Malam ini, dalam perjalanan pulang ke Jakarta.
Saya melihat post di IGmu. Lucu sih. Thats cool. Sesuatu yang jarang saya buat, kecuali saya tertarik dengan orangnya. Atau, saya ingin tau aja isi postnya apa aja. Atau seseorang yang mungkin saja, ingin saya "kepoin", walaupun sangat jarang sekali.
As i told you before... Saya tidak peduli dengan postinganmu. Hanya saja, ketika saya menemukan ada satu orang perempuan yang intens untuk komen di hampir seluruh fotomu. Temenmu aktif ya, bund? Hahahahahahahhahaaa...
Memang sih, bukan komen yang gimana banget. Cuman, terasa menggelisahkan. I dont know, how to control my feeling, rite? Kenapa dia harus komen disetiap foto sih? Bahkan di foto yang menurutku biasa banget, ngga ada art sama sekali dan absurd. Oh okay, nyed... Lo udah jadi cewe tulen. Hahahahahahahahahhaa..
Percaya ngga, setelah scroll ke bawah, saya jengkel sendiri. Badmood. Saya ngga pernah membatasi apapun yang dilakukan oleh orang yang saya sayang. Ngga. Saya membebaskannnya, sama seperti saya yang tidak ingin dikekang. Hanya saja, apa ya... Kok nyelekit ya? Oh damn. Ngga nyed, ngga gini kan ceritanya.
Iya, aku ngerti kamu ngga selalu nanggepin. Kamu bahkan ngga jawab pertanyaan2 standar seorang teman. Cuman, aku aja yang sensitif sekali hahahahahahahaaaa....
Mungkin karena belakangan ini kamu sedang sibuk ya? Vaksinasi lansia udah dimulai, walaupun di tempatku udah berjalan 2 mggu lebih cepat. Aku bukan tim vaksinator lagi, mereka mengurungku di ICU. Tempat persinggahan yang selalu dihindari semua manusia.
Mungkin karena kamu tidak menceritakan kisahmu disana belakangan ini. Kamu sibuk, aku tau. Aku pulang jaga, kamu udah tidur kan? Kamu pergi jaga, aku masih peluk bantal. Dan lalu aku menemukan hal2 itu di post igmu, komen2 tak dibalas namun intensil juga ya mbaknya komen. Hahahahahhahahaha....
Are you jealous, nyed? He's yours. Absolutely. But why?
Saya bercerita tentang ini pada rasta dan tom2. Rasta si bangke itu malah tertawa. Tom2 seperti biasa, mencoba menjadi biijak dengan nasehat2 basi.
Cinta membuatku merasa harus memiliki seutuhnya duniamu. Seluruhnya. Tanpa aku sadari, aku menjadi posesif dan menakutkan. Gimana bisa memilki seseorang seutuhnya, bila sebelum keberadaanku... Ada orang lain yang terbiasa dengannya. Menemaninya dikala sepi dan aku belum disisinya. Kehadiranku tidak seharusnya membekukan pertemanan dan silahturahmi yang sudah terjalin. Bukan begitu bukan?
Harusnya, aku mampu menjadi dewasa. Tidak ada yang rumit, hanya ketakutan2ku yang membuat segalanya menjadi ruwet. Iyakan?
Kamu menelponku. Berkali-kali. Kuabaikan. Tidak saat ini. Disaat aku sedang jengkel dan moodku jrop. Aku harus menyelesaikannya dengan diriku sendiri. Ini bukan salahmu, tapi aku. Aku yang harus mengatur rasaku. Cemburuku.
Sudah kubilang kan?
Mencintaiku tidak pernah semudah yang kamu lihat dan kira. Aku berkuat dengan semua yang kupunya bukan untuk meniadakan kita. Namun, mengajari diriku untuk tidak menjadi egois.
Kamu bilang "kalo gitu ngomong dong. Nona maunya apa." Namun, membahasakan sesuatu yang aku ingin dan menjadi lemah untuk orang lain itu hal yang haram untukku. Sampai sejauh ini, hanya papa yang bisa menangkap sisi lemahku, dan aku tidak takut menjadi lemah didepannya.
"Maunya apa" ....
2 kata yang sampai hari ini berputar dikepalaku. Kamu mau dia gimana nyed. Kamu ingin dia seperti apa? Dan lalu, logikaku menamparku, aku tidak bisa mendikte kamu, untuk mencintaiku dengan cara yang aku mau. Damn. I hate myself for being rude.
Aku mau kamu. Aku maunya kamu memahami apa yang tidak bisa aku pahami tentang diriku. Aku mau kamu melihatku secara utuh, baik ketika hebat maupun rapuh. Aku ingin, kamu tetap ada, sehebat apapun moodku jrop dan aku mendiamkanmu seharian. Aku mau, kamu memelukku disini, sekalipun aku katakan aku baik2 saja. Aku ingin, menjadi benyadanya noke didepanmu tanpa perlu takut dijudge dan lalu ditinggalkan.
Berat ya tugasmu? Hahahahahahahaaa... I know. Makanya, noke selalu bilang kalo nona punya pacar, dia harus bisa mengatasi semua pikiran2 nona tentang masa depan.
Aku mampu menyembuhkan diriku. Aku tidak dihancurkan oleh orang lain. Aku yang menghancurkan diriku. Hingga, menjadi lemah didepan orang lain adalah sebuah pantangan terhebat dalam hidupku. Aku bisa menerima kurangmu, ketika aku memutuskan untuk mencintaimu. Aku jamin itu. Namun, hal itu berbeda bila kamu memintaku untuk menjadi aku, untukmu.
Aku, memikirkan segala hal dan mendiskusikannya dengan diriku. Aku memutuskan segala hal dengan pertimbangan2ku. I dont need permission from the other. Keputusanku adalah resiko yang aku perhitungkan.
Sombong ya? Sok hebat banget ya? Ngga. Ngga.
Karena selama ini, saya punya papa. Orang yang mampu menghandle semua "ketidaksayaan" yang tidak saya tunjukkan didepan semua orang. Saya menangis. Marah. Kecewa. Teriak. Papa menerimanya. Saya tau, terlalu egois bila memintamu untuk menjadi seperti Noke. Ngga, bukan itu. Saya sadar, ayah saya ngga bisa digantikan. Dia satu2nya. Hanya saja, kadang saya pikir, saya bisa menemukan seseorang yang bisa memahami karakter saya seprtti yang noke lakukan.
Di mana, saat saya dengannya, saya bisa melepas semua topeng saya. Saya diizinkan menjadi lemah, manja, cengeng dan segala hal yang tidak diketahui orang lain.
Jangan telpon dulu ya. Biarin saya menenangkan saya.
"Gimana dia bisa handle lo nyed. Lo ngga kasih dia kesempatan untuk itu."
"Memahami seseorang itu proses nyed. Caranya? Lo harus bicara dengan dia, diskusiin banyak hal. Belajar untuk menjadi lo sendiri didepan dia tanpa gengsi. Cinta, selalu punya cara untuk menetap sekalipun ego kita lebih besar. Lo tau ngga sih, cinta itu rasa, tapi mencintai itu kata kerja. Jadi, lo harus saling bekerja sama untuk bisa memahami."
"Lo terbiass menghandle apa aja nyed. Sampe lo ngerasa ngga butuh orang lain. Itu jelek nyed. Kekerasan kepala, ego, kehebatan lo, kesuperiotitasan lo itu loh. Lo harus belajar merunduk untuk orang yang lo cinta. Serius. Berkuat sendirian itu ketololan yanh hakiki. Sadar ngga?"
Dan lalu, saya bertanya pada diri saya...
Berapa banyak orang nyed, yang pernah melihat lo nangis. Nangis karna pencapaian lo gagal. Nangis karna ngga dapetin apa yang lo mau. Berapa orang? Bahkan amor esetpun, jarang melihat saya kalah dan menjadi terpuruk. Mama dan papa. Diluar itu, hanya sesekali bila saya percaya dengan mereka.
Bahkan dalam sebuah kekalahanpun, lo ngga pernah ngijinin diri lo untuk menjadi lemah dan menangis.
I miss you.
Benyada Remals "dyzcabz"
Dan sisi egois saya berteriak pongah,
Jika cinta itu rasa, lalu mencintai adalah kata kerja,
Selayaknya dia harus berupaya untuk memahami saya.
Diperjuangkan dengan benar adalah bentuk lain dari "aku mencintaimu", kadang aku bukan hanya ingin mendengar bahwa aku dicintai.
Aku ingin melihat, bahwa kamu memperjuangkan kita. Hingga aku tau, bahwa sekalipun kita berbenturan, kamu akan selalu memelukku dengan caramu.
Komentar
Posting Komentar