Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

cerita di ujung senja september

Melihat begitu banyak kehilangan di depan mata, Saya harus bersyukur karena Yesus menjaga kami. I dont know why. This morning, i feel so low. Lepas jaga. Lalu, semalam ada 3 pasien plus. Papa, mama, opa, oma, adik, kakanya menjerit histeris. Saya bahkan tidak sanggup melihatnya. Bukan, saya tidak kuat melihatnya. Dan pagi ini, berjalan menuju ruang dekon untuk ganti. Mata saya terasa panas. Bersamaan dengan keringat yang mengucur deras. Airmata saya luruh didalamnya. Hati saya ikut berdenyut nyeri mendengar kehilangan demi kehilangan. Yesus, Terima kasih sudah menjaga mama, amor, eset di saat saya tidak bisa bersama mereka di rumah. Terima kasih bahwa saya selalu bisa memeluk mereka, setiap kali saya pulang ke rumah. Terima kasih, karena mereka selalu menyambut saya dengan kangen. Terutama mama. Kasih mama, umur panjang ya, Yesus. Biar saya mampu membahagiakan mama, hal belum sempat saya lakukan untuk papa. Terima kasih, Engkau, menaruh saya dalam sebuah keluarga yang menyenangkan. Kel...

hargai keberadaanmu

Percakapan saya dan elkhesed Eset ....kak, ko tau ngga, sa pu teman tuh dia cerita ternyata tes ***** ini ada calo soal. Katanya sih begitu. Saya mengangguk tanpa menanggapi. Eset ....kalo gitu nilainya tinggilah ya. Gilak. Bagus juga ya. Saya menatap eset. "Bagian mananya yang ko anggap bagus?" Eset ....ya nilai tinggi kan luluslah kak. Bagus kan? Saya ....denger ya, ketika ko beli soal dan jawaban, nyontek, atau beli nilai, itu sama aja ko merendahkan harga dirimu. Nilai dirimu. Buat saya, orang2 seperti itu tidak menghargai kemampuannya dan merendahkan otaknya sebagai manusia. Saya? Tidak akan melakukan itu hanya untuk jadi yang terbaik. Yang membedakan kita dengan binatang adalah akal budi. Caranya kita mengasihi Tuhan Yesus salah satunya adalah dengan menggunakan akal budi kita  set. Bukan membuatnya menjadi remeh, hanya demi memenangkan sesuatu. Eset tepuk tangan. Gilaaaaaaaak, ko aseli sih, kak. Aseli... sa salut sama ko. Saya menatap jengah ke arah nyemcil ini. Saya ....

absurd

Plis, stop it,  nyed. Jangan bilang lo...jatuh cinta sama dia? Jangan. Jangan. Jangan. Ngga ya. Ngga.  Nyed, plis... lo ngga sebego itu kan? Buat seriusin mimpi tolol yang tiba2 ada? Hm? Lo tau dia, tapi ngga kenal. Iyakan? Nyed, plis. Plis. Dont.  Subuh ini, secangkir kopi hitam tidak mampu melenyapkan bayangan seseorang yang hanya 3 kali saya temui dalam kenyataan, dan lalu tiba2 muncul tanpa permisi dalam mimpi saya. Fck. Lalu, 3 mggu belakangan, bayangannya hidup dalam pikiran waras saya.  Saya, memikirkan dia. Bangkek! Geblek. Otak gue emang ngga ada rebes-rebesnya. Mimpi diseriusin, goblokkan? Dan, dalam rutinitas saya, mimpi tentangnya mampu menerbitkan senyum tolol diwajah lelah saya. Taik!  Yesus, plis...  Gimana bisa sih, manusia yang saya temui beberapa kali, bisa2nya muncul dalam mimpi? Ngga kenal2 banget gitu. Ngga deket juga. Ngomong aja mgga pernah. Ngefans pun nggaaaa.  Ah sinting nih gue. Fvck. Argh! Gilak!!!! Benyada Remal...

Tentang Noke #76 (utang terbesar saya)

Utang terbesar saya untuk Noke. Alasan setiap orang bersyukur, selalu berbeda-beda. Ada yang mensyukuri kelulusan, namun ada yang menangisi kegagalan. Iya ya? Di masa PSBB ini. Disaat pandemi global melanda seluruh dunia, hingga pemerintah menetapkan work from home dan school from home, sebagian orang memprotes kebijakan ini, sebagian lagi ada yang bersyukur. Saya? Termasuk sebagian orang yang bersyukur akan school from home. Kenapa? Karna, saya bisa mengawasi eset dengan ketat di rumah. Ngapain lo awasin, kan dia udah gede, udah kuliah gitu! Eset adalah tanggung jawab saya, utang terbesar saya pada papa. Hal yang selalu saya pikirkan dan gumuli dalam tiap doa saya. Dengan kuliah dari rumah, saya bisa memantau, eset tidak telat datang ke kampus. Memastikan seluruh tugas2nya dikumpul tepat waktu dan tidak tercecer. Kayaknya lo udah lebai deh, nyed. Eset, udah terlalu tua untuk lo awasi terus2an. Bener, tapi bagi saya, selamanya dia adalah adik yang butuh di awasi...

Tentang Noke #75

Papa, Kaka kangen. Pengen cerita banyak sama papanya. Benyada kecilnya papa rindu, pa. Dia mau bilang dia capek, pa. Dia mau kasih tau papa, kalo dia takut pa. Dia, mau bilang banyak hal, papa.  Dan, subuh ini... dia ngga tau mau nulis apa.  Dia, hanya mau papa peluk, pa. Sesederhana itu aja, pa. Karna papa mengerti dia. Papa, ada disaat yang lain pergi. Papa, memahami, disaat yang lain menjauh.  Dia, mau, papa, pa. Papa, temanin saya kan? Papa liat saya dari sana kan? Papa, jaga saya'kan, pa? benyada remals 'dyzcabz' Ketakutan saya tentang kehilangan papa, Bukan hanya kehilangan sosok seorang ayah, Namun, orang yang menjadi "tong sampah"nya saya. Tempat saya marah, nangis, ngeluh, manja, cengeng, tanpa harus takut menjadi saya. Laki2 tua itu, menerima saya sebagaimana adanya saya. Memeluk saya, disaat saya meragukan diri saya. Menegakkan kepala saya untuk menghadapi hidup.  Karna itu, saya tau, dengan papa, saya tidak akan kalah. Karna keyakinan papa ...