I'm not a smiley person!
Saya bukan orang yang bisa "ramah" atau terbiasa "menyapa" siapa saja. Saya tidak menuruni sifat "friendly" dari mama. Yup, saya cuek. Saya jutex. Saya butuh waktu untuk bisa terbiasa dengan orang asing. Kenapa saya bilang begini?
Karna begitulah saya. Saya memaksa diri saya, untuk "keluar" dari zona ternyaman saya saat saya "kerja" dikelilingi banyak orang. Itu resiko pekerjaan. Saya menyamankan diri saya menjadi bukan saya saat saya "menolong orang lain".
Ketika, saya melepas "jas putih" itu, saya adalah saya. Saya adalah sebagaimana saya ada. Dengan semua kekurangan saya. Saya tidak hapal nama orang dan sulit mengingat nama orang. Kecuali orang2 tertentu yang pernah membuat "hal2 terburuk" sampai "terunik" didalam cerita saya. Selebihnya, saya tidak suka menengur atau berbasa-basi busuk. Saya tidak suka "menjadi ramah" dan "sok sksd" dengan orang asing. Bila, anda merasa mengenal saya, anda bisa menegur saya. Bila tidakpun, saya tidak rugi. Sebab, keberadaan saya bukan untuk menyenangkan anda ataupun orang lain. Jahat ya? Iya. Saya memang jahat.
Saya akan tertawa lepas, bercanda dan berbicara secara gamblang, hanya untuk orang2 tertentu. Orang2 yang saya tau, menerima keberadaan saya, bagaimanapun saya ada. Dan orang2 itu bisa dihitung dengan jari2 tangan serta kaki anda. Tidak banyak. Karna saya bukan manusia "rame", saya menyukai sepi. Saya menikmati diam. Saya menggilai temaramnya malam dan pekatnya sebuah kesunyian. Saya tidak berteriak saat saya sakit. Sama seperti saya tidak bereaksi saat saya senang. Diam adalah dunia dimana saya merasa begitu nyaman.
Saya tidak meminta anda untuk memahami saya. Sama seperti saya tidak ingin bersentuhan dengan segala hiruk pikuk yang menjemukan. Bukankah sudah saya bilang tadi, bila anda merasa kenal, silahkan tegur. Dengan senang hati, saya menyambutnya. Namun, bila tidakpun, saya berterima kasih, karna anda tidak mengusik "dunia saya". Dunia saya, adalah dunia dimana anda tidak masuk dalam hitungannya. Dunia milik saya, dimana hanya orang2 yang saya inginkan yang ada.
Sekali lagi, saya tegaskan, senyum,ramah dan menyapa. Bukan sebuah kebiasaan yang saya miliki. Silahkan protes. Silahkan mencela. Silahkan berargumen. Saya adalah saya. Saya tidak akan meminta maaf hanya karna hal2 sepele dimata saya. Tidak menegur anda? Bukan sebuah kewajiban yang harus saya jalankan. Anda tidak bisa mengubah apa yang sudah tertanam puluhan tahun lalu.
Dan, saya berterima kasih bila anda tidak melangkah melewati privacy line yang saya buat. Saya tidak akan menggigit bila tidak diganggu. Dealkan? Saya tidak menggunakan tangan, mata, atau hati anda untuk menilai. Jadi, tolong jangan terlalu lebih. Segala yang berlebihan tidak baik.
Kenapa saya bilang ini?
Karna, ada orang yang sok asik. Sok kenal. Sok deket. Sok ngatur. Padahal nyumbang untuk hidup saya aja ngga. Penonton dilarang bicara. Mereka selamanya ada diluar arena, memberi masukan silahkn, tapi tidak wajib didengarkan. Fine? Ok. Sekian.
Jadi, bila anda bertemu dengan saya dijalan. Lewatin aja. Abaikan saja. Anggap sajah angin. Karna sekali lagi, saya tidak akan menyapa anda, kecuali anda menegur saya duluan dengan cara yang baik. Bila anda tidak mau, saya pun tidak bergeming. Saya sudah seperti ini. Dan masih akan tetap seperti ini.
Sebab, ada orang yang mengajarjan saya "senyum seperlunya saja. Baik secukupnya saja."
22 maret
Hari dimana saja cukup jengkel. Dengan manusia sok "famous" yang butuh banget diperhatiin dan ditegur.
Because im not a smiley person, being friendly isnt turn out in my blood.
Benyada Remals "dyzcabz"
Karna, saya tidak diajarkan untuk menjual senyum saya untuk sembarang orang. (*Sombongkan? Iya. Saya.)
Komentar
Posting Komentar