Langsung ke konten utama

Tidak menjadi batu sandungan

Tidak menjadi batu sandungan

First Note di Oktober. 

Akhirnya, ada yang ingin saya tulis di Bulan ini. Ya, bener, menulis bagi saya adalah tentang mood. Tentang hati. Semua hal ingin ditulis, tapi tidak selalu harus dibagikan. Sepakat ya?

2 hari yang lalu, adek bontot saya datang dari Sentul. Tujuannya ngapain? Seneng-seneng, menikmati hidup. Sederhana kan?

Dan dalam perjalanan panjang kita ke suatu tempat wisata, dia bercerita tentang kuliahnya, tentang Tugas Akhirnya. Tentang bagaimana dia merasa dipersulit oleh aturan2 mainnya. Tentang janji2 manis omong kosong yang diberikan, nyatanya tidak bisa direalisasikan. 

Saya mendengarkan dengan baik. Mencerna setiap cerita dan mendapati emosi2 tersirat dibaliknya. Babs sudah dewasa, pikir saya. 

Babs masih terus bercerita bahkan pada 1/3 perjalanan kita. 

Hingga dia selesai bercerita, beberapa hal yang dia belum sempat ceritakan. 

Tau ngga, apa tanggapan saya?

Nyed ....suatu saat nanti, kalo ko punya jabatan set, jangan mempersulit orang lain. Ko tau kan, rasanya dipersulit seperti apa? Taukan rasanya dimain2in seperti apa? Jangan buat orang lain seperti yang mereka buat ke ko. Jangan set. 

....sebaik apapun seseorang, saat dia punya kuasa, dia akan menunjukkan watak aselinya. Dan itu adalah absolut. Kekuasaan mengubah orang. Karna dia merasa, menjadi Tuhan atas orang lain. Paham ya?

....ngga banyak orang, yang tetap bisa netral saat berada dipuncak. Ngga banyak. Dan dari ngga banyak itu, kita punya contohnya. Sekarang, ko fokus aja selesaiin tugas akhirmu. Ikutin aturan mainnya. Saya percaya, Yesus membawa ko jauh sampe dititik ini, DIA, Yesus yang sama yang akan membuat ko jauh lebih hebat nantinya. 

.....semua sudah diatur set. Ngga perlu sakit hati sama dosenmu. YESUS punya bagian untuk itu. Selesaiin aja tugasmu dengan bener. 

Saat saya mengatakan ini, entah kenapa tiba2 perasaan haru menjalari saya. Saya biasanya menasehati adik2 saya dengan keras. Namun, kali ini tidak. 

Ada jeda cukup lama, sebelum saya melanjutkan...

.....jangan menyusahkan orang lain, set. Aturan adalah aturan, namun diatas semua itu, manusia memiliki hati nurani yang harusnya menyeimbangkan segala sesuatu. Bukan untuk mengubah aturan dan dibelokkan, namun ada kebijakan tersendiri, untuk beberapa hal. Menjadi berkat untuk orang lain adalah keharusan, walaupun tidak boleh menyalahi aturan main.

"Iya kak"

.....kekuasaan, uang, pamor, selebritas, semua hal yang menyenangkan selalu membutakan, set. Serius. Saya melihat hal2 ini selama saya hidup. Tidak ada orang yang benar2 konsisten menjadi baik, saat ditangannya ada kuasa. Thats bullshit. 

Dan selama saya di Solo. Saya bertumbuh sendiri, berkembang dengan semua kemampuan saya, hanya bersama Yesus, saya mampu melakukannya dengan benar. 

Yesus menjaga saya. Kewarasan saya. Yesus menegur kesombongan saya, dengan caraNYA. Sehingga, pada semua hal yang saya tau, saya mampu, saya tetap berlutut meminta hikmatNYA.

Dan hari ini, saat saya menasehati babs soal "jangan menyulitkan orang lain", saya mensyukuri setiap perjalanan hidup saya. 

Tahun2 saya menjadi dokter, mulai dari dokter PTT, dokter jaga IGD, dokter Klinik, dokter di Wisma Atlet, hingga Yesus mengijinkan saya menjadi seorang PNS di RSUP Surakarta. Saya menjalani mimpi2 saya, dengan perkenanan Yesus. 

Kenapa saya bilang begini? Karna, dalam menjalani semua itu, saya tidak mengeluarkan sepeserpun. Saya menjalani nya dengan Yesus. Bagi beberapa orang mungkin begitu sulit masuk dalam PNS pusat, tapi Yesus membuat saya melewatinya begitu saja. Tanpa harus ada "embel2 apapun". 

Kenapa? Saya percaya, saat saya tidak menjadi batu sandungan untuk orang lain, Yesus membukakan setiap pintu yang berusaha ditutup orang lain untuk saya masuki. 

Pada setiap orang yang melelahkan hari dan hati saya, saya pulang dan menangis untuk Yesus. Saya menangis dan mengadu pada Sang Pemilik Hidup, Yesus. Besoknya, segala sesuatu mampu saya hidupi dan hadapi.

Dulu dalam salah satu khotbahnya, ayah saya bilang gini.... hiduplah untuk menghidupkan orang lain. 

Dan kalimat itu hidup didalam hati dan pikiran saya. Kalimat itu, menggerakkan saya untuk berkarya dimanapun saya berada, saya harus hidup untuk menghidupkan orang lain, bukan untuk kehebatan saya, namun karena saya melakukan itu Yesus dimuliakan dimanapun saya berpijak

Dan itulah yang saya katakan untuk adik saya.

Hidup tidak selalu baik-baik saja. 
Dalam perjalanannya, Hidup selalu menyediakan kejutan2 yang meledakkan hati hingga kadang melelahkan pikir, bahkan menciutkan nyali. 

Namun, sesulit2nya cerita yang hidup suguhkan didepan kita, ada Yesus yang Mahakuasa. Yesus tau, apa yang kita tidak tahu. Takut, marah, sebel, kesel itu manusiawi, namun ucapkan itu dalam semua syafaat yang naik untuk Yesus.


Dan bagaimana pun ceritanya nanti, Set.

Ko harus tau satu hal, Yesus tidak pernah berubah. Baik saat Yesus mengambil papa pulang kemaren, ataupun saat nanti Yesus membuat ko tegak dengan gelarmu. Dia, Yesus yang sama, yang senantiasa ada untuk ko. Dihari kita menangis karna kehilangan papa, maupun di hari nanti, saat syukur naik, karna ko tegak menjadi seorang profesional. 

Segala sesuatunya, ada dalam perkenanan Yesus. 

Dan saya selalu mengimani hal itu.

Saya mampu berdiri sekuat ini, karna Yesus memeluk saya dan menjaga saya dari semua hal yang mungkin menyakiti saya. 

Jadi, jangan fokus pada hal2 bodoh yang mematahkan mental, atau menciptakan emosi ngga penting, kadang manusia2 ajaib ini tercipta untuk melatih emosi kita dan membentuk karakter kita. 

Seberapa hebat mental fighter kita? 


Berjalan majulah. Sebentar lagi, waktunya tiba. Merayakan kerja keras dan lelahmu selama ini. Pencapaian terbaik, sejauh ini.

Rasanya, itu bukan hanya sebuah nasehat untuk elkhesed. Namun juga, pengingat untuk saya. 

Yesus senantiasa disini, sejauh apapun saya berjalan. 


Nyed_

Dulu, saat saya pulang PTT, dalam hati saya pernah berucap .....Yesus, kalo boleh, saya ingin berkarya, ditempat saya sendiri. Ditempat dimana tidak ada yang mengenal saya. Jauh dari papa, mama. Saya ingin dikenal karena kemampuan saya. Boleh ya?

Dan lalu, 6 tahun kemudian, Yesus menjawab doa saya. Menempatkan saya di Solo. Memang hasilnya mematahkan hati, karna saat saya meminta hal itu, tidak pernah terpikirkan papa akan pergi. Hingga saya harus meninggalkan mama sendirian. 

Namun ya itu, Yesus itu ajaib. Yesus mempunyai rancangan2 damai sejahtera. 
Ada amin?

Semoga saja, saya tidak menjadi batu sandungan untuk orang lain, dimanapun saya berpijak.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...