hal yang paling saya benci, setelah papa pergi adalah... saya tidak punya tempat untuk mengeluh. saya tidak memiliki tempat untuk berkeluhb kesah dan menjadi manja. saya kehilangan "tempat ternyaman" di mana saya boleh menjadi apa adanya saya. Sebagaimana adanya saya, tanpa perlu berkuat dan terlihat hebat. Papa adalah tempat ternyaman saya. Dengan laki-laki tua itu, saya bisa marah semaunya. Saya bisa menangis dan memaki sepuas saya. Saya mengijinkan diri saya, terlihat lemah dan mampu mengeluhkan sakit saya bersama beliau. Itulah kenapa, ketika papa pergi, saya kehilangan separuh saya. Saya yang selalu "disembunyikan" didepan banyak orang. Yedijahnya papa. Nonanya papa. Saya yang manja. Sebab, saya pantang terlihat lemah didepan banyak orang. Saya tidak butuh dihibur banyak orang. Saya tidak butuh dikuatkan. Karna, bagi saya, seorang saya cukup untuk "membenahi" diri saya. Ya, saya... saya selalu berkuat dengan keberadaan saya. Saya tidak suka melemah...
Sebuah cerita...tentang Hidup. Tentang manusia. Tentang Cinta. Tentang hati. Tentang Bumi hari ini. Tentang kemanusiaan. Tentang kebebasan. Tentang rindu. Tentang mimpi. Tentang Tuhan. Tentang segala hal yang saya lihat, saya dengar, saya jalani dan saya rasakan!