cerita ini bakalan masuk dalam kategori, kesombongan yang hakiki!
tolong digaris bawahi, KESOMBONGAN. so... ngga pernah ada, yang bilang buat saya bahwa masuk kedalam sebuah dunia, dimana banyak orang berharap menjadu salah satunya adalah hal yang membuka mata saya.
keluar dari zona nyaman, tidak pernah mudah! bener ya?
saya terlalu lama, berada dalam sebuah zona nyaman yang menutup mata saya bahwa sekitar saya memiliki cerita yang tidak mudah untuk dijalani.
Bila saya bisa bercerita, semudah apa saya melewati FK, saya pikir apa yang saya lalui disini adalah pencapaian terbesar saya. sejauh saya hidup. Dimana saya menggunakan seluruh "otak" saya untuk berpikir dan memikirkan bagaimana seharusnya kegawatdaruratan covid dijalankan.
Dulu saat saya menyelesaikan case-case saya, referat, penelitian dan evaluasi program, saya menjalaninya dengan tidak terstruktur. But, anyway...semua jadi aja gitu, pas hari H nya. JAdi, seperti ngga ada effort aja.
Bedanya, yang sekarang, saya bener-bener "melihat" apa yang dibutuhkan sekitar saya. Agar keberadaan saya menjadi "berkat" bagi sesama. Hal sekecil apapun bila dilakukan dengan benar, dampaknya akan besar.
Rancangan Aktualisasi. Bukan hal yang besar bagi sebagian orang. Bahkan mungkin banyak yang copi paste, rahasia umum lah ya. Tapi, saya melakukan semuanya dari awal dengan kemampuan yang saya punya. Serius. hahahhahahahahahahaaa... dan sebangga itu saya, pada diri saya sendiri. Nyatanya, dalam kekalutan dan ketakutan saya, saya menemukan diri saya.
Bahwa saya tidak akan menyerah. Bahwa saya akan berjuang semampu yang saya bisa lakukan. Dan, ketika saya berjuang, YESUS memegang tangan saya. dan, untuk saya, itu lebih dari cukup.
Beneran ya, saya sampe nyusun jadwal kegiatan harus ngapain aja hari ini. apa yang belum saya kerjakan, apa yang harus saya ubah, apa yang mesti ditambahin. lampiran mana yang harus saya perbaiki, fakta ini belum lengkap, teorinya belum dapat, kalimat2 penjelasannya belum menjelaskan sedetailnya. Everylittle things...
Ngga tidur bermalam-malam, begadang. Hanya untuk ngerjain bagian dari mimpi besar saya. I know, its weird for somebody. Tapi, saat melihat semuanya udah jadi, bangga banget saya. Yup, saya bangga dengan hasil ini, walaupun halamannya ngga sesuai dengan aturan, dan daftar isinya masih mencong sana-sini. seenggaknya, saya mengerjakannya sendiri.
Hei, papa... Saya semandiri iu. Mungkin saja, bila papa masih disini, saya akan selalu meneriakkan kekesalan saya tentang ini dan itu. Saya bakalan suruh papa ini dan itu, bahkan ketika saya sejauh ini dengan papa. Iyakan pa? Dulu aja waktu mau ke sukabumi, saya merepotkan papa. Papa, selalu menemukan cara untuk menenangkan saya.
Pa, perjalanan saya masih panjang. Masih ada habituasi, klasikal baru selesai. Habis itu, palingan kerja seperti biasa, sambil persiapan tes pa. Tapi, pa... hal ini membuat saya tenang, bahwa diluar zona nyaman saya, saya mampu menghandle kekalutan saya. Yesus ada bersama saya, pa. Yesus selalu disini, dimalam-malam saat saya merasa, saya tidak mampu melakukannya. Yesus ada dengan saya papa, diwaktu-waktu saya meragukan diri saya dan saya tidak punya tempat untuk menangis.
Yesus ada disini, papa. Saat, saya harus direvisi oleh coachnya, salah fishbonenya, APKLnya ngga masuk, kegiatan2nya harus lebih mendetail, sampe h-6 harus merubah judul. Saya pulang ke kosan dengan hati nelangsa, namun Yesus, menguatkan saya. Saya mengerjakannya dengan benar. dengan baik. Yesus memberi hikmat, agar setiap yang saya kerjakan mampu saya pertanggung jawabkan.
Saya selalu bilang kan, buat papa, saya tidak pintar. Saya hanya lebih banyak tau. Pelan-pelan, sampai akhirnya saya selesai papa. Saya ngga nelpon mama loh, hanya untuk merajuk dan numpahin keselnya saya. Oh, eset pa... waktu saya ngga bisa buat tabel itu. Tapi, pada akhirnya saya melakukannya sendiri.
Kadang, saya terlalu terbiasa, meneriakkan mau saya pada papa, hingga saya lupa, suatu hari dia yang biasa saya panggil, akan pergi.
Papa, doain saya ya, biar saya bisa melewati tahapan ini dengan baik. Melakukan dan memberi yang terbaik. Semoga semua proses ini, mendewasakan pikiran saya, pa. Rindu sama papa pasti selalu ada. Bagaimanapun, anak perempuan ini, tidak bisa melupakan rindunya. Pada beberapa hari yang terasa begitu melelahkan hatinya, dia menyembunyikan airmatanya, pa. Menguatkan hatinya, bahwa papa disana akan sedih, bila dia menyerah.
Hari tidak selalu ceria, papa. Namun, setiap hari yang saya jalani, tidak ada hari tanpa Yesus disisi saya. Papa... makasih ya,sudah mendidik saya dengan benar. Menaruh kepercayaan pada setiap hal yang saya lakukan. Terima kasih, papa sudah membentuk saya menjadi seorang fighter. Yang tidak kalah, lemah dan lalu menjadi cengeng.
Bukan saya tidak mau bercerita pada mama. Hanya saja, mama sedang ada banyak program untuk Sion pa. Ada banyak rencana yang mama buat untuk SION. Lagipula, saya tau, nama saya selalu ada daam doanya mama. Sehingga, setiap kali saya melewati kesusahan, saya tau.... Yesus melewatkan itu untuk saya, karena doa mama dan nasehat papa.
Tinggal habituasi papaaa...
oia, saya udah ujian papa, dan udah laporan sama mama juga. Nilainya? ngga tau, revisinya? Dikit banget pa.
Kabar baik, harus kasih tau untuk papa dan mama ya. Tapi, kalo nona sedih, telpon papa ya. Jangan lapor mama, biar papa yang dengar dia punya susah ya.
Telpon papa ya. Nona ada susah apa. Gimana kabarnya papa punya sayang hari ini. Nona ujiannya gimana?
Kadang, saya ingin berharap, bahwa suatu waktu saya terbangun dan menemukan kembali papa lagi sarapan di meja makan. Atau, saya menemukan papa sedang tertidur di kursi coklat kesayangannya. Atau, saya terbangun dan menemukan bahwa ditas kerja saya ada begitu banyak coklat yang papa belikan.
Almost 3 years dad...
namun, khayalan itu masih sama. SEANDAINYA saja, saya pulang dan papa menunggu saya.
Papa punya feeling untuk kami, anak2nya yang ngga bisa dibohongi. NGGA BISA. Sekalipun saya tidak mengatakannya, BELIAU TAHU. PAPA TAU.
Dulu, waktu saya ujian anatomi. Saya belajar gila2an. Sampe pada titik, saya merasa kepala saya "mau pecah" dengan nama2 latin. Trus, saya duduk2 aja ditangga kosan, nyari angin. Tau ngga? 30 menit kemudian, papa saya muncul...
melihat papa muncul bawa McD dan rotisobek coklat, saya lari ke papa dan nangis. I dont know how. i cant explain why! Tapi itulah papanya saya. DIa punya feeling yang kuat, buat kita bertiga.
Setelah saya nangis, papa berdoa dengan saya. Saya lupa kalimat pastinya, namun papa bilang "Tidak ada masa depan yang mudah dicapai, hidup harus berjuang. Nona mau jalan ini, nona harus siap dengan semua resiko. Papa ada disini buat nona. Jangan rasa susah ya. Tuhan Yesus memampukan nona melewati ujian ini"
dan, seingat saya, nilai anatomi saya 91 hahahhaahhahhahhahahhahahaaaa....
SOMBONGkan? iya saya.
Benyada Remals "dyzcabz"
Tuhan Yesus, terima kasih ya...
bahkan terima kasih saja tidak pernah cukup untuk menggambarkan betapa saya mensyukuri belas kasih, hikmat, berkat, anugrah dan kemurahanMU, Tuhan.
Komentar
Posting Komentar