kami sampai DI MAUMERE, salah satu kota di FLORES, tempat dimana TERLETAK DANAU TIGA WARNA yang terkenal itu. okay, dari MAUMERE kami melanjutkan PERJALANAN menuju DESA MONI. Desa ini adalah DESA TERDEKAT dengan KAWASAN GUNUNG KELIMUTU. DAMN! Kalian DENGAR? GUNUNG LAGI!!!!! Aku pikir, DIA MULAI SINTING, atau mungkin saja dia mau mempersiapkan aku menjadi salah satu ATLET PANJAT GUNUNG? HELOOOOOW! Aku menahan kedongkolanku yang memang sudah BERADA DIPUNCAK BATAS SABAR! Bahkan MANUSIA TERSABARPUN memilki BATAS LIMITKAN?
 
Aku mendengar BEBERAPA GUIDE menjelaskan pada WISAWATAN ASING itu, bahwa jarak dari desa ini ke GUNUNG ITU sekitar 13 kilo, sisanya hanyalah 1 km untuk mencapai BIBIR DANAU itu, dan PETUALANG yang MENGASIKKAN ini HARUS DIJALANI pada SUBUH! Jam 03.00 pagi. Apa ngga BUNUH AJA GUE?
 
Dia mengajakku untuk masuk ke salah satu PENGINAPAN yang ADA DISANA. Semua terlihat begitu mengenalnya dengan baik! Bahkan beberapa NENEK disana, langsung memeluknya dengan RAMAH saat dia datang. Aku mengikutinya dari belakang, berusaha untuk tersenyum dan membalas keramahan PENDUDUK LOKAL disana. Bukankah INDONESIA adalah BANGSA yang RAMAHKAN?
 
Sampai dikamar, dia langsung berbaring ditempat tidur. Suasana HENING, SUNYI SENYAP dan SEPI. Aku bahkan tidak tau harus memulai dari mana! Dia terlihat begitu lelah dan capek. Aku mengamatinya dalam diam. Apa yang dia butuhkan? Kenapa dia tidak bilang, apa yang bisa aku bantu? Kenapa dia harus menyiapkan semua hal ini sendiri?
 
"Kepala aku sakit,tih. Aku istirahat sebentar ya?" ucapnya pelan
Aku mengangguk kikuk. Apa yang harus aku katakan? Apa aku harus mengambilkan obat untuknya? Memijat kepalanya? Memesan the manis panas? Aduuuh! Ini bukan keahlianku! Aku terbiasa untuk dilayani! Aku sudah terlalu lama belajar untuk mematikan RASA KHAWATIRKU untuk ORANG LAIN, selain AYAH dan IBU.  Aku terlalu kaku, bahkan untuk MENANYAKAN APA yang DIA BUTUHKANPUN, lidahku seolah KAKU!
 
15 menit kemudian…
 
HARRY terbangun, sementara aku sedang menikmati pemandangan alam diteras kamar ini.
 
"Rat, kamu udah laper? Kita mau makan?"
"ITU LEBIH BAIK" tegasku
Dia mengangguk. Dan aku tidak bisa UNTUK MENANYAKAN "GIMANA MASIH SAKIT KEPALANYA?" apa GENGSIKU terlalu TINGGI? Apa dengan BEGITU HARGA DIRIKU akan JATUH hingga KEDASAR? Aku hanya diam.
 
Kami turun ke ruang makannya. Disana ada begitu banyak orang. Kali ini, HARRY tidak menawarkanku untuk MEMASAKKAN MAKANANKU. Dari wajahnya, aku tau DIA MENAHAN SAKIT KEPALANYA. Lalu? Aku harus apa? Bukankah dia sudah DEWASA untuk MEMUTUSKAN apa yang TERBAIK untuk dia? Aku tidak perlu REPOT untuk DIAKAN? Toh, aku tidak menyuruhnya untuk mengajakku kesini! Aku membenarkan PIKIRANKU, walaupun RASAKU bertolak belakang!
 
Dia memesan semua makanan yang DIA TAU, AKU BISA MEMAKANNYA. Agak TAKJUB juga sih disini ada BAYAM MERAH kuah dan TERONG SAUS. Itu makanan kesukaanku! Selama makan, dia tidak begitu banyak bercerita seperti saat kita diBROMO. Aku juga DIAM SAJA. Selesai makan, KAMI kembali ke kamar. Dia menyusun kursi-kursi itu sejajar, dan TIDUR DIATASNYA. Aku terkejut melihatnya. Bukankah dia bisa TIDUR  DITEMPAT TIDUR? Buat apa coba? Memang, ukuran tempat tidur ini HANYA UNTUK SATU ORANG. Tapikan, kita bisa berbagi.
 
Aku memutuskan untuk berbaring di tempat tidur. Namun, AKU GELISAH! Okay, aku tidak bisa MENENANGKAN PIKIRANKU sendiri. Aku mesti melakukan SESUATU untuk HARRY, setidaknya MEMBELIKAN OBAT sakit kepala mungkin? Bisik hatiku. Namun, OTAKKU membentak. Tidak perlu melakukan apapun. Dia sudah cukup menyusahkanmu. Dengan mengikuti petualangan bodoh ini, SEMUA JADWAL yang PENTING MENJADI KACAUKAN? Aku bangun dan duduk, menatap HARRY. Sesuatu menyentakku…
 
Bagaimanapun DIA SUAMIMU, ratih…
 
Aku berjalan mondar-mandir disekitar tempat tidur. Berasa orang bodoh ga sih? Aku tidak tau, harus bagaimana! Dan, aku membangunkannya…
 
"Rat? Kenapa? Kok kamu ngga istirahat? Kamu perlu apa?"
Aku menatapnya dengan kaget. Aku menggeleng.
"Mau jalan keluar? Mau liat-liat?" tanyanya lagi
"Ke-pa-la kaa---mu maa--siih sa--kit?" tanyaku KIKUK
"Lumayan sih."
"Istirahat aja,har."
"Kamu bener, ga butuh apa-apa?" tanyanya ulang
Aku mengangguk.
 
Ayo suruh dia pindah ke kasur! Ayoooo! Nanti kepalanya makin sakit, baadannya juga! Ayooo RATIH! SURUH PINDAH ke KASUR!
 
Aku masih berdiri dan menatapnya. Aku benci situasi dimana OTAK dan HATIKU tidak SEJALAN. Dan sebagai WANITA PERASA, kadang AKU MELUPAKAN LOGIKAKU!
 
Dengan PERGULATAN BATIN dan LOGIKA yang KUAT, akhirnya aku MEMBANGUNKANNYA…
 
"Har…tidur dikasur aja. Jangan disitu,nanti tambah sakit." ucapku pelan
"Gapapa,tih. Kamu aja yang tidur disana. Kasurnya sempit. Ekstra bednya baru datang malam nanti."
"Har, pindah aja. Aku ngga mau tidur kok. Aku mau nonton aja."
"beneran?"
"Iya"
 
Dia bergegas pindah. Melihat dia pindah, aku TERSENYUM! Lalu, aku menemukan SESUATU HAL yang MENGGEMBIRAKAN. Sesuatu hal yang MENYEJUKKAN, karena bisa BERBUAT SESUATU untuk SESEORANG yang SELALU MENYEDIAKAN semua hal TERBAIK!
 
Aku pergi keluar untuk MENCARI OBAT SAKIT KEPALA. Walaupun aku tidak tau KIOS yang MENJUAL OBAT ada atau tidak. Aku turun dan berbicara dengan SUPIR yang DISEWA oleh HARRY tadi. Dia mengantarku ke sebuah KIOS kecil yang lengkap. Ya untuk ukuran DESA, KIOS itu sudah lengkap. Cukup lama aku keluar dari kamar.
 
Saat aku balik ke PENGINAPAN, aku terkejut melihat HARRY menungguku di PINTU MASUK PENGINAPAN itu. aku merasa MUKAKU MEMERAH dan NAFASKU TERTAHAN, JANTUNGKU berdetak lebih keras. Entah kenapa! Mungkin, karena aku belum PERNAH MELAKUKAN INI semua!
 
Harry segera membuka pintu mobil.
"Kamu darimana?" tanya KHAWATIR
"dari KIOS" jawabku kikuk, aku bahkan tidak berani MENATAP MATANYA
"Buat apa? Kamu bisa bangunin akukan? Kenapa harus keluar sendirian sih?"
"Aku… aku… aku beli obat sakit kepala buat kamu" ucapku TERBATA dan PELAN SEKALI
 
HARRY menatapku lama sekali. "Minum dulu nih" ucapku lagi
"Maaf, aku ngerepotin banget ya?"
Aku menggeleng pelan. Aku bahkan tidak bisa MENGATUR NAFASKU! Tanganku BERKERINGAT!
Dia meminum obat itu.
 
Setelah itu, DIA MENGGANDENG TANGANKU kembali kekamar. Memintaku memijit kepalanya.
Dan ENTAH KENAPA, aku MELAKUKANNYA!
 
Aku ingin dicintai dengan SEDERHANA,
Sesederhana…RASA NYAMAN yang MUNCUL, saat DIA MENGGENGGAM TANGANKU.
Aku ingin DICINTAI dengan SEDERHANA,
Sesederhana…RASA SENANG yang MAMPIR, saat MENDENGAR NADA KHAWATIRNYA!
 
************************************************************************ 
 
Malam kian menjelang. HARRY masih tidur. Aku pikir dia sangat kelelahan. Aku tidak membangunkannya. Aku bergegas untuk mandi. Aku  mencari koperku, dan melihat segala isi didalamnya TERTATA APIK. Aku tersenyum melihatnya. Dia bahkan MENATA SEGALA KEPERLUANKU dengan BAIK. Bahkan DIA TIDAK LUPA membawakan ROL RAMBUTKU!
 
Selesai mandi, aku memakai KEMBALI SWITER MERTUAKU. Switer yang hangat! Dimalam yang kian dingin ini. Aku pikir, sebaiknya KITA MAKAN DIKAMAR SAJA. Jadi, aku menelpon ROOM SERVICE dan MEMINTA makan malamnya diantar kekamar. Aku berusaha merapikan meja dikamar itu, agar bisa ditaruh makanan. Aku jarang loh, mau kerja seperti ini. Bukankah sudah kubilang, AKU SELALU MENERIMANYA semuanya SECARA INSTAN kan?
 
Aku membangunkannya. Makanan sudah datang. HARRY mengerjap dan menarikku untuk tidur disampingnya.
 
"Makasih ya untuk obatnya" bisiknya
Aku mengangguk.
"Extra bednya belom datang ya?"
Aku menggeleng.
"Makanannya yang udah datang" ucapku pelan
"Kamu suruh mereka anter kesini?" tanyanya lembut
"Aku pikir, kamu terlalu capek kalau harus turun lagi"
 
Dia MENCIUM KENINGKU. "Makasih untuk PENGERTIANNYA"  
CIUMAN itu MENGHANGATKAN HATIKU!
 
 
JAM 03.00 pagi…
 
Aku dan HARRY mengikuti ROMBONGAN untuk NAIK GUNUNG KELIMUTU itu. kalian tau? AKU TIDAK TAAKUT ASMAKU KAMBUH! Harry bahkan mewanti-wantiku, apa yang aku rasa? Sesak atau tidak? Capek tidk? Aku hanya menggeleng dengan santai. AKU TAU, dia ada DISITU untuk MEMASTIKAN BAHWA AKU BAIK-BAIK SAJA! Jadi? Aku tidak perlu takutkan?
 
Sesampainya di danau KELIMUTU itu, mentari belum TERBIT. Sama seperti DI BROMO. Langit kemerahan disana. SUNRISE selalu MEMBUKA dan MEMBAWA HARAPAN BARUKAN? Aku TIDAK MENGGERUTU, namun MENIKMATI tiap DETIK pergantian MALAM ke PAGI. Hingga PAGI merekah dan AKU MELIHAT jelas WARNA DANAU 3 WARNA itu. sangat MEMUKAU! Aku serius! Kalian harus kesana dan menikmati apa yang aku CERITAKAN ini. Beneran 3 warna, merah , biru dan putih. Sentuhan SINAR KEKUNINGAN dan ORANGE itu menambah KEINDAHAN ALAM yang TERCIPTA.
 
"Baguskan?" tanya HARRY
"Bagus HAR."
"Aku mau bilang sama kamu, PERBEDAAN selalu ada. Tapi, aku tidak berharap PERBEDAAN pendapat kita dalam hal apapun itu, menjadi PEMISAH kita. Aku menghargai sebuah PERBEDAAN, disana letak KEINDAHAN PERNIKAHAN kita. Namun, bukan berarti KITA akan menyerah untuk MENYATUKAN PERBEDAAN itukan? Kamu lihat DANAU inikan? Mereka berbeda WARNA, namun SALING MELENGKAPI hingga menjadi SEBUAH PEMANDANGAN INDAH."
"Kamu mau belajar untuk menyatukan perbedaan ini? Kamu taukan, dari awal kita sangat berbeda. Kenapa kamu tetap disini,HAR?"
"Aku mencintai kamu! Tidak tau seberapa banyak dan seberapa besar. Intinya aku mencintai kamu!" tegasnya
"CINTA? Kenapa? Kapan?"
"Kadang, ada hal yang cukup kamu dengarkan, tanpa perlu kamu selidiki. Kamu percaya, tanpa perlu didebat. Kamu buktikan, tanpa perlu dipertanyakan. Kamu JALANI, tanpa perlu RAGUKAN. Satu yang BENAR, CINTA itu ADA! Karena itu aku disini."
Aku terdiam. Aku merenung PERKATAAN HARRY.
 
Tidak tau SEBERAPA BANYAK dan SEBERAPA BESAR,
INTINYA aku MENCINTAI KAMU!
Satu yang BENAR, CINTA itu ADA!
Karena ITU AKU DISINI…
Kamu PERCAYA tanpa perlu DIDEBAT!
 
Dia datang TIBA-TIBA. Aku tidak mengenalnya secara baik. Hanya sekedar TAU SAJA. Namun, IBU BEGITU PERCAYA bahwa AKU JODOHNYA. Dia datang dan MENGHANCURKAN RUTINITASKU. Membuatku KELUAR dari ZONA TERNYAMANKU. Melemparku pada SEBUAH DUNIA BARU yang TIDAK PERNAH AKU BAYANGKAN. Membawa SESUATU yang KURASA ASING, CINTA! Dia MEMPERKENALKAN aku dengan KALIMAT BARU itu. aku, wanita KERAS dan DINGIN ini, MULAI KELUAR dari DINGINNYA HATIKU. Dia MEMBUATKU mulai BEREAKSI dengan CINTA itu! dia memainkan PERANNYA yang BAIK sebagai SUAMI. Ah, dia TIDAK SEDANG AKTING! Dia benar-benar MENARIKKU masuk dalam SEBUAH DUNIA BARU yang ASING.
 
PERHATIANNYA. PELUKANNYA. CIUMANNYA. GANDENGAN TANGANNYA. KETEGASANNYA. TATAPAN LEMBUTNYA. NADA KHAWATIRNYA. SENYUMNYA. KESIAPANNYA.
 
"Rat… Kamu bahagia?"
"Buat apa?"
"2 tahun ini. Tentang aku. Tentang kita."
Aku  tersenyum.
"Kenapa kamu tanya itu,har?"
"Aku hanya ingin tau, apa kamu bahagia?"
"Ya,bahagia." jawabku sekenanya
"Jangan jawab, kalau kamu tidak tahu apa yang kamu rasa, rat. Aku hanya tanya. Tidak dijawabpun, tidak apa."
Aku menatapnya.
 
Bahagia? Apa arti bahagia menurut aku?
AKU HANYA ingin DICINTAI dengan SEDERHANA!
Sesederhana, bisikan I LOVE YOU saat BANGUN PAGI…
Sesederhana, PELUKANNYA yang TIBA-TIBA!
Aku hanya ingin DICINTAI dengan SEDERHANA…
 
Kami kembali ke hotel. Aku masih terusik dengan PERTANYAANNYA TADI. HARRY segera kebawah untuk memesan makanan. Aku masih berdiri diteras kamar. Aku menatap JAUH ke GUNUNG KELIMUTU itu, dia terlihat BEGITU MISTERIUS. Terlihat KOKOH, KUAT, terlindungi oleh KABUT, namun disana TERLETAK sebuah KEINDAHAN yang DIA JAGA! Begitukah aku dan HARRY? Aku terlihat begitu DINGIN, ACUH, KAKU, namun…AKU MEMILIKI HATI yang BELUM TERSENTUH oleh APAPUN! Sedangkan HARRY? Dia sangat BERSAHABAT, KUAT, PENGERTIAN, SABAR, semua hal yang diinginkan oleh wanita ada pada dia. DIA MEMILIKI CINTA yang BESAR untuk AKU. Namun, kenapa aku BAHKAN tidak BISA MENJAWAB PERTANYAAN SEDERHANA itu? apa aku bahagia?
 
Impian terbesarku hanyalah DICINTAI dengan CARA yang SEDERHANA! Itu saja…
Sesederhana, KEINDAHAN DANAU KELIMUTU yang TERSIMPAN dibalik KOKOHNYA GUNUNG KELIMUTU.
Sesederhana, AWAN yang MELINTASI LANGIT…
Sesederhana, BINTANG yang MENEMANI BULAN,
Sesederhana itu saja!
 
"Makanannya nanti dianter. Abis ini, kita jalan-jalan ya."
"Aku hanya ingin dicintai dengan sederhana,har."
HARRY menatapku.
"Hanya itu yang membuatku bahagia."
"SESEDERHANA apa?"
"Sesederhana MATAHARI yang MEMANGGIL MALAM PULANG diPUNCAK BROMO... "
HARRY tersenyum mendengarnya.
"Belajarlah menerima dan mencintai saya dengan cara yang sederhana. Lalu kamu akan tau, bahwa sesederhana itulah cinta."
"Maksudnya?"
"Aku bukan orang kaya, sukses, hebat seperti kamu. Aku hanya laki-laki sederhana yang bahkan berada di bawah standar kamu. "
Aku terdiam mendengar JAWABANNYA. Aku menatapnya.
"Cinta itu PROSES,har. Dia mungkin datang dengan TIBA-TIBA, namun MENCINTAI butuh banyak HAL. Dan CINTA saja TIDAK PERNAH CUKUUP dalam MENCINTAI!"
"Kalau begitu, TUALAH BERSAMAKU. Dan MENCINTAI akan MENJADI PROSES yang MENYENANGKAN untuk DILEWATI."
Aku TERSENYUM! Untuk PERTAMA KALINYA, aku MERASA ADA SESEORANG yang BEGITU MENCINTAIKU dengan HEBAT. Aku merasakan ITU,  hari ini dan DETIK INI JUGA!
 
Aku hanya ingin DICINTAI secara SEDERHANA, sesederhana UCAPAN I LOVE YOU…
 
*****************************************************************************
 
Next DESTINATION…
 
PANTAI SENGGIGI LOMBOK!
 
Aku terkejut, saat dia menunjukkan TIKET BALI. Aku pikir, setelah ini kami akan menikmati BALI. Ternyata bukan, dia membawaku ke PANTAI SENGGIGI. Damn! Ini sangat MENYENANGKAN. Setidaknya, ini adalah HAL yang SANGAT MENYENANGKAN! Aku sangat MENYUKAI PANTAI! Aku sangat amat MENGGILAI PANTAI. Aku suka CAHAYA KEEMASAN yang MEMANTUL pada AIRR LAUT saat MATAHARI akan PULANG. Aku suka EKSOTISNYA KEINDAHAN CAHAYA BULAN yang TERPANTUL pada AIR LAUT.  Aku tidak hentinya BERSYUKUR bahwa DIA MEMBAWAKU KESINI.
 
Sesampainya DIHOTEL, dia segera memesan kamar yang sudah dipesan dari jauh-jauh hari. Aku duduk di LOBBY HOTEL saja. Tiba-tiba… seorang LAKI-LAKI paruh baya, seumuran dengan IBU mendekatiku. Aku menunduk dengan HORMAT kearahnya. Entah apa aku pernah BERTEMU dengannya atau tidak. Namun, sepertinya DIA MEMANG INGIN BERTEMU denganKU.
 
"Istrinya HARRY?" tanyanya PELAN
Aku mengangguk.
"saya AYAHNYA"
Aku TERHENYAK. Bagaimana mungkin aku TIDAK MENGENALI AYAH MERTUAKU sendiri? Tapi, kenapa dia tidak ada DIHARI PERNIKAHAN KAMI? Kenapa dia tiba-tiba muncul disini? Apa ini TUJUAN HARRY mengajakku KESINI? Agar aku bisa MENGENAL dengan AYAHNYA?
"Maaf, saya tidak tahu,pak"
"Tidak apa. Harry memang tidak ingin kamu tau."
"Bapak tinggal disini?"
"Kira-kira seperti itu"
"Kalian nginap disini?"
"Iya,pak. Harry mengajak saya jalan-jalan."
 
Bapak itu hanya mengangguk tanpa menjawab. Sesaat kemudian, HARRY hadir diantara kami. Dia tidak banyak bicara, dia segera menggangdengku lalu pergi. Dia bahkan tidak menegur AYAHNYA. Dia seolah menganggapnya HANYA ANGIN!!!! Aku hanya diam saja mengikutinya ke kamar.
 
30 menit berlalu…
 
Kami hanya diam. Entah ada apa dengan HARRY. Tiba-tiba dia menjadi BISU. Dia hanya diam disofa, entah apa yang dia pikirkan. Aku juga tidak berniat untuk MEMULAI PEMBICARAAN. Walaupun aku SANGAT PENASARAN kenapa AYAHNYA tidak ada dihari PERNIKAHAN KAMi! Kenapa dia seolah MEMBENCI AYAHNYA!
 
Dan sampai 2 jam berlalu pun…
HARRY BERGEMING! Dia tetap MENIKMATI KEBISUANNYA…
 
"Kita ga makan?" tanyaku memecah keheningan ini
HARRY hanya mengangguk. Berdiri dan bersiap.
 
Selesai makan, kami memutari kota LOMBOK. HARRY yang MENYETIR. Seperti tadi, HARRY tidak berbicara tentang apapun. Dia diam, bahkan selama makanpun. Dia tidak mengomentari atau bertanya tentang apapun. Atau menjelaskan apalah itu. dia HANYA DIAM. Dan aku mulai JENGAH dengan SUASANA ANEH yang TIBA-TIBA tercipta. Setidaknya, DIA BISAKAN CERITA untukku?
 
Dia menghentikan MOBIL didepan SEBUAH RUMAH TUA. Rumah JAMAN BELANDA yang LUAS, dan TERTATA begitu APIK. Catnya sedikit memudar, namun BENTUK dan KOKOHANNYA tidak tertandingi. Disekeliling rumah itu, ada berbagai BUNGA dan POHON MANGGA. Harry menoleh kearahku…
 
"Dulu, ini adalah RUMAHKU! Kami hidup sebagai salah satu warga TERPANDANG disini. Laki-laki yang tadi datang adalah MANTAN AYAHKU! Laki-laki yang aku kutuki pernah MEMBUATKU ADA. Dia yang menghancurkan segalanya. Dia terobsesi akan GELAR BODOH yang INGIN DIA DAPATKAN, sehingga DIA MENINGGALKAN KAMI. Bahkan, dia MENDUAKAN MAMA. Dia mengusir mama dan aku, secara tidak terhormat. Sejak saat itu aku bersumpah, tidak akan pernah lagi MENGANGGAPNYA ADA. Dia salah satu ORANG TERKAYA diLOMBOK sini. HOTEL itu MILIKNYA. Semua saudara-saudaraku yang lain, memilih mengikuti dia. Makanya mereka semua menjadi ORANG BERADA. Bukan PEGAWAI RENDAHAN seperti aku. Itulah, kenapa KAMU TIDAK PERNAH mendengar MEREKA MEMBANGGAKAN AKU. Karna aku LEBIH MEMBELA KEHORMATAN MAMA. Ini adalah RUMAH KECILKU. Setidaknya, sampai aku berumur 10 tahun. Segala hal terlihat indah, duduk sebagai TUAN BESAR dengan segala hal yang tersedia. Setelah itu, HIDUP menamparku JATUH HINGGA titik dimana AKU TIDAK BISA BERDIRI, tapi aku TIDAK AKAN MERENDAHKAN HARGA DIRIKU untuk MEMOHON KEMBALI. Bagaimanapun CERITANYA BERGULIR, tidak ada yang BOLEH MENYAKITI WANITA yang SANGAT AKU HORMATI dan CINTAI. Sekalipun untuk itu, aku harus MELAWAN ORANG yang DULU sangat AKU BANGGAKAN!"
 
Dan aku TERSENTUH…
Aku TERPESONA, mendengar KISAH HIDUPNYA!
Bagaimana KERASNYA dia BERJUANG untuk HIDUP bersama IBUNYA…
Bagaimana HEBATNYA dia MENCINTAI IBUNYA!
 
"Maaf kalo dari tadi aku diam. Aku benci untuk kembali mengingat semua ini. Aku tidak suka melihat laki-laki itu lagi"
"Kalau gitu, kita pergi aja darisini? Kita ke bali aja?" tanyaku pelan
"Senggigi adalah TUJUANKU. Dulu, aku pernah janji sama mama, PEREMPUAN yang AKU CINTAI, harus aku bawa ke pantai ini. Aku ingin menunjukkan buat kamu, betapa indahnya SUNSET diSENGGIGI. Mungkin dia tidak seterkenal PANTAI-PANTAI TOP diINDONESIA, tapi…MATAHARI yang MENGHANGATKAN SENJA itu SAMA. Sekalipun, aku bukanlah ORANG yang KAMU IMPIKAN untuk DISISIMU, setidaknya AKU PUNYA HATI yang SAMA, namun CINTA yang BERBEDA. Aku hanya pengen kamu tahu,tih. Aku sangat mengangumimu."
"Kekaguman bukan cinta,har."
"Memang bukan, dari cintalah aku belajar untuk mengagumi."
"Jadi, mama dan bapak sudah cerai?"
"Entahlah. Sudah atau belom. Tapi aku tidak pernah mengijinkan mama kembali. Tidak! Cukup dia merasa terhina!"
Aku mlihat HARRY tertunduk memeluk STIR. Dia terdiam.
 
"sebentar lagi sunset. Kita ke pantai?" ajakku
"Bentar lagi ya… aku masih ingin mengenang segala hal yang aku punya dulu. Aku mau kamu tau, semua hal yang pernah aku lewatin dulu. Kan kamu ISTRI AKU… Jadi, seandainya kamu mendengar ceerita buruk tentang aku, kamu tau mana yang harus dipercaya."
"trus sodaramu yang lain?"
"Mas Bima jadi pengusaha travel disurabaya, Mbak Tika punya hotel diyogya, trus ada beberapa bisnis lagi. Lalu Yanti si bungsu, menikah dengan arsitek asal SWEDIA. Trus pindah kesana. Nasib mereka baikkan? Mereka memang pantes dibanggain, mereka punya kedudukan dan harta yang sangat berlimpah. Bukan seperti aku. Makanya semua orang selalu menyebut nama mereka."
"Har, semua orang punya rejeki masing-masing. Lagipula kamu juga kerjakan? Bukan pengangguran. Kamu mau turun liat rumah?"
"Kamu bangga sama aku?"
Aku tersenyum menatapnya.
"….."
"semoga suatu hari kamu bisa bangga dengan aku. Seperti MAMA MEMBANGGAKAN AKU."
Aku hanya tersenyum menatapnya.
 
 
SUNSET di PANTAI SENGGIGI
 
Aku mencintai PANTULAN KEEMASAN yang tercermin SEMPURNA pada air. Aku menyukai LUKISAN NYATA yang TUHAN CIPTAKAN ini. Aku menikmati tiap HEMBUSAN ANGIN yang MEMAINKAN RAMBUTKU. Aku mencintai KEHENINGAN yanag TERCIPTA dan MEMBAWA ASAKU melayang jauh! Menerbangkan SUKMAKU ke dunia lain. Aku menikmati DEBURAN OMBAK yang MEMBASAHI KAKIKU. Aku menyukai KELEMBUTAN PASIR yang MEMBENAMKAN KAKIKU kedalamnya.
 
Aku menoleh ke arah HARRY. Dia seolah MERENUNG dan TENGGELAM JAUH dalam PIKIRANNYA SENDIRI. Dia bergeming saat OMBAK PECAH dan MENGENAI BAJUNYA. Dia DIAM. Aku tersenyum MENATAPNYA. Terngiang kembali pertanyaannya tadi SEMOGA SUATU HARI KAMU BISA BANGGA DENGAN AKU. SEPERTI MAMA MEMBANGGAKAN AKU
 
Apa yang bisa aku banggakan? Mengenalnya saja barusan. Dia kebetulan LEWAT dan TINGGAL.setelah SEKIAN BANYAK MANUSIA yang AKU LARANG untuk MASUK. Entah MENGAPA aku JATUH pada PILIHAN AYAH dan IBU. Aku tidak KUASA MENOLAKNYA. Aku hanya MENGIYAKANNYA SAJA tanpa ADA NIATAN untuk MEMBANTAHNYA. Aku memiliki SEMUA HAL yang TIDAK BISA DIA BERIKAN. DIA JAUH DIBAWAH ORANG yang AKU IMPIKAN. Terlalu IDEALIS. Terlalu SEDERHANA. Namun, bukankah untuk HIDUP MANUSIA butuh SEBUAH IDEALISME tentang MASA DEPAN? Lalu? Bukankah KESEDERHANAAN bukti bahwa DIA SANGAT MENCINTAI HIDUPNYA. Satu hal yang MEMBUATKU MENGAGUMINYA, CARANYA MENGHORMATI IBUNYA! Dia mampu MELAKUKAN APAPUN untuk IBUNYA. DIA sangat MENCINTAI IBUNYA! SANGAT MENCINTAI! TERLALU MENCINTAI!
 
"Diantara ribuan pantai diindonesia, aku sangat menyukai pantai ini. Mungkin dia tidak seterkenal kuta bali, namun keindahannya bahkan kualitasnya melebihi. Kamu sama seperti PANTAI SENGGIGI. Kamulah PANTAI TEMPAT AKU BERLABUH ketika aku KEHILANGAN ARAH. Tempat AKU BERSANDAR saat SEGALA HAL TERASA BEGITU BERAT untuk DIJALANI. Tempat AKU BERCERITA tentang SEGALA KEPENATAN yang AKU RASA. Kamulah PANTAI SENGGIGIKU, aku menemukanMU, diantara sekian banyak ORANG yang DATANG dan PERGI. Aku menemukan TEMPAT TERBAIK yang TUHAN CIPTAKAN ATAS NAMAKU. Dan itu KAMU."
 
Dan untuk PERTAMA KALINYA kami berciuman! 
 
CIUMAN PERTAMA, ditempat SEROMANTIS PANTAI SENGGIGI. Diwarnai cahaya KEEMASAN SUNSET, deburan OMBAK, dan kelembutan pasir. Astaga, aku tidak bisa MEMBAYANGKAN adakah yang LEBIH BAIK daripada SAAT INI?
 
****************************************************************************** 
 
HOTEL.
 
Setelah PERISTIWA CIUMAN itu, KAMI tidak banyak berbicara. Entah KENAPA AKU MERASA SANGAT SALAH TINGKAH. Oh OKAY, kami sangat JARANG BERCIUMAN! Bukan JARANG, TIDAK PERNAH. Bahkan CIUM PIPIPUN tidak pernah. Jadi, KETIKA KEJADIAN itu TERJADI entah KENAPA AKU MERASA SANGAT GUGUP. Sama seperti anak SMP. Padahal BUKANKAH KAMI adalah SUAMI ISTRI yang SAHkan? Lalu dimana LETAK KESALAHANNYA? Apalagi, saat HARRY meminta maaf karena sudah lancang menciumku. KESALAHANKAH? Bila MENCIUM ISTRI SENDIRI?
 
"Kamu masih marah?"
"Soal apa?" tanyaku terkejut
"Dipantai tadi. Maaf." ucapnya lembut
Aku mengangguk.
 
"Kita makan direstonya aja? Atau kamu mau dibawain ke kamar?"
"Kita makan diluar ajalah. Kalo kamu ga capek."
"Boleh. Sekalian jalan-jalan."
 
Setelah memilih dan memilah rumah makan. Akhirnya kami memilih rumah makan lesehan. Rumah makan sederhana dengan makanan khas LOMBOK, yaitu AYAM TALIWANG! Untuk PERTAMA KALINYA, aku MELARANG HARRY MELAYANIKU! Ini serius! Aku yang MELAP PIRINGNYA, MENIMBAKAN NASI dan LAUK untuknya. Memang aku masih sangat KAKU untuk MELAKUKANNYA. Namun, AKU HARUS BELAJARKAN? Sehebat apapun AKU MENOLAK untuk MENGANGGAPNYA SUAMI. Dia TELAH MELAYANIKU dengan PENUH KASIH lebih dulu. Jadi, tidak ada salahnya… bila AKU MEMBALASNYA.
 
"Har, kamu tidak perlu minta maaf untuk ciuman itu. Kamu berhak untuk mendapatkannya. Kita sudah menikahkan?" ucapku pelan
"Kamu ngga marah?"
"Ngga. Aku kaget aja."
"Aku cinta sama kamu."
"Makasih"
"sekalipun hanya MAKASIH yang AKU DAPET. Itu ga akan merubah apapun."
Aku tersenyum mendengarnya.
 
Aku hanya ingin DICINTAI dengan CARA yang SANGAT SEDERHANA,
SESEDERHANA menemukanmu dalam PELUKAN, diMALAM yang DINGIN.
SESEDERHANA pasir yang menemui ombak dalam tiap DEBURANNYA…
 
***********************************************************************************
 
PAGI INI, HARRY akan mengajakku untuk KEMBALI KE BALI.  
Namun, sesuatu TERJADI. IBU HARRY MASUK RUMAH SAKIT. Dengan PENERBANGAN PERTAMA pagi ini, kami kembali ke SURABAYA. HARRY terlihat BEGITU PANIK! Aku bisa melihat dari SINAR MATANYA. Ada sebuah KETAKUTAN yang SULIT DIBANTAH disana.
 
SURABAYA…
 
Dari BANDARA, kami langsung menuju RUMAH SAKIT. Disana, SAUDARA-SAUDARANYA sudah berkumpul. HARRY segera mengajakku bertemu dengan DOKTER yang MENANGANI IBU. Ternyata, IBU sakit BATU SALURAN EMPEDU, dan itu memerlukan OPERASI SEGERA. HARRY tertegun mendengar PENJELASAN DOKTER.
 
"HAR, biar aku bantu ya? Aku yang bayar aja."
DIA MENATAPKU dengan TAJAM.
"Ga perlu. Aku bisa usahain sendiri. Atau nanti semua patungan aja." ucapnya TEGAS
"Kenapa siih, kalo aku bantu?" "AKU GA MAU MEREPOTKAN kamu, ratih."
 
Dan aku sangat TERSINGGUNG dengan KATA-KATA itu! MEREPOTKAN? Memangnya AKU ORANG ASING?
 
Aku meninggalkannya dikoridor rumah sakit. Aku segera menjenguk IBU diruangan. Ketika aku masuk, IBU sedang duduk menahan sakit. Namun, SENYUM BIJAK itu TIDAK PERNAH MEMUDAR, sekalipun MENAHAN SAKIT. Aku tersenyum dan memeluknya.
 
"Bu, mana yang sakit?"
"perut kiri atas,tih. Rasanya sakit sampe belakang."
"Mulai dari kapan,bu?"
"Udah lama sih, cuman kemaren malam mulai timbul lagi. Tiba-tiba. Sakit sekali."
"Terus, kemaren siapa yang bawa ibu kesini?"
"Pak Polan, supir dirumah. Sudah ibu bilang ndak usah beritahu kalian. Apalagi Harry, dia pasti ketakutan. Kan kalian sedang pergi bulan madu. Lagi seneng-seneng. Ga pantas direpotin."ucapnya lembut
"Ibu, jangan gitu. Kalo ada apa-apa sama ibu,gimana? Lagian HARRY ga bisa hidup tanpa IBU. Makanya, denger IBU SAKIT, DIA bener-bener KHAWATIR."
"HARRY memang selalu begitu,tih. Perhatian, keras kepala, tegas. MIRIP sama AYAHNYA."
"Kemaren saya sudah ketemu sama BAPAK,bu."
"Iya, ibu tau. HARRY sudah bilang, kalau dia mau mengajakmu kesana. PANTAI SENGGIGIkan? Dari kecil, anak itu senang sekali menyendiri kesana. Dia hanya duduk menatap sunset. Hanya itu."
 
 
"IBU! Ibu ngga apa-apa toh?" tanya PEREMPUAN yang TIBA-TIBA MASUK dan MENYELA PEMBICARAAN KAMI.
"nda CAH AYU. Kamu kesini dikasi tau sopo toh?"
"Udah AKU BILANGKAN? IBU SEHARUSNYA, tinggal SAMA AKU AJA! BUAT APA tinggal SAMA HARRY! Liat sekarang? IBU SAKIT! Pasti HARRY ga bisa MERHATIIN MAKANNYA IBU. Makannya DIA SENDIRI AJA ga becus."
 
Bagaimana ceritanya! Dia bisa MENJATUHKAN SUAMIKU didepan AKU! Bagaimanapun itu…DIA TIDAK BERHAK MELAKUKAN itu!
 
"SUDAH! Kamu berlebihan,ti. Ayok kenalkan, ini RATIH… istrinya HARRY."
Dia MENATAPKU dengan SINIS.
"Tih, ini MBAK TIKA. Kakaknya HARRY. Dia tinggal di YOGYA."
Dia bahkan TIDAK MENYAMBUT ULURAN TANGANKU! Sejak kapan ada ORANG YANG BERANI MENOLAK BERKENALAN DENGANKU! DASAR ORANG SOMBONG!
 
Suasana berubah menjadi DIAM dan MENCEKAM. Untung HARRY DATANG!
 
"Kamu nih gimana sih! Kok ibu bisa sampe sakit kayak gini? Kamu tuh emang ga becus deh ngurus ibu." celetuknya kasar
"Mbak, ibu ngga pernah ngeluh sakit. Lagian kemaren, aku lagi pergi sama RATIH."
Aku menatap HARRY.
"Ya iyalah IBU NGGA PERNAH NGELUH SAKIT SAMA KAMU. Karna IBU TAU KAMU NGGA AKAN SANGGUP BIAYAIN PENGOBATAN IBUKAN?" tandasnya pedas
"TIKA! Kamu ngomong apa sih! Adekmu ini sudah banyak BERKORBAN untuk IBU! Jangan datang dan merasa kamu sudah melakukan banyak untuk ibu" ucap IBU KERAS dan TEGAS
"Bu… sudah. Nanti ibu sakit lagi. Ibu istirahat aja. Tadi dokter bilang, ibu ga boleh stress."
"IBU memang selalu MBELAIN HARRY!"
"KARNA DIA yang SELALU DENGAN IBU. Bahkan KETIKA KALIAN SEMUA MEMILIH untuk TINGGAL dengan AYAH KALIAN! Jadi JANGAN MASUK dan MERASA BERHAK untuk MENILAI HARRY! Kalau kalian MAU MENJENGUK IBU, silahkan. Tapi jangan MENYALAHKAN HARRY!"
Aku diam dan mengelus-elus punggung ibu.
 
Dan RUANGAN kembali SENYAP.
 
"Har, kita pulang ke rumah dulu. Aku mau mandi. Nanti balik lagi. Kan ada mbak tika."
"Ibu bisa saya tinggal sebentar dulu?" tanya HARRY
"Iya, pulanglah dulu. Nanti juga BU DE mu datang."
 
 
Dalam PERJALANAN PULANG, kami hanya diam saja. Aku tidak mengerti harus memulai darimana. Harus menanggapi apa. Ingin rasanya aku berteriak didepannya. Aku  tidak MENYUKAI MBAK TIKA itu. aku tidak SUKA MELIHATNYA DIJATUHKAN seperti itu. namun, DIA BAHKAN TIDAK MENGUNGKIT HAL ITU. jadi aku juga DIAM SAJA.
 
Setelah SELESAI MANDI dan MAKAN MALAM.
 
"Kamu mau ikut kembali ke rumah sakit? Atau mau tinggal dirumah aja?"
"Kamu maunya aku gimana?"
"Terserah kamu. Kalo kamu capek, ya sudah dirumah aja. Nantikan kalo dirumah sakit, kamu lebih capek lagi."
Aku menatapnya lama.
"Udah dapet duit, buat operasi ibu?"
"Masih diusahakan. Nanti aku harus bicara dengan sodara-sodaraku yang lain. Mungkin mereka mau bantu."
"Kalau mereka ga bisa bantu?"
"Ya udah, aku yang akan tanggung."
"HAARR… aku bisa bantu. Aku mau bantu. IBU kamu, artinya IBU AKU JUGA. Kenapa sih kamu ga mau ngertiin itu? atau kamu mau anggap ITU SEBAGAI CICILAN? Atau PINJAMAN? Terserah! Tapi BIARIN AKU BANTU IBU! Aku sayang sama IBU!" ucapku lirih
 
Dia berlutut didepanku. Menatap tajam ke arahku.
 
"KALAU AKU BENAR-BENAR BUTUH. KAMU adalah BANTUAN TERAKHIR yang AKU PANGGIL. Sekarang, biarin aku selesain ini dengan caraku. Kamu tenang aja."
"KENAPA? Kamu MERASA AKU ORANG LAIN? Bukan ISTRIMU? Kenapa aku GA BISA BANTU IBU?"
"ini tanggung jawabku sebagai anak laki-laki. Dan ini sumpahku untuk IBU. Bahwa aku akan menjaga dan merawat dia, sekuat dan semampu aku. Aku tahu, kamu bisa membantu. Tapi aku belum perlu."
"….."
"Kamu dirumah aja ya? Besok baru kerumah sakit."
Aku memalingkan wajahku. Aku tidak bisa menahan butiran bening yang mengangtung disudut mataku. Aku benci melihat KEKERASAN KEPALANYA. Aku benci melihatnya MENOLAK BANTUANKU.
 
************************************************************************
 
Sudah hampir tengah MALAM. Bahkan SUDAH TENGAH MALAM. Namun, aku tidak bisa memejamkan mataku. Entah mengapa, aku merasa ADA SESUATU yang SALAH dengan HARRY. Inikah FIRASAT itu? atau INTUISI seorang ISTRI? Aku membaca buku-buku dikamar HARRY. Namun, tetap saja KANTUK itu TIDAK MENGHAMPIRIKU. Justru PERASAANKU semakin TIDAK ENAK. Aku merasa SESUATU TELAH TERJADI PADA HARRY. Atau MUNGKIN PADA IBU? Entahlah, aku bangun dan membuat SUSU. Biasanya SUSU dapat MEMBUAT TIDUR. Aku melewati dapur dan terkejut PAK POLAN serta BI SUMI masih ada disana.
 
"Kok kalian belum tidur?"
"Kami inget sama IBU,non" ucap BI SUMI
"Tenang bi, IBU pasti baik-baik saja"
"Ibu itu kuat, jarang sakit. Cuman kemaren ya gitu. Tiba-tiba saja,non."
"Namanya juga sakit. Mana ada sih yang bisa nebak."
"Kasian MAS HARRY. Bolak-balik sana, untuk IBU. MAS BIMA juga ada sih, cuman kebanyakkan marah-marahnya." tambah PAK POLAN
"OO, mas BIMA ada DISINI?"
"ADA tapi JARANG JENGUKIN IBU. Dari semuanya yang beneran sayang itu cuman MAS HARRY. Makanya MAS HARRY sampe balik dari LAS ANJELES ya kayak gitu"
"DARIMANA?" tanyaku terkejut
"Dari LUAR NEGERI itu,non. LAS ANJELES."
"LOS ANGELES? HARRY pernah kerja disana?"
"LAH, dulunya kan disana memang kerjanya. Cuman, karena IBU sering sakit. Trus MAS HARRY suka KHAWATIR, jadi MAS HARRY BALIK SINI. Ga lanjut kerja disana. Padahal, kerjanya bagus. Kata IBU, kerjanya digedung yang tinggi-tinggi itu."
"OH ya? Memangnya anak-anaknya IBU yang lain ga pernah jenguk ibu?"
"Wah, ya ndak perlu ditanya,non. Semuanya pada sibuk. Jarang sekali mau datang. Mbak TIKA itu kalo datang kerjanya marah-marahin MAS HARRY. Kalo MBAK YANTI orangnya acuh.  Ya selama ini, IBU hanya sama MAS HARRY. Makanya pas NON menikah sama MAS HARRY, IBU seneng sekali. Karna akhirnya MAS HARRY mau menikah juga."
 
Dan, tiba-tiba… aku RINDU HARRY!
Perasaan APA INI! Kenapa bisa AKU TIBA-TIBA MERINDUKANNYA?
Aku merasa SANGAT MERINDUKANNYA?
 
"Pak POLAN, saya bisa minta tolong?"
"Boleh non, silahkan"
"ANTERIN SAYA KE RUMAH SAKIT YA? SAYA MAU JAGAIN IBU AJALAH. Daripada SENDIRIAN disini."
 
 
RUMAH SAKIT
 
 
Aku bergegas menuju kamar IBU. Sayup-sayup aku mendengar SUARA BERTENGKAR. Namun, aku mengabaikannya. Mungkin saja ada KELUARGA PASIEN yang BERANTEM. Aku mempercepat langkahku. Semakin dekat RUANGAN IBU, semakin jelas suaranya. Dan aku sangat TERKEJUT melihat SEORANG LAKI-LAKI sedang MEMARAHI HARRY, disebelahnya juga ada MBAK TIKA. Aku segera bergegas kesana. HARRY terkejut melihatku.
 
"Ada apa ini?" tanyaku marah
"Kamu siapa!" bentak laki-laki itu
"DIA ISTRIKU,mas!" jawab HARRY tegas
"Kamu ga perlu ikut campur, ini urusan adik kakak" "AKU HARUS TAU! Yang KAMU MAKI dan HINA itu SUAMIKU! KALIAN GA BERHAK DATANG dan SEENAKNYA MEMAKI HARRY! KALAU KALIAN MERASA KEBERATAN untuk MENANGGUNG BIAYA IBU! Aku dan HARRY yang AKAN MEMBAYARNYA! Kalian TIDAK PERLU MERASA REPOT untuk itu!" bentakku
Harry menatapku. MAS BIMA dan MBAK TIKA juga.
"MEMANGNYA KAMU MAMPU? Suamimu saja meminta pada kami!" ucap MBAK TIKA SINIS
"Jangankan OPERASI DISINI. Diluar negeripun, KAMI SIAP MEMBIAYAI! HARRY bukan MENGEMIS, dia hanya mau kalian MENUNJUKKAN BAKTI KALIAN untuk IBU! Setelah LAMA KALIAN tidak PERNAH MELIHAT IBU, bahkan MEMBELA IBU ketika BAPAK MENGKHIANATINYA! Lalu SEKARANG? Hanya untuk BANTUAN..."
MAS BIMA sudah SIAP MENAMPARKU. HARRY BERDIRI dan menepis tangannya.
 
"Mas boleh kasar untuk saya. Tapi jangan coba untuk ISTRI SAYA. Sekali saja, saya BUNUH!"
HARRY menarikku PERGI!
 
HARRY membawaku masuk dalam MOBIL. dan tangisku pecah…
 
"AKU BENCI ngeliat kamu diem, saat mereka menghhina kamu! Aku benci ngeliat kata-kata jahat mereka buat kamu! Aku benci mereka ngerendahin kamu seolah-olah mereka lebih hebat! Aku benci HARRRY! Aku benci! Aku ngga suka liat mbak tika menghina kamu." ucapku sambil sesegukkan
 
HARRY hanya menatapku dengan DIAM. Sementara aku terus menangis dan memaki. Aku menumpahkan kekesalanku tentang sodara-sodaranya.
 
"Udah? Masih mau nangis?"
"Kenapa kamu diem aja? Kenapa kamu ga lawan mereka?"
"EMOSI sama EMOSI ga akan menyelesaikan apapun. Mereka mau bicara sebanyak apapun, itu haknya. Aku ga bisa melarang. Mereka berhak menilai, ratih. Tapi aku ga mau melukai perasaan ibu. Ibu sudah sakit fisiknya, jangan lagi psikisnya. Jadi apalah artinya dimaki dan dihina sebentar? Toh, mereka adalah kakak2ku. Sehebat apapun mereka marah dan ,menghina. Mereka tetap KELUARGAKU. Kita saling membutuhkan. Iyakan?"
Aku membelai wajahnya. Bagaimana bisa ada LAKI-LAKI sebaik ini? SETULUS ini! Bagaimana bisa, DIA MEMILIKI HATI yang begitu besar!
 
"Untuk kali ini aja, aku mohon. Biarin aku yang bantu kamu bayar semua biaya operasi ibu. Aku mohon, har. Aku ga akan pernah menuntut atau mengungkit. Aku mohon. Aku ngga bisa melihat suamiku dihina dan direndahin seperti itu. aku benci melihat cara mereka menghakimi kamu. Aku mohon,har." isakku
"Kok kamu bisa tiba-tiba datang?"
"….."
"Rat?"
"aku ga bisa tidur. Aku mikirin kamu. Ngga tau kenapa, perasaan aku ngga enak. Akhirnya aku minta tolong PAK POLAN anterin aku."
"…..."
"Har… besok, kita bayar ya operasinya ibu. Biar ibu ngga kesakitan terus,har." bujukku pelan
"DENGAN APA nanti aku ganti?"
"KAMU PIKIR, aku disini untuk apa? KAMU KIRA, aku disini untuk SIAPA?" tanyaku jengkel
"…..."
"HAR… kita udah menikah'kan? Atau kamu masih nganggap aku orang lain?"
"Aku anter kamu pulang."
"GA USAH! Aku bisa NAIK TAKSI sendiri!" bentakku marah
 
Aku turun dari mobil dan mencari taksi. Aku menangis sepanjang jalan. Apa yang bisa membuat seorang COWO BISA SEKERAS ini! Harga dirinyakah yang terlukai? Hanya karena MINTA BANTUAN dari PEREMPUAN? Atau? Kenapa dia mati-matian ga mau dibantu?
 
HARRY mengejarku. Dia membawaku balik ke mobil. aku berusaha melepas tanganya. Okay, kami menjadi tontonan diparkiran itu. aku mengalah dan masuk mobil. aku masih saja terisak!
 
"Kita pulang?"
"….."
"Besok kita keluarin semua uang tabungan yang aku punya. Aku pikir cukup kok."
"…..."
 
Sampai dirumah, kami tidur terpisah! HARRY tidur diruang TV dan aku dikamar. Kami tidak bicara apapun sampai pagi!
 
Aku hanya ingin MENJADI SEORANG PENOLONG yang SEPADAN,
Bukan UNTUK MENYATAKAN aku LEBIH HEBAT dari DIA,
Aku HANYA INGIN DIA TAU,
Bahwa DIA BISA MENGANDALKAN AKU dalam SETIAP KERAPUHANNYA.
 
 
*****************************************************************************
 
Aku membantu BI SUMI mernyiapkan sarapan pagi. Aku membangunkannya. Namun dia tidak bergeming. Mungkin dia sangat capek. Aku membiarkannya tidur lagi. Aku merapikan KAMARNYA. Hal YANG TIDAK PERNAH KULAKUKAN! Aku terkejut ketika DIA TIBA-TIBA MASUK…
 
"Kamu mau kemana?"
"Hari ini katanya, kamu mau ambil semua tabungan, buat biaya operasi IBU."
"Iya. "
"Abis itu aku mau balik jakarta" ucapku pelan
Dia menatap kearahku dengan heran.
"Karna?"
"KAN KAMU GA BUTUH AKU! Kamu BISA SENDIRIANKAN?" ucapku sinis
"Tapi aku ga mau ditinggal sendiri." ucap HARRY pelan
"KAMU NOLAK semua hal yang aku MAU BANTU! Lalu? Buat apa aku disini?"
"Belum saatnya aku minta bantuan. Seenggaknya kamu ada untuk nenangin aku, bahwa aku masih punya kamu."
Dia memelukku.
 
"aku ga mau ngerepotin kamu, bukan berarti aku ga butuh kamu. Aku sangat butuh kamu. Apalagi disaat semua orang memusuhi aku. Aku butuh kamu. Aku butuh kamu,tih."
Aku menatapnya. Aku melihat KESEDIHAN DISANA. AKU MELIHAT KEBESARAN JIWA ditatapan itu.
"aku ngga akan pulang. Asal kamu janji, setelah ibu pulang dari rumah sakit. KITA BAWA DIA TINGGAL DENGAN KITA, sampe IBU BENER-BENER PULIH. Biar kita bisa liat keadaan ibu."
Dia mengangguk.
"makasih untuk semua pengertiannya,tih"
"AKU CINTA KAMU,har!"
 
DIA MENCIUM keningku dengan LEMBUT.
 
"AKU TAU. Kata IBU, tidak ada WANITA yang BISA MENANGIS untuk SEORANG PRIA, kalau bukan KARENA CINTA."
"Aku ikut ke rumah sakit ya?"
Dia mengangguk.
"Aku udah buatin sarapan sih. Cuman mungkin agak asin kali ya…?"
HARRY tersenyum.
"ASINkan ga bikin orang mati,tiih" candanya
 
 
Aku menemaninya MENGAMBIL TABUNGANNYA DI BANK. Aku cukup TERKEJUT MELIHAT TABUNGANNYA yang SANGAT AMAT BANYAK. Dia BUKAN ORANG BIASA SAJA seperti yang AKU BAYANGKAN selama ini. Dia menyuruhku MENYIMPAN BUKU TABUNGANNYA.
 
"Kita langsung bayar aja, biar hari ini juga bisa di operasi" gumamnya
Aku menatapnya dalam diam.
"HAR… kenapa kamu harus minta bantuan dari kaka-kakakmu kalo kamu bisa membayarnya?"
"sperti yang kamu bilang, supaya mereka merasa dihargai sebagai kakak. Aku bisa bayar kemarin. Tapi tidak etis rasanya melangkahi MAS BIMA,tih. Aku tidak pernah bilang AKU TIDAK PUNYA. Aku SELALU BILANG, KITA BERBAGI BERSAMA. Inikan IBU MEREKA JUGA. Iyakan?"
 
 
Aku dan HARRY segera ke bagian administrasi. Setelah menyelesaikan PEMBAYARAN. Dokter menetapkan IBU akan DIOPERASI sekitar jam 11 malam. Jadi, aku, HARRY, BU DE dan beberapa sodara ibu menemaninya dirumah sakit. Kami mengobrol tentang segala hal. Tentang PEKERJAAN HARRY, MASA KECILNYA, BULAN MADU kami yang SEMPAT TERTUNDA, dan…. MOMONGAN!
 
"RY, mbok ya CEPETAN toh punya anak. Lah sodaramu sing laen wis ada buntute kok. Piye,tih?" tanya salah satu keluarga HARRY
"Anak kan pemberian TUHAN,bu de. Mana bisa kita paksa. Kalo dikasih YAH DISYUKURI, kalo BLOM YA SUDAH."
Aku hanya diam dan mendengar JAWABAN HARRY.
"tapikan kalian sudah 2 tahun toh? Masak belom-belom juga. Wong si JAWIR iku ndak sampe setaon ya sudah meletus."
"NIKAHKAN bukan hanya buat punya anak. Buat apa punya banyak anak, tapi malah kurang ajar semua" tambah IBU
"UDAHLAH,bu. Jangan dipikirin. Mungkin mas bima sama mbak tika lagi sibuk. Sudah saya bilang kok, ibu operasinya jam 11 malam. Nanti mereka pasti ada disini untuk nemenin ibu."
 
Aku bergegas PERMISI KELUAR SEBENTAR. Aku merasa begitu sesak dengan PEMBICARAAN itu. aku butuh UDARA SEGAR untuk BERNAPAS sebentar saja. Aku duduk di taman samping kamar IBU. Menikmati senja yang merona keemasan, membuat latar rumah sakit tua ini menjadi begitu menarik. Pohon besar yang rindang itu menambah kesan HOMMY yang sulit aku enyahkan. Lamunanku terbentur CIUMAN di PANTAI SENGGIGI.
 
Sejak itukah CINTA HADIR? Disanakah PERASAAN paling DALAM itu TERCIPTA? Atau DIMULAI darimana RASA KHAWATIR itu MENYENTUHKU? Hingga AKU BISA MEMBELANYA BEGITU HEBAT?
Sudahkah STATUSNYA SEBAGAI SUAMIKU, membuatku JATUH PADANYA?
Atau?
Dari SETIAP TEMPAT yang KAMI SINGGAHI itu, DIA MENUNJUKKAN KUALITASNYA sebagai SEORANG PELINDUNG?
Kenapa bisa SEKARANG AKU MULAI KHAWATIR dengan SEGALA HAL yang DIA BUAT?
Aku bisa IKUT MARAH, ketika DIA DIHINA?
CINTAKAH ini? Lalu CIUMAN itu? 
 
"Mikirin apa?" tanya HARRY tiba-iba
Aku menggeleng.
"Omongan mereka didalam, ga usah dipusingin."
Aku mengangguk.
"kamu mau pulang dulu? Biar aku anterin. Nanti kita balik lagi."
"Ngga usah. Kita disini, sampe IBU selesai OPERASI. Nanti baru pulang. Kamu belum makan ,HAR."
"Ga laper."
Aku menatap HARRY dari samping.
 
Tiba-tiba aku merasa HIDUPKU menjadi SEMPURNA dengan DIA.
DIA tidak datang DENGAN SEMUA KEHEBATAN seorang PRIA yang SELALU MEREKA PAMERKAN.
Dia DATANG dengan SEDERHANA.
Namun, SEGALA TINDAKANNYA… MEMBUAT DIA HEBAT di MATAKU!
Dia TIDAK MEMPERLIHATKAN KEKAYAANNYA, STATUS SOSIALNYA, KEMEWAHANNYA,
Namun, PERKATAAN dan CARA DIA MENYELESAIKAN SESUATU, menentukan KUALITASNYA diDEPANKU!
Dia BENAR, TIDAK ADA AIRMATA yang JATUH untuk SESEORANG, tanpa SENTUHAN CINTA didalamnya!
Entah AIRMATA BAHAGIA atau SEDIH, KECEWA atau MARAH,
Semua hal yang DILAKUKAN oleh HATI, pasti MENYENTUH HATI!
Dan AKU MEMPERCAYAINYA…
 
HARRY menatapku.
 
"TIH? Kamu kenapa?"
"Aku hanya berpikir, bagaimana bisa kamu begitu baik, har? Kamu mencintai keluargamu, terutama IBUMU. Dan aku rasa, kamu sangat mencintaiku. Bahkan setelah 2 tahun ini, aku terus menolakmu. Aku berusaha untuk membencimu. Bagaimana bisa, kamu tetap disini?"
DIA TERSENYUM.
"IBU yang memintaku untuk menikahimu. Entah bagaimana ceritanya IBU mengenalmu. Entah darimana IBU bisa mencarimu. WAKTU itu, aku baru pulang dari LOS ANGELES. Aku resign dari perusahaan disana. Ibu bilang, ada anak perempuan dari kenalannya yang ingin bertemu. Aku mempercayai INTUISI seorang IBU, dia tidak mungkin MELESET. Ketika aku pertama kali ke rumahmu, aku tau kamu menolakku. Namun, IBU BILANG "DIA PEMALU,Har" aku berusaha untuk MENYENANGKAN HATI IBU. Pertemuan ke 2, kamu alasan ada meeting dikantor. IBU BILANG "DIA BELUM ada WAKTU. DIA TIPE WANITA MASA KINI". Pertemuan selanjutnya, BARU KITA BERTEMU, aku tau  dari wajahmu, KAMU SANGAT TIDAK MENYUKAIKU. Kamu MENJAWAB SEADANYA. JUDES. Tapi satu hal yang MEMBUATKU JATUH HATI, kamu tidak melakukan ITU UNTUK IBUKU! Kamu MENGHORMATI IBUKU. MELAYANI dia dengan baik. MENYAPANYA dengan RAMAH. Dan, AKU JATUH CINTA pada SAAT ITU! Ketika PULANG, IBU bertanya untukku, APA AKU SETUJU. Aku mengangguk. Tiba-tiba, ibu melanjutkan "Tapi, kamu tidak bekerja ditempat hebat lagi. Apa dia bisa menerimamu,HAR?"  AKU hanya TERSENYUM tanpa JAWABAN. Saat membawa seserahan ke rumahmu, aku melihat bahwa KAMU SAMA SEKALI TIDAK TERTARIK. Entah APA yang MEMBUATMU bisa MENIKAHIKU saat itu. namun, SESUATU dari DALAM DIRIKU mengatakan BAHWA KAMU adalah WANITA yang AKU CARI. Jadi, aku mengabaikan SEMUA PERILAKUMU yang JUDES dan GALAK. Ketika 1 tahun, setelah PERNIKAHAN, IBU menyuruhku datang, dia bertanya BANYAK TENTANG KITA. Aku menjawab seadanya saja. KAMU TAU, apa yang IBU BILANG? "SETIAP KAPAL, ada GELOMBANGNYA MASING-MASING. Semuanya TERGANTUNG pada SANG NAHKODA. KEARAH MANA kamu MELABUHKANNYA. Tidak ada NAHKODA yang HANDAL, tanpa OMBAK yang BESAR." AKU mulai MENGERTI apa yang IBU BILANG. Aku MULAI BELAJAR MENGENDALIKAN GELOMBANG dan ARUS YANG KUAT pada PERNIKAHAN KITA. Aku belajar untuk MENGERTI KAMU. MENEMANI KAMU. Aku BELAJAR untuk TIDAK MENUNTUT LEBIH. Diatas SEMUANYA ITU, aku BELAJAR untuk MENCINTAI KAMU LEBIH DULU dengan CARA yang SEDERHANA. Tahun ke 2, IBU bertanya kembali, kali ini aku bisa menjawab, walaupun tidak begitu lancar. Kamu tau IBU BILANG apa? "DIA MENCINTAIMU,HAR. Tidak ada AIRMATA yang JATUH, tanpa CINTA didalamnya" Awaknya aku ragu. Tapi IBU BENAR. Segala hal ada waktunya. Sama seperti CINTA dan BENCI. Ada waktu dimana KITA SALING MELUPAKAN dan TIDUR dalam KEMARAHAN. Mengabaikan KATA MAAF, dan MELUKAI EGO MASING-MASING. Kita TERBARING diatas LUAPAN kata SALAH yang MENGENTAL dan SULIT DICAIRKAN. Padahal, apa SULITNYA untuk BERBICARA agar SEGALANYA BAIK? Kenapa AKU BISA MEMBIARKAN kaka-kakaku menghinaku? KARNA DARAH SULIT untuk DISANGKAL,tih. Aku marah, tapi bagaimanapun hebatnya kemarahanku… DARAH yang MENGALIR didalam TUBUH KAMI sama. Hanya WATAK dan CARA KAMI BERPIKIR yang BERBEDA. Tapi ITU BUKAN BERARTi kami akan saling memaki dan menghabisikan?"
 
Aku terdiam mendengar PENJELASANNYA yang SANGAT PANJANG. Aku mengangguk.
 
"Kamu kerja dimana,HAR?"
"Tumben kamu nanyain?"
Aku mencubitnya.
"Emang aku ga boleh nanyain?"
 
Harry membelai kepalaku. "Aku bukan pegawai biasa. Aku ngga kerja sama orang. Tapi AKU YANG MEMPEKERJAKAN ORANG."
 
"Maksudnya?"
"Aku buka usaha,tih.
"Dimana?"
"waktu pulang dari LA, aku dan temen-temen kecilku kita bukan usaha ekspor-impor ikan tuna, rumput laut, lele jumbo, diperairan maluku sana. Ada juga dituban. Sudah 4 tahun ini, usaha kita lancar banget. Dan hasilnya lebih dari lumayan. Makanya, aku bukan pengangguran."
Aku membelai tangannya.
 
"Har, aku ngga bisa punya anak."
Dia menoleh dan menatapku lama.
"entah ini saat yang tepat atau tidak. Tapi aku pikir, kamu harus tau. Bahwa kandunganku sudah diangkat. Itulah, kenapa aku tidak ingin menikah. Aku tidak ingin menyakiti orang yang BERSEDIA untuk MENGAMBILKU dari AYAH dan IBU."
 
Dan, HARRY DIAM. Dia tidak berbicara apapun. Bahkan tidak MENYINGGUNGNYA sama sekali. DIA DIAM.
 
****************************************************************************
 
Ibu sudah keluar dari ruang operasi. Namun, kondisinya masih belum stabil. Jadi, ibu dirawat di ICU. Harry begitu khawatir dengan kondisi ibu. Entah mengapa, aku begitu takut untuk dekat dengannya. Setelah pengakuan tadi, masih maukah dia TINGGAL DISISIKU? Ataukah setelah ini, ceritanya akan berbalik?
 
Jam 04.00 Pagi
 
Dokter sudah mengizinkan IBU pindah ke ruang perawatan biasa. Ibu sudah sadar. HARRY adalah orang pertama yang berada disamping ibu. Mas Bram dan Mbak Tika juga ada disana. Aku hanya mengamati dari kejauhan. Aku merasa, tidak begitu dibutuhkan lagi disini. Aku duduk menyendiri didepan kamar ibu. Aku tidak tau harus bagaimana. Mungkin sebentar lagi, aku akan kehilangan HARRY.
 
 
"Tih, kamu ngapain duduk disini sendiri?" tanya HARRY mengagetkanku
"….."
"Ibu nyariin kamu. Ayo masuk."ajaknya lembut
 
Aku segera mengikutinya kedalam. Setelah melihat kondisi ibu. HARRY mengajakku pulang.
 
 
"Har, kamu bisa pergi kalau kamu mau. Aku tidak akan menahan kamu disini."
HARRY menoleh kearahku.
"MAAF, kalau kamu merasa dibohongi selama ini."
HARRY menggenggam tanganku.
 
"dalam SUKA dan DUKA,kan? Dalam sedih dan senangkan? Ga disebutin kan, SAAT ADA ANAK ATAU TIDAK?"
Aku menoleh kearahnya. Dan TANGISKU PECAH. Tidak ada yang bisa MERASAKAN, bagaimana BERSYUKURNYA AKU mendapatkan LAKI-LAKI ini. Tidak ada yang BISA MEMBAYANGKAN, bagaimana BAIK TUHAN itu, sehingga DIA MEMBERIKAN SUAMI seperti ini.
 
"kamu bisa punya anak ataupun tidak, itu bukan masalah. Bahkan ketika kamu tidak kasih taupun. Aku akan tetap disini. Tidak ada yang akan berubah dan tidak boleh ada yang merubahnya. Kita tinggal disini dulu ya, bolehkan? Sampai ibu sehat dulu ya?"
"Kita bawa ibu ke jakarta aja,HAR."
"Gimana kalo PANGGILANNYA "MAS" aja" godanya.
"Hm?"
"Aku suka deh denger kalo kamu MANGGIL "MAS HAR""
"Enggak ah. Itu terlalu kuno,HAR. Gimana kalo aku manggil kamu "LOVELY""
Harry tertawa mendengarnya.
"Ya udah terserah kamulah. Oia, kamu udah telpon sekretarismu? Untuk ngurus segala halnya disana? Bisnismu? Kita baliknya terlambat dari jadwal,tih."
"Kamu ngga perlu khawatir,Lovely. Everylitle thing gonna be OK."
"Kamu manggil LOVELY cukup kalo kita berdua aja ya. Aku bisa diketawain kalo sampe didenger sama banyak orang!"
Aku mengecup PIPINYA.
 
 
MALAM ITU, akhirnya KAMI RESMI menjadi SATU. Setelah sekian LAMA, aku bertahan untuk TIDAK DISENTUH. Cukup TERKEJUT, saat bangun pagi dan menemukan BAHWA DIA ADA DISISIKU. Menemukanku tidur dalam PELUKANNYA. Nafasnya yang meniup perlahan poniku. Aku tersenyum menatapnya.
 
 
"Udah bangun?" tanyanya
"Masih ngantul,Love"
Dia mengecup KENINGKU.
"Habis dari rumah sakit. Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat."
Aku mengangguk.
 
 
Dalam SUKA dan DUKA. Dalam UNTUNG dan RUGI. Dalam SENANG dan SUSAH.
Bisakah, aku MENERIMANYA…
BILA KESALAHAN itu BERADA DIPIHAKNYA?
 
*****************************************************************************
 
Harry tidak bilang sama sekali, kita mau kemana. Dia hanya diam. Dan jantungku hampir loncat keluar, saat dia membawaku KE PANTI ASUHAN. Dia tersenyum kearahku. Mengajakku turun.
 
Dia mau mengadopsi anak? Karna AKU TIDAK MAMPU MEMBERIKANNYA?
Tapi APA INI TIDAK TERLALU CEPAT?
 
Aku melihat, suster-suster disana sudah sangat FAMILIAR dengan HARRY. Mereka MENYAPANYA dengan BERSAHABAT. Kekagetanku belum berhenti sampai disana. Tiba-tiba seorang anak laki-laki kecil berumur 3 tahun berlari kearahnya dan MEMANGGILNYA "PAPA".
Aku merasa pertahananku hampir runtuh. Bagaimana bisa anak itu menyebutnya PAPA?
 
Aku berdiri mematung dibelakang HARRY. Sementara HARRY dengan SENANGNYA menyambut anak itu dan menggendongnya.
 
"Ben, ini mama. Papa janjikan mau bawain mama kesini."
Anak kecil itu segera mengulurkan tangannya kearahku. Nanti aku TERLALU BINGUNG dengan KEJUTAN INI. Aku segera berlalu ke mobil. bagaimanapun CERITANYA, HARRY HARUS MENJELASKAN ini. Aku tidak mau menerima ANAK yang BUKAN ANAKKU. Apalagi SEORANG ANAK HARAM! TIDAK AKAN. Sekalipun AKU TIDAK BISA MELAHIRKAN SEORANG ANAK. Aku tidak sudih, MENERIMA ANAK YANG BUKAN DARAHKU!
 
HARRY mengikuti kemobil.
 
"Apa ini! Kenapa kamu harus bawa aku kesini? Dan kenapa anak itu manggil kamu papa? Ini, balasan kamu untuk aku? Karena aku ngga bisa punya keturunan? Siapa dia har!" bentakku
"Kesalahan masa lalu. Dia anakku."
 
Dan untuk SESAAT, semua KEKAGUMAN dan CINTA itu SEOLAH BEKU!
Aku seolah TEGAK didepan ORANG ASING yang TIDAK AKU KENAL.
Inilah SALAHNYA, kalau MENIKAH karena DIJODOHKAN….
Selalu ADA KEJUTAN yang TIDAK BISA AKU TEBAK!
 
Airmataku menggantung dengan sempurna pada sudut mataku. Aku tidak tau harus berkata apa. Didepanku ada LAKI-LAKI yang TELAH MENJADI SUAMIKU. LAKI-LAKI yang selama 1 bulan ini telah menghidupkan kembali API CINTAKU yang TELAH PADAM. LAKI-LAKI yang DIHADIRKAN oleh ORANG TUAKU untuk MENGISI STAGNAN HIDUPKU.
 
Dan LAKI-LAKI yang MASA LALUNYA tidak aku ketahui dengan BAIK…
 
"Ini kesalahan aku saat di LA,tih. Aku tau, kamu pasti tidak akan memaafkanku. Tapi, aku harus jujur, DIA ANAKKU dengan salah seorang PELAYAN BAR di LA. Ibunya tidak mau merawatnya. Dan, aku tidak berani mengakuinya. Aku menitipkannya disini. Aku tidak akan memintamu untuk merawatnya atau menerimanya. Tidak akan. Aku hanya ingin kamu tau, bahwa aku pernah melakukan kesalahan. Bukan hanya KAMU yang TIDAK SEMPURNA, aku juga. Bahkan kesalahanku mungkin tidak bisa kamu ampuni."
 
Aku menatapnya. Dan perlahan, SESUATU MENCAIR dalam HATIKU. Sesuatu yang TIDAK BISA KUJELASKAN apa. Aku melihat matanya yang memerah.
 
"aku tau kamu pasti sakit menerima ini. Aku minta maaf. Aku pamit dulu sama BEN. Kamu tidak perlu kesana,tih. BEN tidak salah. akulah yang salah."
 
Aku mengikutinya ke BEN. Dan aku menghadap ke ketua pantinya. Aku minta untuk MENGADOPSI BEN. Bagaimanapun CERITA INI akan BERGULIR, BEN adalah DARAH DAGING HARRY. Mungkin dia HADIR dalam SEBUAH KESALAHAN, tapi BEN BUKANLAH sebuah KESALAHAN. Lagipula, aku tidak punya anakkan? Jadi apa salahnya untuk MENGHADIRKANNYA dirumah. Walaupun ADA SEBAGIAN DIRIKU MENOLAKNYA.
 
 
Beberapa hari setelahnya, aku sibuk mengurus SURAT ADOPSI untuk BEN. HARRY mengurus IBU dirumah sakit. Kami akan berangkat ke jakarta bersama IBU dan BEN.
 
Aku baru tau, bahwa proses untuk MENGADOPSI ANAK itu tidak semudah yang aku kira. Harus butuh surat pernyataan tentang kesanggupan merawatlah, surat penanggung jawablah belom lagi berurusan dengan HUKUMNYA. Astaga padahal yang MAU AKU AMBIL adalah ANAK SUAMIKU SENDIRI. Aku sengaja meminta HARRY tidak menemaniku. Aku yang mengurus semuanya sendiri. Lagipula, HARRY sudah cukup sibuk dengan IBU.
 
Setelah semuanya SELESAI. Akhirnya BESOK, kami akan PULANG ke JAKARTA…
 
HARRY masuk ketika aku sedang merapikan pakaian ke koper. Dia menatapku tanpa berkata apapun. Kemudian dia duduk disofa.
 
"makasih sudah mau mengambil BEN. Seharusnya kamu tidak perlu begitu. Maaf."
Aku menatapnya dan tersenyum.
"dalam suka dan duka'kan? Saat hebat dan kalah'kan? Tidak disebutin punya ANAK HARAM atau NGGAkan?"
Dia tersenyum.
"HAR, aku boleh minta sesuatu?"
"Apa saja."
"Jangan ceritain tentang BEN untuk siapapun. Tentang asal usulnya. Tidak perlu ada yang tahu selain kita. Aku ngga mau, melukai perasaan BEN. Biar bagaimanapun, MULAI HARI INI… AKU adalah IBUNYA!" tegasku
HARRY berlutut didepanku.
"dan JANGAN LAKUKAN KESALAHAN INI LAGI!"
 
"BEN akan sangat BERTERIMA KASIH karena TUHAN mengirim kamu sebagai MALAIIKATNYA."
 
Bagaimana bisa AKU MENOLAK, mata besar yang PENUH PERMOHONAN itu?
 
**********************************************************************************
 
Aku KEMBALI KE RUTINITAS LAMAku, ditambah dengan PERAN TAMBAHANKU. Menjadi ISTRI dan IBU untuk mereka. Serta menjadi ANAK untuk IBU-IBUku. Dan aku SANGAT MENIKMATI SEMUANYA. Aku menikmati saat menemani BEN main di PEROSOTAN diMc-D. aku menikmati caranya MEMINUM SUSU. Aku suka melihatnya memakan BUAH yang AKU POTONG. Aku begitu suka melihat WAJAH KECILNYA yang SANGAT LUCU, saat BERTANYA tentang SEGALA HAL untukKU.
 
Aku suka menatapnya saat DIA MENYUSUN PUZZLE. Aku selalu KANGEN, MENDENGAR TERIAKKAN "MAAAMAAAAA", saat MOBILKU memasuki PAGAR. Aku senang melihatnya BERCERITA tentang TEMAN-TEMAN DISEKOLAH. Aku selalu MERASA BERSALAH, saat dia MENELPONKU "kapan mama pulang?"
 
Lambat laun, aku MENCINTAI BEN! Aku terlalu MENJAGANYA. Aku bahkan BEGITU TAKUT, satu hari terlewati tanpa MELIHAT PERKEMBANGAN APA yang SUDAH DIA BUAT. Aku begitu CONCERN, tentang setiap hal kecil yang dia butuhkan.
 
"Tih, jangan terlalu dimanjain BEN. Nanti dia jadi anak nakal." nasehat HARRY sore itu
Aku tersenyum menatapnya.
"Seorang ibu akan melakukan apapun UNTUK ANAKNYA."
"Aku tau, tapi kadang aku pikir kamu terlalu berlebihan sama jagoan kecil KITA."
"kenapa, kamu merasa TERSAINGI? Karena perhatian aku cuman sama BEN?" godaku
"Kamu tau juga akhirnya..."
 
 
Hari ini, aku bolos kerja untuk MEMBANTU ANAKKU membuat TUGAS RUMAHNYA. BEN disuruh membuat PRAKARYA tentang LINGKUNGAN HIDUP. Dan aku INGIN IKUT membantunya. Jadinya aku memutuskan untuk PULANG CEPAT dari KANTOR. Setelah membeli semua alat-alatnya, KITA berdua membuat MAKET tentang KEBUN BINATANG.
 
"Ma, dikebun binatang itu paling banyak monyet ya?" tanyanya
"Ngga sayang. Ada yang lain juga."
"Anjing?"
"Bukan sayang. Ada gajah, harimau, singa, jerapah"
"Apa bedanya harimau dan singa,ma?"
 
Okeh, aku terdiam dan berpikir! Apa yang bedain dua hewan karnivora itu?
 
"kalo harimau ada banyak rambut dikepalanya, dia juga raja hutan. Ben udah nonton LION KINGkan? Itu harimau. Singa lebih kecil." jawab HARRY menyelamatkanku.
"Lebih sakit digigit harimau atau singa,pa?"
"Sama sakitnya,ben."
 
Inilah HIDUP yang DULU AKU IMPIKAN. Berbahagia bersama SUAMI dan ANAKKU. Bercerita dan tertawa. Berdiskusi tentang begitu banyak hal. Iyakan?
 
"Maaf,pak. Ada Tuan Bima datang."
"Mas BIMA?" tanya HARRY bingung
 
HARRY segera keruang tamu untuk menemui MAS BIMA. Aku masih menemai BEN untuk membuat maket kecilnya.
 
"Maaaaa, pohonnya ditarok dimana? Diantara sini?"
"Iya, sayang. Disitu juga bagus. Mana lemm-nya?"
"Masih dikamar,maaa"
"Tadi ben ga bawa kesini?"
"Iya BEN lupa,ma. BEN ambil dulu deh."
 
 
20 menit…
 
Kenapa BEN lama banget ya?
 
"Beeeeen. LEMnya ada? BEEEEEN..."
Aku bergegas mengikutinya ke kamar. Dan aku terkejut melihat MAS BIMA menggendong BEN.
 
"Mau dibawa kemana BEN,har?"
MAS BIMA terkejut melihatku.
"Saya mau ajak BEN main dirumah sebentar,RATIH. Bolehkan?" tanya MAS BIMA
"kok TUMBEN?"
"Ngga apa-apa, tih. Sekali-kalilah."
"BEN lagi ngerjain TUGASNYA. Kalau MAU BESOK aja ajaknya. Sini BEN, sama mama."tegasku
 
HARRY tidak membantah sama sekali. BEN segera turun dan mengikutiku. Kami kembali mengerjakan TUGASNYA. Namun, ada rasa penasaran yang MENYENTIL NURANIKU. Kenapa tiba-tiba BIMA DATANG? Mau mengajak BEN? Apa TUJUANNYA? Bukannya selama 2 tahun ini, TIDAK ADA SATUPUN yang DATANG untuk MELIHATNYA, kecuali IBU? Lalu kenapa tiba-tiba BIMA datang?
 
*************************************************************************
 
HARRY sedang serius menonton berita dikamar. Aku masuk dan duduk disampingnya.
 
"Serius amat nontonnya"
"BEN udah selesai kerjain tugasnya?"
"Udah, dia lagi tidur siang. MAS BIMA dateng dalam rangka apa,HAR?"
"Silahturahmi."
"sekian lama BEN disini, dia baru dateng hari ini?" tanyaku heran
HARRY menatapku dan menghela nafas panjang.
 
"Mas Bimakan orang sibuk,tih. Lagian apa salahnya sih LIAT ANAKNYA"
"ANAKNYA? BEN itu ANAK KITA,HAR! Bukan dia."
"Ya'kan keponakannnya,tih. Apa salahnya kalau dianggap anak sendiri. Toh, aku adiknya."
"aku ngga suka, MAS BIMA bawa BEN."
HARRY menatapku dengan heran.
 
"NANTI KETULARAN SIFAT KASARNYA!" tandasku jengkel
 
Harry menarikku ke pelukannya. "Gimana mungkin, singa bisa mencakar, kalau dia dibesarkan ditengah keluarga KELINCI?"
 
"Tapi aku ga suka! Kenapa DIA HARUS DATANG dan BAWA ANAKKU? BEN itu ANAK KITA,HAR! Aku ga suka MAS BIMA BAWA DIA. POKOKNYA AKU NGGA SUKA! BEN harus tetap TINGGAL DENGAN KITA!"
"Ya udah. Nanti aku bicarain dengan MAS BIMA. Aku ga suka denger kamu ngomel tentang masalah ini."
 
 
BEN, harus TUMBUH dan DIDIDIK seperti HARRY,ayahnya. Agar KARAKTER dan WATAKNYA seperti AYAHNYA. Dia tidak boleh di bawa OLEH ORANG LAIN, termasuk PAMANNYA SENDIRI. Pengaruh buruk itu bisa MENURUN apalagi untuk ANAK SEKECIL BEN!
 
 
Entah ada apa dengan MAS BIMA. Dia berusaha keras untuk menemui BEN. Bukan hanya DIRUMAH tapi DISEKOLAHNYA JUGA. Kemarin gurunya BEN bilang bahwa ada OOMnya yang mau menjemput BEN. Tapi UNTUNG SAJA, AKU DULUAN yang SAMPAI. Bukankah cukup aneh, bila MAS BIMA HARUS SENGOTOT ITU?
 
Malam ini, aku tidak bisa tidur dengan NYENYAK. Aku termenung didepan LAPTOPKU. Aku tidak juga beranjak kekamar. Aku hanya termenung didepan FOTO BEN. Sesuatu FIRASAT  MENYENTILKU. Mungkinkah, BEN BUKAN MILIK HARRY? MUNGKIN SAJA DIA ANAK MAS BIMA? Tapi KENAPA HARRY yang MEMBAWANYA masuk ke panti? Kemana MAS BIMA SELAMA INI? HARRY BERBOHONG untukku?
 
**************************************************************************
 
2 tahun kemudian….
 
 
Sakit rasanya, bila mengingat hari itu. hari terakhir, aku bisa menyuapi dan memandikan BEN-ku. Bagaimana bisa aku menerima kenyataan bahwa BESOK, BEN BUKANLAH ANAKKU LAGI. Bagaimana bisa? Setelah aku bersamanya dan mencintainya. Bagaimana bisa seperti itu?
 
Aku masih ingat teriakan BEN memanggil NAMAKU. Dia meronta dipelukan MAS BIMA. DIA tidak ingin ikut dengan AYAH KANDUNGNYA. Dan bagaimanapun HEBATNYA, HARRY berusaha untuk merebutnya BIMA tidak mengijinkannya. HARRY kalah dipengadilan. Drama perebutan BEN itu menimbulkan LUKA yang DALAM untukKU dan BEN. Aku ibunya. Selamanya akan begitu.
 
Sejak BEN pergi dari kami. Aku merasa segalanya begitu berbeda. Bagaimana bisa aku kehilangan sesuatu yang berharga? Sesuatu yang membuatku BEGITU BERHARGA SEBAGAI WANITA?
 
 
"Kamu masih disini,tih? Belum kekantor?"
"Har, aku mau punya anak."
"Kita adopsi?"
"BEN, har."
"Dia bukan milik kita,tih. Dia milik mas bima."
"Kenapa kamu bohong untukku? Kenapa kamu bilang dia anakmu?"
"Supaya kamu tau, bahwa orang yang kamu cintai tidak selalu sehebat yang kamu kira."
 
Aku membelai wajahnya.
 
"kamu akan selalu hebat dimataku. Bagaimanapun keadaannya."
"Kadang, dalam cerita cinta harus ada CERITA PAHIT, supaya kamu tau. Bahwa UNTUK MENCINTAI dibutuhkan KETEGARAN dan KEKUATAN HATI untuk MENJALANINYA. CINTA yang aku mau, bukan TUMBUH SATU HARI,tih. Tapi CINTA yang AKU INGINKAN, adalah SEUMUR HIDUP, sampai MAUT MEMISAHKAN. Sesederhana MATAHARI yang MEMANGGIL MALAM PULANG diPUNCAK BROMO...  "
"Aku bangga sama kamu. Makasih har, untuk semua ketulusan dan cinta yang kamu kasih."
"aku hanya ingin DICINTAI dengan SEDERHANA,tih."
 
 
Aku mungkin kehilangan BEN, anakku. Anak yang pernah meramaikan hariku. Membuatku merasaka begitu bahagia dengan GELAR LAIN yang selalu diteriakkan. Namun, aku lebih bersyukur dengan ANUGRAH TERINDAH yang TUHAN KIRIM untukKU… HARRY! Bahwa bagaimanapun CERITA INI bergulir nanti, AKU AKAN TETAP MEMELUKNYA. Aku akan selalu MENCINTAINYA.
 
HARRY BENAR ini bukan CINTA sesaat yang TERASA MANIS lalu pergi, INILAH MENCINTAI…
Bahwa DIDALAMNYA BUTUH PROSES untuk BELAJAR saling MENGALAH, MENGERTI, MENERIMA, dan
BELAJAR bahwa dalam MENCINTAI, tidak boleh ada kata MENYERAH.
 
Dan sampai hari ini, aku selalu deg-degan setiap mengingat kata-katanya saat kita bulan madu,
Tidak tau SEBERAPA BANYAK dan SEBERAPA BESAR,
INTINYA aku MENCINTAI KAMU!
Satu yang BENAR, CINTA itu ADA!
Karena ITU AKU DISINI…
Kamu PERCAYA tanpa perlu DIDEBAT!
 
*********the end***********

Benyada Remals (*dyzcabz)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...