Hei, papa...
how's life up there? isnt it good?
Pa, saya kangen. Sesuatu hal yang tidak lagi saya teriakkan dengan lantang.
Papa tau? Saya membiasakan diri saya, mendiamkan rindu saya. Menekan tangis saya.
meneriakkan pada diri saya, SAYA TIDAK SECENGENG INI.
almost, 3 years papa...
Mau denger kesibukkan saya di SOLO?
Saya sedang LATSAR CPNS papa. LATSAR ini menguras tenaga, pikiran dan hati. Saya lebih senang diberikan jaga ketimbang mengurus segala hal ini. Hal yang saya pikir, ini bagian manajemen lah ya. Nyatanya, saya harus ikut menyelesaikan hal ini, sebagai syarat LULUS, pa.
Saya, bener-bener keluar dari ZONA TERNYAMAN saya. Saya memutar otak saya, menggali sisa-sisa kreatifitas yang saya miliki untuk bisa sampai sejauh ini, Papa tau ngga? Apa yang saya mau lakukan pertama kali kalo udah selesai? Saya mau jalan-jalan ke DIENG. KAKI GUNUNG LAWU. Saya mau menjernihkan otak saya yang kusut.
Beberapa malam lalu, saya terbangun ditengah malam dengan kepala yang nyut-nyutan. Tenang pa, tensi saya normal. Bukan itu, masalahnya. MAAG saya kambuh, teman lama saya kan, pa? Soalnya saya males makan, pa. Sampe di kosan itu, saya tidur, blass.... Katering sih pa. Cuman, ya gitu, papa tau kan? Kalo saya lagi fokus sama sesuatu yang "ngeganggu" pikiran saya, jauh lebih menyenangkan choki-choki ketimbang nasi pa.
Karna, papa ngga ada. Karna papa ngga disini. Karna tukang nganterin makanan saya udah pergi jauh.
Papa, sampe sejauh ini, saya berhasil melewati semua hal yang terjadi disini.
Ada hari yang begitu melelahkan dan saya meragukan diri saya.
ada hari yang begitu menggelisahkan dan saya menemukan diri saya dalam sebuah perenungan panjang, benarkah ini yang saya inginkan?
Ada hari dimana saya merasa, begitu sulit untuk saya lewati,papa... dan lalu, saya menemukan diri saya menangis untuk Tuhan Yesus, punya mimpi besar harus berani ambil resiko kan?
Ada hari dimana saya begitu malas untuk pergi ke rumah sakit, namun saya melakukannya pa.
Karna, seperti yang papa bilang, hidup harus diperjuangkan.
Ada hari yang rasanya hambar, pa. Menjalani dan melewatinya, ya karena memang harus dilewatikan? Namun papa tau? Tidak hari yang saya lewati, tanpa meneriakkan nama YESUS, pa.
Yesus menguatkan saya, pa. Membuat saya menatap segala hal dengan keyakinan dan kepastian. Sayangnya, Yesus yang sama, mengambil papa dari saya. Saya mencintai DIA, sekaligus mempertanyakan keputusannya pada hari itu, pa.
PAda beberapa moment, saya melakukan itu dengan sadar. Namun, pada moment berikutnya, saya tau, saya tidak punya hak untuk bertanya tentang KEMAHAKUASAANNYA.
Papa tau? Saya jadi anak yang diem banget dirumah. Ah, dari dulu juga saya anak rumahan ya pa? Saya jarang keluar rumah, kecuali dengan my favorite people, sahabat terbaik saya, dan ornag-orang yang saya sayang. Selain itu, kerjanya saya cuman baca novel, denger music, nulis, baca textbook, jajan? Hidup saya semembosankan itu.
Kamar saya, rutinitas saya, adalah zona nyaman saya. Penjara sepi yang saya buat, untuk dunia yang saya ciptakan, hingga siapapun yang mau masuk, tidak akan bisa masuk, bila tidak saya izinkan.
saya selalu suka, quotes ini, I destroy me, not you. Saya yang mampu menghancurkan diri saya, bukan kamu. Iyakan pa? Dulu, kalo diskusi sama papa, saya selalu bilang gini... "Bukan orang lain yang menghancurkan saya, tapi mimpi dan ambisius saya yang meluluh-lantahkan saya. Saya menggantungkan mimpi pada orang yang salah, siapa yang salah? saya. Orang itu tidak menghancurkan saya, EGO saya, HARAPAN saya, yang menghancurkan saya" Papa akan tertawa, "anak papa udah dewasa dianya. udah ngeerti. bahwa, bahagia kita, tidak boleh dititipkan pada orang lain. Siapapun dia. Kaka boleh mencintai sehebat apapun, tapi ingat, memberi selalu datang dengan sebuah konsekuensi, non. Kaka harus siap, bila suatu hari, cowo itu pergi, atau kurang ajar. Dewasa dalam berhubungan bukan soal kematangan raga, kematangan jiwa, nona punya mental.
Sama sepeti ketika nona menghadapi situasi yang ngga enak. Hadapi, jangan lari. Papa tidak ajar kamu untuk jadi manusia pengecut. Hadapi. Didepan sana, Yesus ada sebelum nona tiba. Yesus menjaga kamu, apapun yang nona kerjakan, Yesus tidak membiarkan kamu berjuang sendiri. Papa, bisa melawan semua orang yang jahatin nona, tapi papa tidak punya kuasa untuk menghindarkan nona dari hal yang jahat. Yesus yang memiliki kuasa itu. Jadi, sebelum memulai segala sesuatu, serahkanlah semua khawatirmu, pada Yesus."
Ya, pa... dan, Yesus membuat saya tetap berdiri dan tertawa sampai sejauh ini. Saya sudah mau 4 bulan pa. Saya hidup dan belajar menetap di kota ini. KOta yang asing bagi saya. Kota yang saya pilih untuk mengabdi, papa.
Papa, tau ngga, siapa yang datang ke rumah hari ini?
OM VEKI. Papa pasti ketawa kan, kalo liat dia. jhhahhaahahahhahahahhaaa... Ingat, nostalgia di Rumah monginsidi surabaya kan? Waktu papa jadi KMJ di Eben Haezer? PApa ngga lupa kan? Papa pernah usir saya dari rumah disaat saya umur 7 tahun. hahahahahahhahahahahahahaa...
Om Veki yang jalan cari saya dan akhirnya ngumpetin saya di rumahnya OM MESS SYARANAMUAL, papa punya om. Papanya Ka Eci. Papa inget? Setelah papa ngamuk besar, karena nilainya saya turun, matematika kalo ngga salah, dapet 7 atau 6 ya? Saat itu saya sekolah di SD PETRA DUKUH KUPANG TIMUR. Sangking stressnya saya, sampe saya suka cabutin rambut. Lalu, botaklah kepala bagian tengah. Pas, papa tau, papa ngamuk.
Saya inget bener, gimana detailnya hari itu. hahaahhahahahahhaaa.... Papa ngamuk, setelah itu papa usir saya. Saya, anak usia 7 tahun itu hahhahahahhahaa... kocak sih. Jalan menyusuri jalan panjang monginsidi, menuju gereja tempat papa tugas, didepannya tuh ada taman. Saya duduk aja disitu. I know, papa saya hanya lagi marah, nanti juga dia baik. I just know, papa ngga mungkin biarin saya. Eh, tiba-tiba Om Veki muncul haahhahahahahahhahaa... Saya dibawa ke rumahnhya OM Mess. Dikasih makan, dan bobo siang disana.
Sampe sorenya, saya dengar suara papa panggil saya. Om Mess, marah besar ke papa, karna mengusir saya dari rumah. Om Mess, larang papa untuk bawa pulang saya. Papa agak jiper juga sih pas Om Mess marah. Hingga akhirnya, papa janji ke beliau, papa ngga bakalan gitu lagi. Pulang dari Om Mess, kita berdua makan di McD. hahahahahahhaahahahaa... Ive told you.
Dalam perjalanan pulang, saya si anak kecil itu, melihat papa menangis sambil menasehati...
....Kaka itu anak pertama, anak sulung papa, harus jadi contoh buat amor, eset. Kalo kaka nilainya jelek, kaka bodoh, ade-ade akan anggap remeh, karna mereka liat contohnya. Papa, didik nona keras, karena papa tau, suatu hari nanti, saat papa ngga ada, Nona yang akan jaga mereka untuk papa. Papa bukan orang kaya, bisa kasih warisan harta, non. Papa kasih kalian pendidikan yang bagus, sekolah yang benar, supaya dari situ, kaka belajar mengelola talenta Tuhan untuk masa depan ya. Nama baiknya papa, papa taruh untuk kalian. Orang mau bilang apapun, kalian adalah kebanggaan saya....
saya, anak kecil berumur 7 tahun itu, terdiam dan menyimpan dalam-dalam memori saya tentang hari itu. Bukan untuk membenci laki-laki tua itu. Namun, memahami hal yang tidak bisa dilihat oleh banyak orang. Dalam kekurangannya, papa saya membentuk saya. Dari awal, papa tau bagaimana saya. HIngga dia menempa saya melewati banyak hal, hanya untuk melihat saya berdiri dengan gelar saya sendiri.
Thats why, saya membenci diri saya yang hilang itu. Karna, bersama yang telah tidur itu, anak kecil berusia 7 tahun itu ikut terkubur.
saya menjadi saya yang hari ini kamu liat.
I miss you, papa. I still miss you. I do. will always do.
Papa, maaf ya, sampai hari ini, saya belum mampu memaafkan diri saya.
menghentikan RJPnya papa, apakah saya sudah berbuat hal yang benar?
NO, pa. Tidak ada yang menyalahkan saya. Saya yang mempertanyakan saya?
Anak kecil itu, hidup dalam alam bawah sadar saya.
sesekali, dia keluar dan menangis. Seperti dulu, dia menangis karena sudah membuat papanya kecewa.
sekarang, dia menangis, karena keputusannyakah, papanya hilang selamanya?
Benyada Remals "dyzcabz"
Alam bawah sadar, punya naluri yang sulit dibantah.
Sebab, disana masih ada duka yang belum usai. Luka yang masih menga-nga.
Marah yang tidak kunjung usai. Hingga, tanya yang menggantung.
Aku pikir, biarkan saja dia diam bersama papa disana.
Aku, akan baik-baik saja, pa. Dia kembali atau tidak, hidup harus dihidupi.
Dear, Benyadanya Noke...
Pulang atau tidak. Dengerin saya, kamu sudah melakukan yang terbaik.
Papamu, bangga dengan kamu.
Sayang papa sampe mana?
Jantung hati!!!
Bila saja, saya punya kemampuan menghentikan waktu. Menghapus memory.
17 Mei 2018, akan saya tiadakan didalam hidup saya.
Namun, hidup tidak berhenti hanya karna keinginan saya tidak terkabulkan.
17 Mei tahun2 berikutnya, bukan lagi sebuah duka akaj kehilangan...
Namun, merayakan kehilangan dengan memaknai bahwa papa sudah menyelesaikan tugasnya, dan sahabat baiknya memanggilnya pulang.
Kami, merelakannya pulang setelah meminjamnya begitu lama...
Komentar
Posting Komentar