Hey, pa....
Kemaren, saya pulang ke jakarta. Saya berusaha "mencuri libur". Mama mau saya untuk pulang sebentar aja. Karna, mama takut, pa.
Papa masih ingat pasti, 27 Juli, 5 tahun yang lalu, mama di operasi karna CA Cervix. Iyakan? Tahun ini, sudah tahun ke 5, dan semuanya bersih, pa. Mulai tahun depan, mama akan diperiksa tiap tahun sekali.
Namun, sebagai prosedur tambahan, mama harus menjalani MRI, hari senen nanti. Papa tau kan, istrinya takut banget kalo udah tentang medical check up. Mama tuh ngga bisa sesantai papa. Ngga bisa. Papa selalu bisa mengontrol situasinya. Papa ngga takut, mau diperiksa kayak gimanapun.
Saya pulang tgl 27, pa. Sampai 30 pagi, saya sudah kembali lagi, pa.
Happy birthday, pa. 29 Juli. Tidak akan ada yang melupakan hari nya papa.
Papa tau, apa yang kita buat dipergantian hari itu? Kita jalan2 dan makan di Sabang, pa.
Sabang.
Tempat resto pinggir jalan, tempat nongkrong tengah malam bareng papa. Dengerin nasehat papa dan cerita kita. Selalu seperti ini. Untuk jam2 kecil yang tidak biasa bagi orang pada umumnya.
Hey, nok. I miss you. I miss you, so bad.
Dalam perjalanan pulang kali ini, saya mau pulang untuk merayakan harinya papa di sana. Di rumah, pa. Beberapa minggu belakangan, saya kangen banget. Saya kangen untuk pulang ke rumah pa.
Pa, mau denger cerita lainnya? Yang terjadi di 29 Juli milik papa?
Ada kesusahan yang kita hadapin pa. Lalu, saat kita duduk2 di teras rumah sore2. Kita berempat lagi diskusi masalah itu, pa. Tiba2 aja, eset main gitar dan saya menyanyi, lagu rohani "Tuhan selalu menolong ku". Kami, ber4 tanpa sadar, menyanyikan lagu itu berkali-kali. Lalu, lagu2 rohani yang lainnya. Sambil sesekali, berdiskusi mengenai jalan keluarnya.
Papa tau? Saat menyanyikan lagu itu, airmata saya menggenang, pa. Saya cuman bisa teriak sama Yesus, pa. Bahkan tanpa saya teriakpun, Yesus menjaga kita, pa.
.....tak sehelai rambutpun jatuh, tanpa seizinnya.....
Saya percaya Yesus, seperti papa sangat mencintai Yesus. Tidak ada yang mustahil kan, pa?
Lalu, menjelang malam, tiba2 ada yang menelpon mama. Mereka bilang, bahwa semuanya sudah teratasi. Segala sesuatu sudah akan berjalan sesuai dengan rencana awal.
How great Thou art....
Papa, ketika mama bilang itu ke kita bertiga. Saya langsung tunduk dan mengucap syukur. Kadang, saya meragukan kemaha-kuasaan Yesus. Saya mengukurnya dengan logika dan ilmu yang saya punya. Saya meremehkan Nya dengan kekuatan yang saya punya.
Saya lupa, Yesus itulah satu-satunya penolongku yang sungguh.
Yesus itu Mahakuasa.
Saya merasa saat menyanyikan lagu itu, saya begitu kosong dan tidak ada apa2nya di hadapan Yesus. Memang betul, itu mungkin hanya sebuah nyanyian selepas senja aja, yang kita mainkan. Namun, sore itu, lewat lantunan sederhana, dalam hati saya memohon kemurahan Yesus untuk kita. Saya meminta belas kasihNYA, pa.
Masalah itu terselesaikan dengan ajaib.
Yesus, terima kasih ya. Makasih banyak ya. Maaf ya, selalu minta terlalu banyak. Selalu menuntut berlebihan. Selalu marah2 tidak pada tempatnya. Selalu berkeluh kesah dalam setiap cerita.
Ungkapan Sujiwo Tejo itu bener....
Orang yang khawatir akan makan apa hari ini, atau bagaimana hidupnya besok. Orang itu menghina Tuhannya.
Menjelang tengah malam, kita turun ke Jakarta, pa. Menikmati malam, dan akhirnya makan di Sabang.
Oh ya, saat kita makan, ada cowo dan cewe duduk di seberang kita. Cowo itu memanggil pengamen dan menyuruh mereka menyanyi selama dia makan.
Dejavu, pa.
Papa tau, pengamen itu nyanyiin lagu2 kesukaan papa. Love of my life. My way. Green2 grass of home. Wonderful tonight.
Dan mereka emang bagus banget pa. Hahahahahahahaa... Kita dong ikut karaokean dadakan disitu.
Pergi ke tempat2 yang terbiasa kita datangin sama papa, adalah bagian dari melepas rindu. Nostalgia. Mengenang tahun2 yang terlewati bersama papa.
Saat jam menunjukkan 00.01 29 Juli, saya bilang ke mama, "hari ini, papa ulang tahun" Mama tersenyum.
Saya ngga cengeng kok pa. Saya tersenyum dan memeluk mama. Saya mulai terbiasa, tanpa papa. Walaupun, selalu ada nama papa dalam setiap cerita kita. Cerita tentang papa, ngga akan selesai pa.
Have a great day dad
Saya akan menjaga mama, menemani mama, dan memperhatikan amor dan eset, pa.
Jangan kuatir, Yesus ada disini, bersama kita.
Benyada Remals "dyzcabz"
Sabang.
Setiap kali kita makan di Sabang. Selalu ada pengamen yang lalu lalang. Kalo, papa dengar suaranya bagus. Tau apa yang beliau buat?
"Kamu nyanyi sampe saya selesai makan"
Papa suruh mereka nyanyi lagu apa aja, kadang sih beliau request lagu2 80-90an. Trus, papa suruh mereka pesen minum, apa aja.
Nanti, pas kita selesai makan, papa bakalan nempelin beberapa lembar 100 rb untuk mereka. Ajaib ya? Hahahahahahahahahaaha.... Papa saya memang out of the box. Jadi, ngga kaget lah ya, kadang saya suka random ngasih2 pengamen, kang parkir, dengan nomilan "lebih dari biasanya". Ada contoh yang saya teladani.
Pernah disuatu kali, saya makan berdua dengan papa. Di Taman Menteng. Gerobak seafood. Lalu, ada seorang pengamen yang menyanyi, mungkin dia sudah berkeliling dan sepertinya tidak dapat bayaran. Karna mukanya beneran capek dan lusuh banget. Saat itu saya masih semester 2, tiba2 papa jemput saya di kosan dan kita dinner date berdua hahahahahahahahha...
Bapak pengamen "boleh saya nyanyi 1-2 lagu?"
Saya menggoyangkan tangan, menolak beliau. Namun, papa tiba2 bersuara "nyanyilah, lagu yang kamu bisa. Sampe saya selesai makan." Lalu, papa memanggil waiter "kasih bapaknya minum ya"
Saya hanya tersenyum menatap papa. Papa selalu punya kejutan. Selesai kita berdua makan. Papa menyuruh saya tunggu, papa ke atm. Saya bingung kan? Ngapain papa ke atm, kan makan udah di bayar. Saya juga punya receh kok, untuk kasih bapak ini.
Tiba2 papa balik dengan beberapa lembar merah, memberikannya ke bapak pengamen itu. Beberapa orang yang menyadari itu, cukup terkejut. Lalu, papa menggandeng saya dan kita berdua kembali ke mobil.
Bapak itu masih menyerukan "terima kasih", saat kita berjalan kembali ke mobil.
Saya : papa kasih dia berapa?
Papa tertawa. "Udahlah, sekali-kali, biar dia bisa bawa pulang makanan untuk anak-anak nya"
Tau ngga, ketika papa bilang itu. Saya hanya diam dan tersenyum dalam hati.
Berkat yang kita punya, sudah selayaknya kita bagi pada mereka yang kurang. Tangan kanan memberi, tangan kiri tidak perlu tau.
Bener kan pa?
Biasanya saya bakalan rindu papa sampe nangis dan cengeng. Mewek dan histeris. Memang, seiring berjalannya waktu, histeris itu sudah berkurang jauh sekali.
Sebagian besar, karna dia, pa. Saya ngga ngerti gimana ceritanya, tapi kebetulan nya selalu pas. Pas papa ulang tahun, dia upload pa.
Im not feel alone, dad. Because of him.
I know sounds absurd rite? I just feel safe.
Karna dia ada, kedengarannya gila ya? Saya ngerti, karna bagi saya, ini sebuah ketololan pa.
Saya cuman liat aja dia upload, tapi ngga dibuka kok.
Janji adalah janji. Seriusan, pa.
Iyakan pa?
Benyadanya waras kok. Lama2 nanti hilang juga kok, pa.
Papa, bila saja waktu bisa dihentikan sebentar saja,
Saya ingin memulangkan papa kembali disini,
Hanya untuk bersandar pada bahu itu,
Lalu mendengar pertanyaan itu "gimana hari ini, anak perempuannya papa noke?"
Karna pelukan papa, selamanya menjadi tempat ternyaman untuk berkeluh kesah dan menangis.
Komentar
Posting Komentar