Langsung ke konten utama

Postingan

My Bare Face.

My bare face. Ini bukan endorse. Juga bukan review atas apapun. Ini aseli apa yang saya alami selama hidup saya. Kalimat seperti "kok muka lo iteman?", "Astaga bopeng lo keliatan", atau "yed, lo ga mau coba peeling aja?" Atau, "bekas jerawat lo beneran ganggu deh", atau "bedak lo harusnya ga gitu loh" Kamu pernah ngalamin hal ini? Saya pernah. Saya melewati fase "bullying" oleh orang-orang sekitar saya. Bukan oleh yang terdekat ya, tapi oleh teman2 SMP sampe SMA saya. Well, ketika saya dalam fase itu, saya tomboy. Saya ga peduli banget dengan semua makeup bahkan perawatan wajah. Yang saya pentingin, gimana jadi juara dan banggain papa-mama biar dapet uang jajan banyak hahahahahahahahahhaa.... Sampe sekarang sih ya, saya masih cuek2 aja. Hingga suatu hari, omongan2 nyelekit itu, iya omongan tentang gimana wajah saya seharusnya diperhatikan itu, membuat "pede" saya runtuh. Saya menjadi manusia yang e...

Cowo pinter itu sexy.

Cowo pintar itu sexy! Ups. But seriously, i always adore smart guy! Mungkin karena papa saya pinter ya. Jadi semua hal bisa didiskusiin sama beliau. Semua hal bisa ditanyain sama papa. Semua hal. Bahkan hal2 yang "bukan bidangnya" beliau, papa teman diskusi terbaik dan debat teralot. Kemaren, saya ACLS, dan diajar oleh SpJP yang masih muda (*tapi lebih tua dikit diatas saya) dan pinternya kebangetan! Hahahahahahahahahahahahhaa.... Saya suka banget denger orang yang jago menjelaskan hal2 yang saya "bingungi" secara detail. Bagi saya, cowo ga perlu cakep, tapi harus smart. Harus! Saya ngga respect dengan cowo "modal tampang" atau "ga nyambung" dalam hal apapun. Alias asbun karna ga bisa "masuk" dalam setiap topik. Jadi, setelah ACLS itu saya menemani Rasta untuk konsultasi tentang Tendonnya di salah satu RS Swasta dijatinegara. Saya kebetulan sedang berbaik hati untuj nemenin, walaupun capek-secapeknya. Tiba2, dr yang di ACLS itu le...

My Rules at UGD

My rules at UGD ACLS ke 3 kali. Kenapa sebanyak itu? Karna memang wajib,pak. Selain karna saya sangat "menggilai" cardiologi. Mengerikan ya? Rangkuman saya, ini bukan untuk awam sih, cuman catatan kecil yang saya buat, untuk ngingetin "ketololan" saya yang kadang melenceng dan miss... Semua pasien, buibuk lebih dari 45 tahun dan/atau yang sudah Menopause, sebaiknya di EKG. Semua pakbapak, mulai dari usia 45 tahun, di EKG. Apalagi dua hal diatas itu memiliki faktor resiko cardiovaskular coincidence, dm, ht, rokok, obese, riw pjk dalam keluarga (*1st degree), dislipidemia. Walaupun keluhan mereka bukan "angina tipikal", tapi "capek aja bawaannya", "sesak nafas yang ga bisa dijelaskan", atau "terasa lemas tiba2", atau "nyeri epigastrium", keluhan2 ini mungkin bagi kita bukan sebuah "pertanda" bahwa "ada kemungkinan" sebuah "sindrom koroner akut", tapi ini setara dengan serangan angin...

Siblings always do silly thing!(*am i rite?)

Se-receh ini. Saya abis mandi, lalu dandan. Well, sebenere cuman nyobain eyeshadow yang baru dibeli sih, sekaligus ngikutin tutorial beauty vlogger kenamaan. Karna dari semua set makeup, yang selalu membuat saya jatuh hati adalah eyeshadow. Saya suka banget pake eyeshadow nude, gold or smookey. I just love that. Dandan versi saya sih sebenere bukan "dandan" selengkap foundie, bedak, shimmer, shading dan teman2nya ya. Dandan versi saya itu cuman pelembab aja sih, plus eyeshadow "on" and  bold lipstick. Udah itu aja. Amor masuk kamar disaat saya lagi "dandan". "Ko mau kemana?" Saya menurunkan kaca muka dan melihat kearahnya. "Sejak kapan sa jalan harus minta izinnya ko?" (*Kembali menggoreskan kuas eyeshadow) Amor masih berdiri didepan pintu. "Ko jaga?" Saya kembali menurunkan kaca "eh gih urus tesismu ajalah ketimbang repot sama saya." "Ko mau kemana?" Dia bergeming didepan pintu. "Saya nggaaa...

Tentang Noke #43

Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, Terpujilah Tuhan. Rest In Love, Oom Frans Samuel. Saya memang tidak mengenalmu begitu dekat, walaupun namamu selalu saja papa sebut untuk membandingkan kisah sakitnya. Mau ke dokternya Pak Frans aja. Mau liat kondisinya sudah baikkan atau belum. Papa selalu mematokkan kondisinya dengan Oom Frans. Selalu. Hingga suatu sore, 11 bulan yang lalu, beliau pulang dari RS Hermina sehabis menjenguk Oom Frans yang sudah divonis harus hemodialisa. Sore itu, adalah sore terberat yang saya lewati dengan papa, kenapa? Karena sore itu, papa membuat pernyataan penting bahwa beliau tidak mau dicuci darahnya. Apapun ceritanya. Beliau melihat kondisi Pak Frans, teman seperjuangannya, sama2 DM sudah lama, dan sudah mengenai ginjalnya. Hingga fungsi ginjalnya sudah "reot" kalo bahasa awamnya. Sore itu papa duduk dengan saya dan mama, membuat pernyataan itu. Saya hanya tertegun melihat papa. Membantah? Tidak. Saya hanya mengangguk. Tapi lalu, Yesus m...

Kenapa "Tentang Noke?"

Kenapa "tentang Noke" Ada beberap orang yang pada akhirnya bertanya pada saya, kenapa saya harus menuliskan "tentang Noke". Kenapa saya menceritakan hal2 tentang papa setelah beliau pergi. Sebenernya, sejak lama saya menulis banyak hal tentang papa. Tentang perdebatan kita, tentang obrolan singkat kita, family time kita, tentang pemilihan sinodenya papa waktu itu, tentang banyak hal. Jadi kalo dibilang baru nulis tentang Noke disaat beliau pergi, itu keliru. Papa tau kok, saya menulis tentang dia. Dia pernah menerbitkan salah satunya di FBnya. Kenapa tentang Noke? Saya ingin mengabadikannya. Saya ingin membingkaikan kenangan2 saya bersama beliau. Cerita saya tentang beliau. Mungkin bahasa yang tepat, membingkai noke dari kacamata saya . Tentang Noke adalah separuh jiwa saya yang luruh bersama kepergian Noke. Saya membuatnya, supaya setiap kali saya merindukan ayah saya, saya punya "tempat kembali" dimana itu hanya milik saya. Tulisan ini tidak say...

Tentang Noke #42 (*Kekallah Kenangannya)

24 Januari Noke, pertama saya harus protes! Karna papa ngga ada, saya harus merangkap jadi sopir pribadi mama. Plus asisten. Hut GPIB Ekklesia Kalibata ke 48 tahun. Mama mendapat undangan, sebagai wakil papa yang pernah menjabat sebagai KMJ disana tahun 1991-1992 . Waktu itu umur papa 35 tahun, saya masih 3 tahun dan mama sedang mengandung Amor. Thats why, kenapa nama Amor itu "Ekklesi" (*Benni Amor Salutavi Ekklesi) dia lahir disitu. Di Ekklesia Kalibata, dan Papa menamakannya dengan kata itu, Sang Penyelamat Gereja. Keren ya? (*Dari namanya seolah dari awal papa tau, amor adalah penerusnya) Ekklesia yang tetap seperti dulu. Gedungnya. Bentuknya. Sama seperti dulu. Kembali pada jemaat tempat papa pernah melayani dulu sama seperti Nostalgia. Menyelami kenangan beliau disana. Saya (*dengan sangat terpaksa dan berat hati), siapa yang bisa menolak bujukan mama. Iyakan pa? Apalagi kalo mama udah buat muka susah. "Aduh mama pergi sendiri ya?" ,"Ga ada yang bisa...