Cerita tentang KEHILANGAN
Friday, April 10, 2015
9:12 PM
Nyatanya lebih menyakitkan DITINGGALKAN, daripada MENINGGALKAN…
Akhirnya 3 tahun tugas itu benar-benar SELESAI.
Saya mengucapkan syukur pada YESUS, karna penyertaanNYA dalam setiap suka dan duka yang terjadi dalam MENJALANKAN TUGAS itu.
Ketika saya selesai, satu hal yang mengganggu pikiran saya. OMA. Selama 3 tahun, saya tinggal bersama OMA saya. Ibu dari mama saya. Kami selalu memanggilnya OMA YO. Secara langsung selama 3 tahun ini, saya sangat terbiasa dengan keberadaan OMA YO.
Saya selalu meneriakkan nama OMA, setiap kali baru pulang dari mana saja. "Omaaaaa, saya pulang. Soreeeee…." atau ketika pamit ke tempat tugas. "Omaaaa, sa jalan dulu ya"
Keberadaan OMA bersama saya membuat saya merasa DITEMANI…
Oleh seseorang yang bisa MELINDUNGI SAYA.
Oma yo, sudah sangat menurun fungsi kognitifnya. Ciri khas GERIATRI yang benar-benar nyata saya liat. Oma sudah sangat arang berbicara, kecuali pada moment-moment tertentu. Nafsu makannya juga menurun. Semuanya terjadi 2 tahun belakangan ini.
Awalnya, OMA masih bisa untuk sarapan pagi sendiri. Saya sering menemani oma untuk sarapan juga. Mengingatkan oma tentang BEBERAPA NAMA ORANG yang OMA lupa. Tertawa mendengar celotehan kocak dari OMA.
Dan, saya benar-benar merasa kehilangan…
Sampai suatu hari, OMA mulai menurun. Mulai dari INSTABILITAS. OMA harus dimandikan, dituntun saat berjalan, disuapin. OMA harus mengenakan PAMPERS. OMA mulai makan bubur saring. Karena OMA sudah malas mengunyah.
Walaupun begitu, bagi saya… dia tetap OMA yang saya kenal dan tau.
Keberadaannya disisi saya, cukup untuk MEREDAM RINDU yang diam-diam mengintip tentang MAMA…
Saya terbiasa menceritakan segala hal pada OMA. Walaupun tanggapan yang keluar dari bibir tipis OMA sangat minim, "oooo,kaah?" , "Masaaa?", "adooooh,mereka tuh…" atau OMA menanggapi dengan SENYUMNYA dengan KETAWANYA.
Bagian yang paling terasa begitu NGANGENIN adalah MENEMANI OMA makan, beserta dengan MEMBUJUKNYA. Mulai ddengan NYANYI sampe JOGET bareng. Semua dilakukan untuk OMA. Supaya OMA mau buka mulut dan makan. Belum lagi, untuk minum obat. Belakangan ini, OMA punya ULKUS DEKUBITUS ditulang ekor, itu membuatnya sering kesakitan dan sangat tidak nyaman. Untuk menccegah infeksi, kami memberi OMA antibiotik.
Setiap kali malam tiba, saya selalu duduk diteras RUMAH OMA. Kadang, saya bergumam sambil menatap FOTO OPA.
Terlalu sepi,opa. Kemana perginya orang-orang yang dulu sering menemani OMA? Kemana perginya mereka yang dulu selalu disini saat OPA dan OMA masih kuat? Kemana perginya orang-orang yang DULUNYA selalu BERADA DISINI? Kenapa mereka begitu sulit menyisakan SEDIKIT SAJA WAKTUNYA untuk melihat OMA? Apa karena OPA sudah tidak ada? Dan OMA sudah tidak berguna lagi? Apa karena TANGAN OMA sudah begitu renta untuk membuat MAKANAN ENAK, sehingga OMA tidak memiliki MANFAAT apapun lagi? Bahkan hanya menyempatkan waktu sebentar saja sudah tidak sempat?
Mungkinkah karena OMA sudah TIDAK BERGUNA lagi? Karena OMA sudah menurun baik dalam hal daya ingat, OMA juga sudah begitu jarang berbicara. Saya bukan marah, saya hanya KECEWA… Kecewa, karena OMA yang dulunya begitu perhatian dengan banyak orang, pada akhirnya benar-benar menjadi seseorang yang TIDAK DIPERHATIKAN. Mereka datang, hanya JIKA ANAK-ANAK OMA datang. Tapi bukan datang untuk sekedar menjenguk OMA. Bercerita dengan OMA.
Mungkin benar, setiap orang punya kesibukan masing-masing.
Ketika OMA 1 bulan dirumah sakit. Kondisinya benar-benar menyedihkan. Kenapa? Karena dari semua KEPONAKAN, CUCU, juga KENALAN dan YANG SELALU MENYEBUTKAN DIRI MEREKA SAUDARA tidak ada yang menyempatkan waktu datang dan menjenguk.
Bukan meminta PENGHORMATAN atau PERHATIAN. Setidaknya, OMA pernah menjadi SESEORANG yang CUKUP BERJASA untuk KALIAN. Iyakan? Rasanya tidak terlalu berlebihan jika kalian MENENGOKNYA. Membuatnya memiliki semangat untuk sembuh…
Ah, sudahlah ROOS VAN DOOM itu sudah tiada. OMA YO, sudah tenang. Sudah pergi.
Sehari sebelum berangkat ke MANOKWARI, untuk mengurus berkas-berkas selesai PTT. Saya pamit pada OMA. Ketika malam itu saya datang, OMA sedang makan siang. Cukup lama juga OMA makan siang, 2 jam. Setelah itu, kami menonton TV. Saya melantunkan lagu "APAPUN JUGA MENIMPAMU", OMA melihat saya dan tersenyum. Menjelang malam, Oom-Oom saya datang. Seperti biasa, kami menyanyi dengan OMA. OMA juga ikut bernyanyi bersama kami. Saya duduk didekat oma, sisi kanan OMA, sambil mengusap tangannya yang masih lebam, karena FLEBITIS.
Saya berbisik pada OMA, bahwa besok saya harus ke MANOKWARI untuk mengurus SURAT. Saya kesana beberapa hari saja. Setelah itu saya balik dan menemani OMA lagi. Begitu ucap saya dengan pelan. OMA menjawab "Iya. Ati-ati."
Kemudian saya mengecup kening OMA, lalu pulang.
Dan, hari itu menjadi HARI TERAKHIR saya melihat OMA dalam KONDISI SADAR.
Benar-benar TERAKHIR KALINYA, saya melihat dan menatap OMA saya.
Selama diMANOKWARI, saya selalu bertanya pada MAMA UCI, tentang OMA.
Ketika malam, ke-2 di MANOKWARI dan kami makan malam bersama teman-teman.
Tiba-tiba saya mengingat OMA. Bahwa waktu perpisahan saya dengan OMA sudah hampir dekat. Saatnya pamit dan menjalani mimpi besar ini. Saatnya pulang kembali bersama MAMA.
Jauh didalam hati saya, saya bingung…
Bagaimana cara meninggalkan OMA?
Bagaimana cara terbaik untuk mengucapkan perpisahan?
Bagaimana cara paling benar untuk bilang "OMA sampe ketemu lagi"
Bahkan ketika saya membayangkan itu, airmata saya tergenang.
Karena saya tau, OMA akan sendirian.
Oma benar-benar sendirian.
OMA meninggalkan saya, bahkan sebelum saya sempat untuk pamit pada OMA.
Saya kehilangan orang yang biasanya saya temani makan, bercerita dan menceritakan…
Saat melihat OMA tergeletak tidak bergerak dan berdenyut lagi,
Saya tau OMA sudah pulang pada YESUS.
Setelah perjuangan panjangnya, akhirnya OMA BERISTIRAHAT dalam kedamaian.
Setelah TUGASNYA sebagai ANAK, IBU dan OMA bagi kami telah usai…
Saatnya dia pulang menghadap SANG MAHA CINTA yang memiliki hidup.
Ikhlas? Rela?
Tidak. Saya tidak sekuat itu. walaupun seharusnya begitu…
Saya masih berharap bahwa suatu hari nanti, saat saya KEMBALI LAGI ke sorong,
Saya masih mendapati OMA duduk diruang makan, sedang sarapan pagi.
Dengan mata setengah tertutup.
Atau saya masih berharap menikmati WANGI AROMA SABUN OMA, setiap kali habis mandi.
Akhirnya, OMA pergi, tanpa pernah mendengar KATA PAMIT dari saya.
Mungkin, OMA tau bahwa rumah akan semakin sepi.
Sehiingga lebih baik bila OMA berkumpul bersama semua yang OMA SAYANGI,
Di atas sana. Dirumah bapa. Dirumah yang senang…
Terima kasih OMA YO…
Rest in LOVE, my lovely grandma…
Salam manis buat Opa, Luly dan Mama Mi, juga Oma TUTI dan Goel.
6 april
Hari dimana saya begitu tersentak,
Karena salah satu ORANG TERSAYANG telah pergi.
Pergi dalam cinta dan kedamaian.
25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak! 5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...
Komentar
Posting Komentar