Asshole
Saya si paling berani berkata apapun.
And sometimes, thats suck nyed.
Semua orang perlu belajar. We got that. So?
Semua orang harusnya memiliki kesempatan yang sama untuk belajar.
Dan lo? Lo ngga sepintar itu untuk menjudge oraang lain tidak kompeten, hanya karna satu kekeliruan yang dia punya.
Human being, nyed.
Man made mistake. Imperfectly perfect.
Stop menjadi sangat sok pintar. Stop menjadi hakim. Stop, nyed.
Semua orang berhak diberikan kesempatan yang sama.
Kalo lo care sama orang lain, biarkan mereka mencobanya. Biarkan mereka belajar dari kesalahannya nyed.
Plis, dont do that. Please jedijah...
Pliss, dont be asshole.
Saya, si perfectionis ini, tidak bisa melihat kesalahan sekecil apapun itu. Apalagi saat kesalahan itu, dilakukan di depan mata saya. Saya akan mengatakannya dengan lugas.
Kadang, saya tidak memahami tata krama. Yup, EQ saya harus di remed deh.
Saya harus memberikan waktu untuk orang lain belajar dari kesalahannya. Seperti saya memberikan waktu untuk diri saya kembali setelah papa pergi.
Rasanya saya terlalu sombong kan, Tuhan Yesus? Mulut saya perlu dikutik deh, karna nyeplosnya keterlaluan.
Hey, nyed...
Boleh ya, tidak menjengkelkan?
_nyed_
Pada suatu siang yang terik, saya mendapati diri saya berkata "diluar" police line yang selalu saya buat, demi kepentingan banyak orang.
Namun, sayangnya, kebenaran yang saya katakan, mungkin saja melukai hati orang lain.
Saya jarang betul, memedulikan orang lain, namun untuk satu dan lain hal yang penting, mengingatkan orang lain yang pernah melakukan salah, agar tidak terulang kembali adalah kebangsatan yang sering saya lakukan.
Dari saya, yang selalu mengakui dengan jujur, saat saya tidak kompeten akan sesuatu. Tidak memaksakan bahwa saya bisa. Namun, belajar untuk menjadi bisa dengan benar.
Dari saya, yang tidak pernah suka menjadi spotlight. Namun herannya selalu dituntut untuk berada dalam "spotlight".
Dari saya, yang tidak pernah berusaha ramah. Tidak juga memaksakan diri saya untuk ramah. Hanya saja, terkadang basa basi busuk, harus saya dengungkan.
Maaf ya, saya sudah begitu lancang. Lain kali, saya akan mencari cara yang benar dan baik. Serius. Saya tidak bermaksud untuk menjatuhkan, tapi alangkah baiknya, ketika kita bukan ahlinya, jangan mengaku sebagai ahli.
Belajar boleh2 aja. Salahpun sah2 aja, namanya juga belajar. Tapi, tidak semua orang mau dijadikan bahan untuk pembelajaran kita.
Menjadi ahli butuh proses. Saya tau itu. Karnanya, menjalani proses itu harus berlatih sebanyak mungkin.
Seorang prof pernah bilang gini buat saya, "bahkan seorang ahli saja, masih mempertanyakan keahliannya...."
Have a goodday, peps.
Nyed, bisa jadi skeptis lagi aja ngga?
Komentar
Posting Komentar