Langsung ke konten utama

Tentang Spesialis

Tentang Spesialis

4 tahun lalu,

Di kereta yang membawa saya pulang ke Jakarta, saya menemukan bahwa Yesus menjawab "tidak, belum waktunya".

Hari itu, saya menangis sejadi2nya. Saya tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa saya gagal tes masuk UNAIR. Tempat yang selalu saya impikan untuk belajar. Dari saya SMA, saya jatuh hati untuk bisa belajar di sini. I dont know why, but I love this place. 

Dalam segala tangisan dan putus asa yang saya punya. Saya berdialog dengan Yesus, "lalu saya gimana? Kaka maunya sekolah lagi, Yesus. Saya ngga mau stag begini-begini aja. Oke, saya ngga bisa cardio..thats ok. 

Tapi tolong kaka, saya ngga mau hanya stop sampe disini."

Ini doa saya dan tangisan saya, hampir beberapa bulan. Saya berdoa dan menangis seperti ini. Lebih tepatnya saya "merengek" ke Yesus. 

Hingga suatu sore, mama bilang ke saya "kenapa ngga tes pns aja? Ini akan bukaan kok"

Dan saya menata kembali semangat saya. Saya masih punya Yesus. Saya belajar dan benar2 mempersiapkan diri untuk tes masuk CPNS. Walaupun jujur aja, saya ngga pernah niat untuk menjadi PNS. Apalagi ini PNS Kemenkes. Bagi saya, ini begitu mustahil. Sangat amat mustahil.

Namun, Yesus meluluskan saya diantara ratusan bahkan beberapa ribu yang ikut. Saya diangkat menjadi PNS. Doa saya tetap sama, "Kaka mau sekolah lagi, Yesus. Kaka ngga mau stag di dokter umum. Kaka sudah cukup, Yesus. Kaka mau naik kelas. Yesus buka jalan untuk saya"

Tahun pertama saya menjadi CPNS, banyak yang bertanya tentang keinginan sekolah. Dan seperti biasa, saya menjawabnya dengan tegas "saya mau sekolah"

Trus mau jadi spesialis apa? Cardio? Saya berpikir dan mempertimbangkan banyak hal. Cardio, bukan lagi menjadi hal yang saya inginkan. Walaupun, selamanya dia akan memiliki ruang spesial, di hati saya. Selamanya saya akan menyukai Cardio, no matter what.

Lalu mau sekolah apa nyed?

Radiasi Onkologi. Saya suka ilmu ini, menentukan titik2 mana yang harus di sinar dan seberapa jauh saya harus memberi sinarnya. 

Saya sudah 2 kali, ikut pertemuan di UI untuk Onkrad. Dan kesimpulannya adalah saya suka banget. Apalagi ada bagian dimana kita menentukan ini bagian2 yang mau di sinar itu dengan membuat peta2 berwarna.  

Tau ngga, i love colour. I do.

Tahun ke 2 PNS, doa saya mulai terarah. Yesus, kaka mau jadi Onkrad. Tolong ya buka jalan. Tolong ya.

Dalam perjalanannya, ada suatu yang mengganjal. Susah untuk dijelaskan. Namun, apa ya, rasanya ada sesuatu yang kurang.

Walaupun jujur ya, saya udah beli buku2 tentang Onkrad banyaaak banget. Saya udah belajar aja, saya seneng banget kan. Akhirnya, saya punya sesuatu yang saya tuju. Sesuatu yang saya nantikan. 

Namun, ini terasa tidak benar. Something went wrong, i felt it. But, i love onkrad. Sesuatu yang begitu menarik saya, mempelajari hal baru, dimana saya bisa membakar habis sebuah anomali yang muncul di dalam tubuh pasien. Tentunya dengan pertimbangan2 rasional,
 Dan keilmuan.

Pertemuan pertama dengan bu dir untuk bicarain sekolah, berjalan biasa saja. Saya sudah mengungkapkan bahwa aya mau onkologi radiasi. Dan saya terus belajar untuk itu. 

Lalu, ada pertemuan seluruh DU untuk membicarakan sekolah. Pertemuan resmi. Disitu juga, saya masih berkeras tentang Onkrad. Namun, saya belum dibolehkan sekolah tahun ini. 

Saat saya mendengar budir bilang Saya belom boleh sekolah, masih dipikir2 dulu untuk diizinkan. Saya pulang dan ngadu pada Yesus. Kayaknya, saya tuh cengeng banget ya. Saya selalu merengek ke Yesus dalam segala hal. Selalu.

....Yesus, tolong dong, lembutkan hatinya budir supaya saya boleh sekolah tahun ini. Saya maunya tahun ini, Yesus. Saya mau sekarang!

Hingga suatu sore yang cerah, saya dan beberapa orang lain, dipanggil menghadap. Beliau berbicara tentang pekerjaan yang akhirnya berbicara perihal sekolah. 

....dokter jedi, kalo onkologi radiasi itu masih susah alatnya. Butuh banyak persiapan. Gimana kalo PA aja ya? Disini kita butuh PA, apalagi kita mulai bergerak ke arah KJSU. Alat2nya bisa disediakan. Lah kalo onkologi radiasi itu dok, takutnya dokter selesai, disini belum siap alat2nya. Kasian dokter jedinya nanti.

Saya.... kalo saya ambil PA, saya boleh sekolah tahun ini ya, dok?

Budir mengiyakan. Case closed.

Patologi Anatomi. 

Saya bersuka, yang penting sekolah lagi. Yang penting, apa yang saya mau, harus saya dapat. Thats me.

Saya suka memperlajari sesuatu, yang jarang peminatnya. Sesuatu yang bagi orang lain, rumit. Bahkan mgkin absurd. Tapi, saya suka. 

And patologi anatomi, sounds good. Saya mulai membeli buku2nya. Bertanya pada ahlinya. Mengikuti seminar onlinenya. Sampe mengikuti Instagram2 tentang pathology anatomi.

Mau kuliah dimana? Unair. 

Unair adalah mimpi saya yang tertunda. Dulu saat saya tes di UGM, saya tidak merasa pas. Ngga tau, gimana menjelaskannya, tapi feeling saya bilang "nope, ini bukan tempat lo"

Ketika saya tes cardio di Unair dan gagal. Saya sedih. Tapi, saya senang aja. Saya merasa saya berada ditempat yang saya inginkan.

Unair bukan hanya tentang mimpi yang tertunda. Tapi, kampus terbaik di Indonesia. Disana ada berbagai kasus dan preparat yang akan saya temui dan pelajari. Satu lagi, saya akan diajar oleh orang-orang hebat yang mengajarkan saya bagaimana menjadi dokter yang bertanggung jawab. Excellent with morality. 


Mulai dari awal Juli itu, setelah drama mau sekolah apa. Sampe sempet di suruh pending dulu. Akhirnya, saya mulai mengenal PA. Serius.

Semakin saya belajar, saya jatuh hati pada ilmu ini. Kenapa? Saya tidak benar2 berada di belakang layar, tapi masih ada bagian dari pasien yang saya layani dan saya periksa sendiri. Ilmu yang menurut saya menarik, karna saya seperti menjadi detektif, mencari sebab, menemukan latar belakangnya, menegakkan diagnosis dan memprediksi prognosis.

Buat saya, thats sounds sexy. Ilmu dasar kedokteran yang belajar mengenai penyakit di tingkat sel dan jaringan, lalu berhubungan dengan klinis yang perlu menegakkan sebuah diagnosa penyakit agar kita tau, bagaimana terapi nya dan apa prognosis ke depannya. 

Keren ngga tuh. I love my journey with you, PA.

Saya mungkin terlihat banyak main2 ya. Mulai dari jalan2 terus, nonton konser, sampe ikut piknik. Terlihat begitu santai. Tapi percaya deh, ada hari yang kamu tidak tahu, ketika saya harus membaca textbook hingga jam 3 pagi. Lalu, jam 6 tetap bangun ke kantor. Ya, ada hari2 seperti itu. No one knows my struggle and i wont let them. Mereka hanya perlu tau, bahwa hidup gw nyaman, aman, seneng2 aja. 

Saya belajar kembali dan tes toefl lagi. Kali ini harus diatas rata2. And i did it, dude. Toefl saya jauh di atas yang seharusnya di minta. Setidaknya, saya mengusahakan semua hal agar saya bisa lulus tahap I. Mungkin dulu ketika tes cardio, usaha saya tidak sekeras ini. Saya terlalu banyak mainnya. Saya terlalu menikmati semua kemewahan yang ada. Hingga lupa, saya ingin membuat papa dan mama bangga. 

Ada loh hari dimana, saya begitu malas untuk datang kantor, karna semalam begadang dan mata panda saya kian jelas. Tidak ada yang tau kan? No one knows. I fight alone with Jesus. And i knew i won because I have Jesus beside me.

Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir ini, ada sesuatu yang menerbitkan semangat saya kembali. Ada sesuatu yang saya inginkan. Sesuatu yang membuat saya bergairah untuk memulai kembali. 

Sesuatu yang saya tunggu, belajar kembali. Dan jalan itu adalah Patologi Anatomik. 

Ditengah tugas2 di RS yang begitu banyak. Tumpukan deadline yang membuat saya mengelus dada, saya melewati ujian tahap I. Kalian pikir, saya bisa cuti? Tentu tidak. Kenapa? Karna ujian itu di tanggal2 dimana saya harus membuat laporan2 KJSU & RSV indikator, laporan tentang CP, dan Laporan tentang logbook selama sebulan, laporan tim fraud. Saya selalu membuat ini ditanggal2 akhir bulan. See? 

Tapi, Yesus tau kok, batas kemampuan saya. Hingga saat saya berteriak untuk Yesus, hasilnya adalah baik.

Saya lulus tahap I!!!!!

Tau ngga begitu tahap I lulus, saya menangis ke Tuhan Yesus. Terima kasih atas kemurahannya dan belas kasihnya untuk saya. Terima kasih atas berkatnya dan kado ulang tahunnya.

Dan saya masuk ke ujian yang sebener2nya. Ujian di Bagian Patologi Anatomi.

Saya ujian itu tgl 11 (*ujian ulang MMPI karna tidak valid), 14 - 15 desember. Jadi, saya cutinya mulai tanggal 11 - 15 desember. Saya stay di Surabaya. Capek ngga sih bolak balik? Ngga! Menyenangkan.

Saya belajar dengan bener. I love learning. Banget. Belajar memahami sesuatu dan mengerti hal yang baru.

Tanggal 14 itu selesai ujian tulis, kita langsung lanjut essay dan journal reading, sampe sore. Lalu, KPSnya bilang "besok ujian wawancara ya, biar kita selesaikan aja semua ujiannya, biar kalian nda bolak balik ya" 

Selesai ujian hari I. Saya kembali ke Hotel dengan perasaan campur aduk. Besok langsung wawancara, gimana kabarnya saya. Saya orang yang paling ngga bisa diwawancarain. Karna saya suka ajaib aja, ntah itu tiba2 ketawa dan terlihat "sok akrab", pokoknya ada ajalah. 

15 desember 2023

Oia, tau ngga, ketika saya tes di unair ini, saya ngga bilang ke mama. Mama taunya saya masuk ke UI, untuk Onkrad. Beliau ngga tau kalo saya ke Unair. 

Tapi ketika saya lulus tahap I, mau ngga mau, saya harus jujur ke mama. Karna, pesan dari mereka yang udah masuk, biasanya orang tuanya juga ada yang dipanggil untuk wawancara. Jadilah, saya terus terang. Hahahhaahhahahaaaa...

Padahal ya niat saya, pas lulus ajalah baru bilang. Saya beneran ngga sepede itu untuk bilang saya pasti lulus. Iyakan, Tuhan Yesus?

Hari wawancara itu, mulai dari jam 08.00 - 15.30. Kita diwawancarai oleh 5 dosen pembimbing, beneran kita menghadap satu persatu ke beliau2. Bukan 1 on 5 ya. Tapi satu persatu, ditanyain tentang banyak hal, terutama kesiapannya seperti apa. Nanti kalo kuliah PA ternyata susah dan ngga sesuai dengan yang di bayangkan gimana. 

Pokoknya itulah. Dan saya di wawancara oleh salah seorang Prof, aseli ya, beliau baiknya kebangetan. Saya ditanya tentang personal hingga akhirnya tentang teori2 PA. Sebagian besar saya jawab, sebagian lagi saya minta maaf karna belum belajar hahahahhahahahahaaaa... 

Emang ya, residen itu jurus paling ampuhnya itu "ngapunten nggih prof..." gahahahahhagahaaaa.... tau ngga saya diwawancara dengan prof itu 45 menitan. Sampe beliau tiba2 ngeliat jam nya dan bilang gini ....wah, sudah lama ya, kita bicaranya.... (*saya? Mengelus dada dan membuang nafas berat hahahahahahahahaaaa....)

But, it was fuuuuuuuun!!!!! 

Saya menikmati setiap proses yang saya lewati, karna ini akan menjadi cerita nantinya. Cerita ini, akan diceritakan lagi nanti, saat saya mengenang waktu2 masuk saya.

Selesai tes itu, kita ber 4 pulang ke tempat masing2. Menunggu waktu pengumuman, 29 Desember.

Saya menjalani hari seperti biasa tanpa ada gimana2. Walaupun, saya juga ngga pede banget bisa lulus. Mama tuh yang semangat "kaka pasti lulus. Mama yakin, Tuhan Yesus dengar doa mama"

Pulang Natalan dengan harap2 cemas. Tapi lucunya, sebagian diri saya meyakinkan saya untuk cari kosan. Jadilah, tgl 25 itu kita bertiga longdrive ke Surabaya. Beneran longdrive untuk nyari kosan dan jalan2 aja gitu. Sayang aja, cuti saya tgl 27 itu tidak di acc. Padahal, kita pengen banget bisa ke Bali. 

Ya udah, mau gimana lagi. Tgl 28 saya masuk. Loh? Wakakakakakakakakkaa...

Tanggal 29 desember, jam 7 malam...

Grup kita udah rame, pengumuman udah keluar. 

Saya lulus 🥹🥹🥹🥹

Rasanya beban besar terangkat dari pundak saya. Aseli, saya terharu banget. Banget. Yesuuuuus terima kasih banyak untuk kado natalnya. Kado natal terbaik, setelah lulus ukdi 12 tahun lalu. 

Setelah membuka pengumuman, saya memberi tahu boss2 dan mama, amor, eset.

Aselik, saya nangis seneng banget.

Tapi, hal ini ngga saya upload dimanapun. Ngga akan. Saya hanya menulis itu di blog ini, itupun di tahun ke 1 saya sebagai residen patologi anatomi.

Kenapa? Saya ingin mengabadikan moment saya. Moment terbaik saya, menuliskannya di sini. 

Betapa bangganya saya dengan pencapaian saya, berdiri dengan scrub ini, "bennu jedijah, patologi anatomi"

Terima kasih Yesus untuk kebaikkan dan kemurahanmu. Saya, tidak akan bisa berdiri sekuat ini, kalo Yesus tidak berkenan. Makasih banyak Yesus... 🥹🥹

Saya masuk tanpa rekomendasi dari siapa2, kecuali budir, pembimbing akademik saat mahasiswa dulu dan diryanmed. Saya tidak punya siapa2 untuk dimintai tolong tentang rekomendasi. 

Tapi, saya menyakini satu hal, ketika Yesus membawa saya ke Solo, untuk menjadi PNS, saya tau, Yesus yang akan mengatur semua hal yang minta, sesuai waktuNYA.

Karna itu, saya memasrahkan cerita hidup saya didalam TanganNYA. Tangan yang mengatur masa depan saya, Tangan yang memeluk dan menerima semua ketakutan2 saya. Tangan yang tidak terlihat, namun senantiasa menyediakan semua yang saya minta. Tangan itu, selamanya akan saya pegang, sampai maut memanggil saya. 

Ketika hari ini, saya mempublish note ini, saya sudah tegak sebagai seorang residen PA, memasuki semester 3. Timeflies so fast.


Untuk mu yang sedang memperjuangkan mimpimu,
Dengarkan ini baik2,
Jangan pedulikan apa kata orang, mereka tidak menentukan masa depanmu dan ceritamu. 
Mintalah kepada Tuhanmu, menangislah untukNYA, bujuk dan rayulah DIA, Sang pemilik hidup itu,
Karna setiap kita berjalan dalam naunganNYA.
Waktu terbaikNYA adalah pinta kita yang tertunda, namun terbaik bagi kita.

Yesuslah yang membuat saya menjadi seperti ini. Tanpa Yesus, saya bukan siapa2...


Nyed_


Cerita ini sudah terlewat cukup lama. Namun, saya tetap ingin menulisnya. Sebagai suatu kenangan untuk saya, suatu waktu nanti. Saat saya tegak sebagai seorang Pathologist. 

Saya akan melihat kembali, bahwa perjalanan saya adalah anugerah NYA dan kemurahanNYA. 

Kata Noke, saya bisa bersekolah kedokteran hanya karena Kasih Karunia dan Belas Kasihan dari Yesus. Karna itu, seumur hidup saya, saya akan membagikan kemurahan dan kebaikkan Yesus untuk semua orang, melalui keilmuan yang saya miliki. 

Menjadi berkat dimanapun saya ditempatkan. 

Dan hari ini, tepat 1 tahun yang lalu, 
Yesus mengembalikan saya menjadi anak sekolah lagi.

Saya lulus Pathology Anatomi nya Unair

Thats how my stories goes

How great thou art 🥳🤩😍











sebuah self reward untuk nyed banget nih. Post foto ditengah hari yang melelahkan dan hectic parah,
Hey, benyada kecilnya noke, IM PROUD OF YOU.
Promise that you've love your self first. 


upadete 18 Januari 2025, ditemani momogi coklat + kopi hitam (nice to meet you, old friend)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...