I still miss you, pa.
2 tahun berlalu. Sudah 2 tahun. Tahun ke 2, tanpa papa.
Seandainya kehilangan itu semudah membuka toples, mungkin nelangsanya tidak sepanjang ini.
Hari ini, 17 mei.
Mungkin bagi sebagian orang adalah hari yang patut disyukuri karena pertambahan usia. Mungkin juga hari kelahiran bagi mereka yang menanti.
Namun bagi saya, 17 mei adalah hari paling absurd dalam perjalanan hidup saya. Hari yang ingin saya hapuskan dalam kalender hidup saya.
Saya kehilangan papa.
Orang yang selalu ada untuk saya. Yang menunggu saya pulang. Yang memaafkan ego saya. Yang mencintai saya dengan keseluruhan saya.
Papa pergi tanpa pamit.
Papa pergi tanpa pernah bertanya, bagaimana saya.
Sampai detik ini,
Saya merindukannya. Saya masih menelpon no.nya. Saya masih tidur dengan kaos papa. Masih dengerin video2 papa. Liat foto2 papa.
Sampai detik ini,
Kehilangan ini begitu memukul saya.
Saya yang tidak pernah menghargai keberadaan papa, karna saya pikir papa akan selamanya tinggal.
Keromantisan tidak menjadi bagian dalam keluarga kami...
Namun saya tau, laki2 tua itu tidak pernah meninggalkan saya. Ego saya selalu dimaafkan dan dimaklumi. Keras kepala saya. Tempramen saya. Papa selalu ada menunggu saya balik dan memeluk saya.
Anak manja! Iya, saya. Saya semanja itu pada noke.
Saya tidak menghargai apa yang saya miliki, hingga suatu hari Yesus mengambilnya. Saya, tidak tau caranya berterima kasih pada papa, karna bagi saya papa selalu memahami saya.
Sebab itu, untuk kamu, yang masih memiliki orang tua lengkap, hargailah waktumu. Peluk dan katakan pada mereka betapa kamu mencintai mereka. Jangan seperti saya yang begtu terlambat.
Papa tau, semua yang saya buat dan usahakan untuk membanggakannya. Namun, saya begtu jarang mengatakannya.
Pa,
Terima kasih sudah menjadi papanya saya, seumur hidup saya.
Selamanya saya akan selalu mensyukuri anugerah Yesus yang tak terkira,
Yesus meletakkan saya pada tangan Noke.
Setiap kali saya merasa kalah,
Saya tau, tangan Noke selalu memeluk saya dari jauh. Pelukan hangat itu selalu terasa, pa.
Terima kasih atas tahun2 berharga yang kita lewati, sekalipun ketika kedewasaan menyentuh raga saya, saya cenderung menjauh dan tenggelam dalam kesibukkan saya.
Namun, papa? Papa tetap pada tempatnya, menunggu saya pulang untuk bercerita. Ngga tau ya, tapi... sekalipun pintu kamar saya tertutup dan saya tidak menceritakan kesedihan saya, papa selalu bisa "merasa" kan kesedihan saya.
I love you, Nok. I do.
Selamat 2 tahun di atas sana.
Bersenang-senanglah bersama Bapa di surga.
Benyada Remals "dyzcabz"
Papa pulang dari penerbitan. Saya lagi mandi.
Papa : kaka mana?
Amor : mandi pa.
Papa duduk di ruang tv. Saya selesai mandi.
Papa : ayok, temani papa pembinaan di tangerang.
Saya : uangnya buat saya ya? (*big smile)
Papa : iyo, papa tau.
Dan terima kasih,
Selalu membuat saya menjadi asisten papa.
Menemani papa adalah tugas yang sulit di abaikan.
17 mei, kali ini, kami merayakan kehilangan ini kembali. Dengan menyibukkan diri kami masing2.
Komentar
Posting Komentar